Korban Meninggal Badai Daniel Libya Mencapai 6000 Orang, Bantuan Mengalir

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Korban meninggal dunia akibat banjir dahsyat di kota Derna, Libya timur telah meningkat menjadi sekitar 6.000 orang, bantuan mulai mengalir.
Menurut pejabat setempat, seperti dilansir Al Jazeera, jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah seiring dengan berlanjutnya operasi pemulihan di kota pesisir yang dilanda Badai Daniel.
Advertisement
Sementara itu Kementerian Emigrasi Mesir menyatakan, pihaknya telah berhasil mengidentifikasi 87 jenazah warganya yang meninggal dunia di Libya akibat Badai Daniel.
"Jenazah tersebut telah dipulangkan oleh militer Mesir dan dimakamkan di kota masing-masing di Mesir," kata kementerian itu.
Libya menampung sejumlah besar diaspora Mesir, yang biasanya melintasi perbatasan darat ke arah timur, tempat sebagian besar wilayah yang dilanda badai berada.
Dari negara-negara di dunia, bantuan telah mengalir deras ke Libya.
UEA mengirimkan dua pesawat bantuan yang membawa 150 ton makanan, bantuan, dan pasokan medis.
Sebuah penerbangan Kuwait lepas landas dengan membawa 40 ton perbekalan.
Yordania mengirimkan sebuah pesawat militer yang memuat paket makanan, tenda, selimut dan kasur.
Tunisia dan Aljazair juga berjanji mengirimkan bantuan.
Uni Eropa akan menyediakan peralatan tanggap bencana dan pendanaan kemanusiaan ke Libya, kata Komisi Eropa.
Jerman, Rumania dan Finlandia juga mengirim tenda, tempat tidur dan selimut, 80 generator, bahan makanan, serta tenda rumah sakit dan tangki air.
Komisaris manajemen krisis Uni Eropa, Janez Lenarcic mengatakan blok tersebut juga telah mengeluarkan dana darurat awal sebesar 500.000 euro ($535.000).
"UE tetap siap untuk meningkatkan respons terhadap masyarakat yang paling terkena dampak di Libya yang sedang melalui masa sulit ini," katanya.
Pesawat Qatar yang membawa bantuan kemanusiaan juga telah mendarat di Benghazi.
Qatar mengirim dua pesawat yang membawa 67 ton bantuan kemanusiaan dan bantuan ke timur Libya sebagai bagian dari tanggap darurat terhadap wilayah yang terkena dampak banjir.
Pesawat-pesawat itu tiba di bandara Benina, Benghazi, lapor Kantor Berita Qatar.
Bantuan tersebut termasuk persediaan medis dan makanan serta rumah sakit lapangan yang disediakan oleh Dana Pembangunan Qatar.
Bantuan PBB Terbatas
Ketua UNICEF untuk Libya, Michele Servadei mengatakan, banjir telah menyapu bersih pembangunan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun di Derna.
Karena konflik internal selama bertahun-tahun, kota pesisir ini telah beralih dari fase darurat ke fase pembangunan dan pemulihan.
Namun banjir dahsyat yang disebabkan oleh Badai Daniel menghapus kemajuan yang dicapai di lapangan.
Selain itu, kata Servadei, persediaan PBB untuk merespons krisis ini juga terbatas karena penggunaannya dalam mengatasi krisis migrasi.
“Kami tidak mempunyai banyak persediaan darurat yang tersisa,” katanya kepada Al Jazeera dari Tripoli.
Servadei mengatakan badan PBB tersebut sekarang fokus pada penyediaan obat-obatan, menyiapkan dukungan psikologis dan pendaftaran keluarga untuk memetakan anak-anak tanpa pendamping.
Badai Daniel yang menyebabkan dua bendungan di Libya jebol telah menyapu kota Derna hingga menyebabkan 6000 orang meninggal dunia dan 10.000 orang lainnya hilang. Kini bantuan dari negara-negara di dunia mengaliri Libya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.