Mafia Italia Kaya Karena Bisnis Tomat, Begini Ceritanya!

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mafia Italia telah menemukan cara licik untuk mendapatkan kekayaan melalui bisnis saus tomat. Menurut Agro Mafia Observatory, organisasi yang mengawasi campur tangan mafia dalam bisnis pertanian di Italia, mafia Italia telah mencapai penghasilan sebesar 24.5 juta Euro hanya dari bisnis saus tomat pada tahun 2019.
Kelompok yang sering digambarkan dengan kegiatan kriminal dan bisnis gelap ini mendominasi perdagangan di Italia Selatan. Bagaimana Caranya dan kenapa bisa sampai seperti itu? Simak kisah selengkapnya berikut.
Advertisement
Italia: Raja Tomat Eropa
Sebagai informasi, negara asal spageti ini memegang predikat produsen tomat terbesar pertama di Eropa. Dilansir dari The Guardian negara ini bahkan menghasilkan 6.3 juta ton tomat pertahun pada 2022 mengalahkan Portugal dan Spanyol yang masing-masing hanya mampu menghasilkan 3.56 juta ton dan 1.48 juta ton di tahun yang sama.
Sebagai produsen saus tomat terbesar di Eropa, Italia bahkan menempati peringkat ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan China. Keberhasilan Italia dalam industri tomat sebagian besar terletak pada kondisi iklim yang ideal untuk pertumbuhan tomat yang berkualitas.
Kendali Mafia Terhadap Bisnis Pertanian
Namun, di balik keindahan ladang tomat tersebut tersembunyi kekuatan gelap Mafia Italia. Para gangster Negra Pizza tersebut memiliki kendali yang kuat terhadap sebagian besar bisnis pertanian di Italia Selatan, yang merupakan pusat produksi tomat. Mereka menggunakan berbagai taktik ekstorsionis untuk mengendalikan industri ini.
Para mafia memaksa petani untuk menyerahkan hasil panen mereka dan bahkan seringkali mengambil alih lahan pertanian untuk kepentingan pribadi mereka. Dengan cara ini, dipastikan bahwa semua produksi tomat di wilayah tersebut berada di bawah kendali para gangster. Selain itu, mafia Italia juga mempengaruhi pasar dengan menekan harga produk tomat. Hal tersebut membuat saus tomat buatan Italia tetap terjangkau dan dapat bersaing di pasar internasional.
Eksploitasi Buruh Asing
Untuk mencapai keuntungan besar dalam bisnis saus tomat, mafia Italia melakukan eksploitasi terhadap buruh asing, khususnya imigran dari Afrika Utara yang mencari suaka dan pekerjaan. Para buruh ini awalnya dijanjikan dokumen kontrak sebagai salah satu syarat untuk tinggal di Italia. Namun, kebanyakan dokumen tersebut ternyata palsu, sehingga izin tinggal mereka menjadi bermasalah.
Para buruh ini diperkerjakan selama 12 jam setiap hari tanpa libur, dan upah yang mereka terima sangat minim. Mereka hanya dibayar 3.5 Euro atau sekitar Rp. 57 ribu untuk satu kotak tomat segar yang baru dipetik, atau 5.5 Euro (sekitar Rp.90 ribu) untuk sekotak tomat cherry dengan berat minimal 300kg.
Dalam kondisi ini, para buruh kesulitan untuk mengumpulkan bahkan hanya 30 Euro atau sekitar Rp 500 ribu sehari. Bahkan, di tahun 2021, PBB memperkirakan terdapat 400.000 hingga 430.000 buruh yang bekerja di lahan pertanian di bawah kendali para mafia ini.
Kisah tentang mafia Italia yang memperkaya diri melalui bisnis saus tomat mengungkapkan sisi gelap industri pertanian di negara ini. Meskipun Italia merupakan produsen tomat terkemuka di dunia, kendali mereka dalam bisnis ini menjadi ancaman serius bagi para petani dan pasar internasional.
Dengan upaya keras, pemerintah dan organisasi pengawas seperti Agro Mafia Observatory berusaha untuk memerangi campur tangan mafia Italia dalam bisnis pertanian demi menjaga integritas industri ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.