Peristiwa Internasional

Elon Musk Dituduh Ikut Campur dalam Invasi Rusia ke Ukraina

Jumat, 08 September 2023 - 14:55 | 47.50k
Elon Musk, owner X (dulu Twitter) dituduh ikut campur tangan dalam perang Rusia-Ukraina.(FOTO: The Guardian)
Elon Musk, owner X (dulu Twitter) dituduh ikut campur tangan dalam perang Rusia-Ukraina.(FOTO: The Guardian)

TIMESINDONESIA, JAKARTAElon Musk dicurigai ikut campur tangan dalam perang Rusia di Ukraina. Caranya dengan memutus akses Ukraina ke satelit Starlink di dekat pantai Krimea.

Alasan miliarder yang nama lengkapnya Elon Reeve Musk itu, dia khawatir serangan terhadap Krimea yang diduduki akan menjadi "Pearl Harbour mini" dan mengarah pada pembalasan nuklir Rusia.

Advertisement

Namun seperti dilansir Sky News, keputusan Elon Musk yang dilakukan tahun lalu itu dikecam pihak Ukraina.

Ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam ketidaktahuan dan ego Elon Musk karena telah menggagalkan serangan pesawat tak berawak milik Ukraina. "Warga sipil dan anak-anak terbunuh akibat campur tangan Musk," kata para pejabat Ukraina

Sebuah biografi baru tulisan Walter Isaacson yang akan dirilis pada hari Selasa depan, mengklaim Elon Musk telah memerintahkan para insinyur SpaceX untuk memutus akses Ukraina ke satelit Starlink di dekat pantai Krimea untuk mencegah serangan pesawat tak berawak yang mengejutkan terhadap kapal perang Rusia.

"Terkadang kesalahan lebih dari sekedar kesalahan. Dengan tidak mengizinkan drone Ukraina menghancurkan sebagian armada militer Rusia melalui campur tangan Starlink, artinya Elon Musk mengizinkan armada ini menembakkan rudal Kalibr ke kota-kota di Ukraina," kata penasihat kantor Zelensky, Mykhailo Podolyak.

"Akibatnya, warga sipil dan anak-anak terbunuh. Ini adalah harga dari campurtangan ketidaktahuan dan ego yang besar," tegasnya.

Biografi baru itu seperti dikutip CNN  menggambarkan bagaimana drone kapal selam Ukraina bersenjata mendekati target mereka ketika mereka "kehilangan konektivitas dan terdampar di darat meski tidak membahayakan".

Biografi tersebut menuduh Musk memerintahkan para insinyur Starlink untuk mematikan layanan di area serangan karena kekhawatirannya bahwa Vladimir Putin akan membalas dengan senjata nuklir terhadap serangan Ukraina di Krimea yang diduduki Rusia.

Musk seperti juga dilansir The Guardian, dilaporkan mengatakan bahwa Ukraina “bertindak terlalu jauh” dalam mengancam akan menimbulkan “kekalahan strategis” bagi Rusia.

Ancaman Musk untuk menarik komunikasi Starlink pada berbagai tahap konflik telah dilaporkan sebelumnya, namun ini adalah pertama kalinya ia dituduh memutus pasukan Ukraina di tengah operasi tertentu.

Tanggal serangan yang akan dilakukan tidak ditentukan. Musk dilaporkan menyebutnya sebagai "Pearl Harbor mini, meskipun pasukan Ukraina sebenarnya beroperasi di wilayah perairan mereka sendiri yang diakui secara internasional.

Musk, CEO perusahaan mobil listrik Tesla dan produsen roket dan pesawat ruang angkasa SpaceX, serta pemilik X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, awalnya setuju untuk memasok perangkat keras Starlink ke Ukraina setelah invasi besar-besaran Rusia mengganggu komunikasi Ukraina. 

Namun dia dilaporkan berubah pikiran setelah Kyiv berhasil menangkis serangan awal Rusia dan mulai melakukan serangan balik.

"Bagaimana kabarku dalam perang ini?," Musk bertanya secara retoris dalam sebuah wawancara dengan Isaacson.

"Starlink tidak dimaksudkan untuk terlibat dalam perang. Hal ini dilakukan agar orang-orang bisa nonton Netflix dan bersantai serta online ke sekolah dan melakukan hal-hal baik yang damai, bukan serangan drone," katanya 

Baik X maupun SpaceX tidak membalas permintaan komentar. Pada saat serangan drone kapal selam terjadi, menurut kutipan yang dilaporkan CNN, Mykhailo Fedorov, salah satu wakil perdana menteri Ukraina, memohon kepada Musk untuk memulihkan komunikasi Starlink.

"Saya hanya ingin anda, orang yang mengubah dunia melalui teknologi, mengetahui hal ini," kata Fedorov kepada Musk.

Namun, seperti dilaporkan Isaacson, Musk menolak, dengan mengatakan Ukraina sekarang bertindak terlalu jauh dan mengundang kekalahan strategis.

Musk di masa lalu juga menyampaikan poin-poin pembicaraan Rusia di Twitter, menyarankan agar beberapa bagian timur Ukraina diserahkan kepada Rusia untuk mencerminkan kehendak rakyat.

Sebuah studi oleh Komisi Eropa yang diterbitkan pekan lalu menemukan bahwa Twitter di bawah kepemilikan Musk telah memainkan peran penting dalam menyebarkan propaganda Rusia tentang perang Ukraina.

"Analisis awal menunjukkan bahwa jangkauan dan pengaruh akun-akun yang didukung Rusia telah berkembang lebih jauh pada paruh pertama tahun 2023, khususnya didorong oleh penghapusan standar keamanan Twitter," kata studi tersebut.

Kini biografi Elon Musk tulisan Walter Isaacson yang baru dan akan dirilis pada Selasa menuduh bagaimana miliarder itu ikut campur tangan dalam invasi Rusia ke Ukraina. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES