Disemua Forum KTT ke-43 ASEAN, Jokowi Bahas Perdamaian

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Disemua forum Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ke-43 ASEAN Jakarta, Presiden RI Jokowi tak bosan-bosannya bicara perdamaian.
Dari forum yang diikuti oleh TIMES Indonesia, mayoritas Presiden ke-7 Indonesia tersebut tak pernah lupa membumbuhi kata "perdamaian" di semua pembahasan di depan banyak kepala negara ASEAN maupun negara mitra.
Advertisement
Misalnya, pada saat Presiden Jokowi memimpin Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ke-19 Asia Timur atau East Asia Summit (EAS), ia meminta kepada para peserta KTT untuk menjaga stabilitas dan perdamaian agar kemakmuran di kawasan dapat diciptakan.
"Semua yang duduk di ruang ini memiliki tanggung jawab yang sama-sama besar untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan," katanya.
"Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk tidak menciptakan konflik baru, untuk tidak menciptakan ketegangan baru, untuk tidak menciptakan perang baru," jelasnya.
Saat menggelar pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, di Jakarta Convention Center (JCC), pun, Presiden Jokowi juga menyinggung soal perdamaian.
Awalnya, Presiden Jokowi menyampaikan keprihatinannya pada situasi global saat ini. Ia mengatakan, saat ini dunia berharap besar pada PBB untuk menciptakan perdamaian.
Mantan Wali Kota Solo itu pun mendorong sinergitas ASEAN dan PBB dalam upaya menjaga perdamaian di kawasan. "Yang Mulia, diperlukan sinergi antara ASEAN dan PBB untuk menjaga perdamaian dan tangani isu penting di kawasan, termasuk isu Myanmar," katanya.
Ia juga menyampaikan soal Indo-Pasifik. Menurutnya, ASEAN kembali memberikan kontribusi bagi kawasan Indo-Pasifik melakukan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific atau AOIP.
"ASEAN kembali berikan kontribusi melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, yang diterjemahkan dalam kerja sama konkret," jelasnya.
Pada saat melakukan pertemuan dengan PM India Narendra Modi, Presiden Jokowi juga menyampaikan soal perdamaian. Hal itu disampaikan saat membuka KTT ke-20 ASEAN-India.
Awalnya, Presiden Jokowi menyampaikan, kerja sama ASEAN dan Indonesia selama ini sudah memberikan manfaat nyata bagi rakyat. Namun, kata dia, kolaborasi ini masih perlu terus optimalkan.
"Apalagi melihat potensi besar Samudra Hindia yang menghubungkan 33 negara dengan 2,9 miliar jiwa dan seperlima GDP dunia di 2025," kata suami Iriana itu.
Ia mengatakan, potensi besar Samudra Hindia itu bisa dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan ekonomi biru, ketahanan pangan, koneksivitas maritim, serta sumber energi laut yang berkelanjutan.
Sejalan dengan itu, lanjut Presiden Jokowi, ASEAN dan India perlu meningkatkan kerja sama dalam menanggulangi berbagai kejahatan maritim.
"Kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi, seperti perampokan, penyeludupan manusia, narkotika, dan juga illegal, unregulated, and unreported (IUU) fishing,” jelasnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Ia juga menyampaikan, laut hendaknya jadi tempat untuk saling bekerja sama bukan tempat berkonfrontasi. Ia pun meminta semua pihak untuk bersama menjaga stabilitas dan kedamaian di kawasan.
"Kita harus mempu menjadikan laut sebagai a sea of cooperation, bukan a sea of confrontation, yang harus terus dijaga stabilitasnya, yang harus terus dijaga kedamaiannya, dengan menghormati hukum internasional," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |