Peristiwa Internasional

Ledakan di Rumah Sakit di Gaza, 500 Orang Meninggal Dunia

Rabu, 18 Oktober 2023 - 09:23 | 41.94k
Seorang yang terluka dirawat di Rumah Sakit Shifa setelah terjadi ledakan hebat di Rumah Sakit Al-Ahli di dekatnya. (FOTO: CNA/Reuters)
Seorang yang terluka dirawat di Rumah Sakit Shifa setelah terjadi ledakan hebat di Rumah Sakit Al-Ahli di dekatnya. (FOTO: CNA/Reuters)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah ledakan besar mengguncang sebuah rumah sakit di Kota Gaza, Selasa (17/10/2023) yang penuh dengan korban luka dan warga Palestina lainnya yang mencari perlindungan, dan dilaporkan 500-an orang meninggal dunia

"Ini adalah pembunuhan massal," teriak seorang ibu yang keluarganya ikut menjadi korban.

Advertisement

Ledakan di rumah sakit di Gaza itu memicu kecaman dan protes internasional yang luas di kedutaan besar Israel di beberapa negara.

Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi Palestina di Tepi Barat yang diduduki, yang menggarisbawahi kemarahan terhadap kepemimpinan Otoritas Palestina.

Pejabat Israel dan Palestina saling menyalahkan dan memicu protes di Tepi Barat dan sekitar Timur Tengah.

Otoritas kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan, itu adalah  serangan udara Israel yang menyebabkan ledakan.

Sementara militer Israel menuduh, itu adalah  peluncuran roket yang gagal dilakukan oleh kelompok militan Jihad Islam Palestina.

Seorang kepala pertahanan sipil Gaza mengatakan 300 orang meninggal dunia dalam ledakan itu, namun  pejabat kementerian kesehatan menyebutkan 500 orang yang meninggal dunia.

Hingga Rabu (18/10/2023) pagi ini belum ada pihak yang merasa bertanggungjawab atas ledakan mematikan itu.

Sebelum ada ledakan di rumah sakit itu, Selasa, otoritas kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 3.000 orang meninggal dunia dalam pemboman Israel selama 11 hari yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Serangan Hamas itu menewaskan 1.300 orang dari komunitas Israel selatan dan sekitar 200 orang disandera Hamas di Gaza.

Gaza, daerah kantong sepanjang 45 km yang dihuni 2,3 juta orang itu telah diperintah Hamas sejak tahun 2006.

Hamas dicap sebagai teroris oleh AS

Ledakan di rumah sakit ini terjadi menjelang kunjungan Presiden AS, Joe Biden ke Israel untuk menunjukkan dukungan bagi negara tersebut dalam perangnya melawan Hamas. Salah satu tujuan AS adalah mencegah konflik meluas.

Joe Biden saat ini sedang dalam perjalanan ke Israel dimana ia akan bertemu dengan  Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Namun pertemuan puncak yang direncanakan di Amman dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan para pemimpin Yordania dan Mesir telah dibatalkan gara-gara ledakan itu.

Di tengah berlanjutnya pemboman Israel terhadap Gaza, warga Palestina menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, karena bantuan masih belum diizinkan masuk ke wilayah kantong yang terkepung tersebut.


Harus Diadili

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan para pejabat Israel harus diadili atas kejahatan mereka terhadap rakyat Palestina.

Ayatollah Seyyed Ali Khamenei seperti dilansir media Iran, Farsnews Agency juga memperingatkan, bahwa tidak ada yang bisa menghentikan pejuang perlawanan jika rezim Zionis bersikeras melakukan pembantaian warga Gaza di daerah kantong yang terkepung.

Ayatollah Seyyed Ali Khamenei  menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan sekelompok elit akademis dan pakar ilmiah di Teheran pada hari Selasa, ketika situasi di wilayah yang terkepung dengan cepat memburuk di tengah pemboman yang tak henti-hentinya dilakukan oleh militer Israel.

Ditekankan, bahwa negara-negara Muslim marah atas pemboman Israel di Jalur Gaza. Rahbar menyatakan, jika kejahatan ini terus berlanjut, umat Islam dan kekuatan perlawanan akan menjadi tidak sabar, dan tidak ada yang bisa menghentikan mereka.”

“Ini adalah fakta yang ada. Tentu saja, apapun yang dilakukan rezim Zionis, tidak akan mampu menutupi skandal kegagalan yang dideritanya,” tambahnya.

Ayatollah Khamenei mengatakan bahwa apa yang ada di depan mata seluruh dunia di Palestina adalah “kejahatan genosida rezim Israel”.

Di bagian lain dalam sambutannya, Pemimpin Tertinggi Iran ini menegaskan bahwa klaim beberapa negara bahwa Palestina telah membunuh warga sipil adalah salah, karena semua yang tinggal di permukiman di wilayah pendudukan itu bersenjata.

"Sekarang anggaplah mereka adalah warga sipil. Berapa banyak warga sipil yang terbunuh? Rezim pendudukan ini membunuh warga sipil ratusan kali lebih banyak; perempuan, anak-anak, orang tua dan remaja. Angkatan bersenjata tidak tinggal di gedung-gedung Gaza. Mereka berada di tempatnya masing-masing. Mereka (Israel) juga mengetahuinya. Ini semua adalah manusia. Mereka memilih tempat-tempat ramai dan menyerangnya… Pemerintahan rezim Zionis harus diadili hari ini,” tegasnya.

Ayatollah Khamenei juga mencatat bahwa banyak informasi menunjukkan bahwa AS sedang merumuskan kebijakan saat ini dengan rezim Zionis.

"Amerika harus mempertimbangkan tanggung jawab mereka [terkait kejahatan Israel di Gaza]… Pengeboman harus segera dihentikan," tambahnya.

Kini keadaan semakin parah setelah sebuah ledakan hebat terjadi di sebuah rumah sakit yang penuh dengan warga Palestina yang penuh luka akibat pemboman Israel di Kota Gaza. Padahal tempat itu menjadi salah satu tempat untuk mencari perlindungan, dan dalam ledakan kemarin dilaporkan 500 orang meninggal dunia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES