Peristiwa Internasional

Sekjen PBB Sebut Perlombaan Pengembangan Senjata Nuklir Makin Mengkhawatirkan

Rabu, 27 September 2023 - 18:23 | 54.48k
Rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir DF-41 Tiongkok dipamerkan dalam parade militer di Beijing untuk memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (China). (FOTO: CNA)
Rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir DF-41 Tiongkok dipamerkan dalam parade militer di Beijing untuk memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (China). (FOTO: CNA)

TIMESINDONESIA, JAKARTASekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan, perlombaan pembuatan senjata nuklir oleh sejumlah negara di dunia semakin mengkhawatirkan. Menurut Sekjen PBB, jumlah senjata nuklir terus meningkat untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade ini.

Sekjen PBB menyesalkan 'kegilaan' perlombaan senjata nuklir baru akhir-akhir ini, dan menyerukan adanya upaya revitalisasi untuk mengurangi dan pada akhirnya menghilangkan senjata-senjata tersebut. Sekjen PBB mengatakan hal itu pada sidang terakhir Majelis Umum PBB, Selasa (26/9/2023).

Dunia, kata Sekjen PBB, sedang terjun ke dalam perlombaan senjata nuklir baru dan ia memperingatkan akan adanya gambaran pemusnahan yang menyelimuti dunia.

Sekjen PBB menyerukan adanya upaya revitalisasi untuk mengurangi dan pada akhirnya menghilangkan senjata-senjata tersebut.

Saat ini negara-negara bersenjata nuklir sedang memperluas dan memodernisasi persenjataan mereka.

"Perlombaan senjata baru yang mengkhawatirkan sedang terjadi. Jumlah senjata nuklir bisa meningkat untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade," kata Sekjen PBB dihadapan Majelis Umum pada hari terakhir sidang tahunannya itu.

"Setiap penggunaan senjata nuklir, kapan pun, dimana pun, dan dalam konteks apa pun, akan menimbulkan bencana kemanusiaan yang sangat besar," tegas Sekjen PBB.

"Pedang nuklir kembali diguncang. Ini gila. Kita harus berbalik arah," katanya lagi.

Pada bulan Juni, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) melaporkan bahwa negara-negara kekuatan nuklir di dunia, terutama China, telah meningkatkan investasi persenjataan mereka selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2022.

Meskipun jumlah total hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh Inggris, China, Perancis, India, Israel, Korea Utara, Pakistan, Rusia dan Amerika Serikat telah turun sekitar 1,6% menjadi 12.512 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun SIPRI mengatakan, tren penurunan tersebut berada di titik  puncak, dan kini mereka balik lagi.

Menurut SIPRI, tidak termasuk hulu ledak yang dijadwalkan untuk dibongkar, jumlah senjata nuklir yang bisa digunakan sebenarnya meningkat.

Peningkatan terbesar terjadi di China, yang meningkatkan persediaan hulu ledaknya dari 350 menjadi 410.

Sementara itu Korea Utara telah meningkatkan pengujian kekuatannya dalam mengirimkan senjata nuklir, seperti rudal jarak jauh dan kapal selam.

Guterres mengatakan situasi ini adalah masalah yang mendesak bagi dunia. Dia mengatakan negara-negara nuklir membuat persenjataan mereka lebih cepat, lebih akurat, dan lebih sulit dideteksi.

Guterres mengatakan upaya menghentikan proliferasi nuklir dan memajukan perlucutan senjata telah terkikis.

Untuk kembali ke jalur pengurangan senjata nuklir, ia menyerukan negara-negara berkomitmen untuk tidak pernah menggunakan senjata nuklir mereka dalam keadaan apa pun.

Pemimpin PBB tersebut mendesak penyegaran kembali dan penguatan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir dan Larangan Senjata Nuklir.

Sekjen PBB juga mendesak penerapan Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1996 namun masih belum berlaku karena beberapa negara utama belum bergabung.

"Dunia sudah terlalu lama berada di bawah bayang-bayang senjata nuklir. Mari kita mundur dari ambang bencana," ujar Sekjen PBB, Antonio Guterres. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES