Serangan Rusia di Ukraina Dekati Wilayah NATO

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rusia makin brutal dalam melanjutkan perang agresinya terhadap Ukraina, dan telah mengenai infrastruktur Ukraina yang dekat dengan NATO.
Sementara itu empat jet tempur F-16 Angkatan Udara AS telah tiba di Pangkalan Udara Fetesti di Rumania untuk menambah pengawasan udara NATO di wilayah Laut Hitam.
"Saya menyambut baik pengerahan jet tempur F-16 tambahan Amerika Serikat ke misi pengawasan udara NATO di Rumania," kata penjabat Juru Bicara NATO, Dylan White.
"Ini mengirimkan pesan yang jelas bahwa kami akan melindungi setiap Sekutu," ujar Dylan.
Saat ini serangan Rusia semakin brutal dalam melanjutkan perang agresinya terhadap Ukraina, bahkan telah mengenai infrastruktur Ukraina yang dekat dengan NATO.
"Kami telah melihat sejumlah serangan terhadap infrastruktur Ukraina yang sangat dekat dengan wilayah NATO. Kami tetap waspada dan menjalin kontak erat dengan Sekutu di wilayah tersebut," ujar Dylan lagi
Menyusul invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, NATO telah memperkuat kehadirannya di bagian timur Aliansi, termasuk dengan kelompok tempur multinasional baru, lebih banyak kehadiran udara dan maritim, serta penerbangan pengawasan reguler.
Melukai Dua Orang
Serangan drone Rusia selama dua jam terbaru, telah melukai dua orang dan merusak infrastruktur pelabuhan di Izmail, Odessa.
"Selama dua jam, teroris Rusia menyerang wilayah Odessa dengan serangan drone," kata gubernur wilayah tersebut, Oleg Kiper di Telegram .
"Sebagian besar drone ditembak jatuh," tambahnya.
Ia mengatakan infrastruktur pelabuhan di distrik Izmail rusak dan dua pria pengemudi truk terluka.
"Salah satu dari mereka langsung mendapat pertolongan medis, yang kedua mengalami cedera tangan parah dan dirawat di rumah sakit," kata Kiper.
Sebuah bangunan pos pemeriksaan, gudang yang jumlahnya tidak ditentukan, sekitar 30 truk dan enam van, juga rusak.
"Petugas pemadam kebakaran telah memadamkan api," ujarnya.
Pembangunan Militer Berlanjut
Sementara itu, ISW (Institute for the Study of War) kelompok penelitian dan think tank nirlaba Amerika mengatakan, Vladimir Putin terus melanjutkan pembangunan militernya meskipun ada masalah mobilisasi.
"Putin mencoba menciptakan unit 'serangan' baru, namun masalah mobilisasinya tetap ada," kata ISW.
Serangan baru-baru ini terhadap armada Laut Hitam Rusia, termasuk serangan rudal besar-besaran terhadap markas besarnya yang dilaporkan menewaskan pemimpinnya, telah membuat armada Rusia "berkurang" namun masih mampu menjalankan fungsi intinya pada masa perang," kata Kementerian Pertahanan Inggris.
“Kerusakan fisik pada armada Laut Hitam hampir pasti parah, namun bersifat lokal," katanya dalam laporan intelijen hariannya.
"Armada tersebut hampir pasti masih tetap mampu memenuhi misi inti masa perang yaitu serangan rudal jelajah dan patroli keamanan lokal," katanya.
Namun, Kementerian Pertahanan mengatakan “kemungkinan besar” kemampuan armada tersebut untuk melanjutkan patroli keamanan regional yang lebih luas dan menegakkan blokade terhadap pelabuhan Ukraina akan menjadi “berkurang”.
“Kemungkinan besar kapal tersebut mengalami penurunan kemampuan dalam mempertahankan asetnya di pelabuhan dan melakukan pemeliharaan rutin.”
Kementerian Pertahanan menambahkan, bahwa serangan baru-baru ini juga berfungsi untuk melemahkan pengaruh Rusia di salah satu pelabuhan yang dikontrol langsung di wilayah pendudukan.
Begitu "semangatnya" Rusia melakukan serangan terhadap infrastruktur Ukraina, sampai-sampai sasarannya itu kini semakin mendekati wilayah NATO. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.