Peristiwa Internasional

Puluhan Ribu Perempuan Islandia Termasuk Perdana Menteri Mogok Kerja

Rabu, 25 Oktober 2023 - 07:59 | 29.37k
PM Islandia Katrín Jakobsdóttir (FOTO: The Economic Times)
PM Islandia Katrín Jakobsdóttir (FOTO: The Economic Times)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Puluhan ribu perempuan di Islandia termasuk Perdana Menterinya, Katrin Jakobsdottir mogok kerja sebagai protes adanya kesenjangan upah gender dan meluasnya kekerasan berbasis gender.

Perdana Menteri Islandia, Katrin Jakobsdottir, bergabung dengan perempuan di seluruh negeri Islandoa dalam aksi mogok yang menuntut diakhirinya kesenjangan upah dan kekerasan berbasis gender itu.

Advertisement

Pemogokan tersebut, yang disebut sebagai "hari libur perempuan", menyerukan perempuan dan individu non-biner untuk menolak pekerjaan yang dibayar dan tidak dibayar pada Selasa (24/10/2023).

Ini adalah pemogokan terbesar sejak aksi pertama di Islandia pada tahun 1975, yang menyebabkan negara tersebut mengeluarkan undang-undang yang menjamin persamaan hak.

Meskipun Islandia menduduki peringkat sebagai negara paling setara gender di dunia, masih terdapat kesenjangan upah berdasarkan gender.

Negara kepulauan vulkanik tersebut melakukan mogok kerja untuk mendorong diakhirinya kesenjangan upah dan kekerasan berbasis gender.

Katrin Jakobsdottir mengatakan, dia akan tinggal di rumah sebagai bagian dari "hari libur perempuan" itu, dan ia berharap perempuan lain di Kabinetnya juga melakukan hal yang sama.

"Kami belum mencapai tujuan kami untuk mencapai kesetaraan gender sepenuhnya dan kami masih mengatasi kesenjangan upah berbasis gender, yang tidak dapat diterima pada tahun 2023 ini," katanya seperti disampaikan kepada situs berita mbl.is

"Kami masih menangani kekerasan berbasis gender, yang merupakan prioritas pemerintah saya untuk mengatasinya," katanya

Penyelenggara pemerintahan ini menyerukan perempuan dan orang non-biner untuk menolak pekerjaan berbayar dan tidak berbayar, termasuk pekerjaan rumah tangga, selama mogok satu hari tersebut.

Sekolah dan sistem kesehatan, yang memiliki tenaga kerja yang didominasi perempuan, mengatakan, mereka menjadi yang sangat terkena dampak pemogokan itu.

Stasiun penyiaran nasional RUV mengurangi siaran televisi dan radio pada hari itu.

Aksi mogok kerja pada hari Selasa ini disebut-sebut sebagai aksi mogok terbesar sejak aksi pertama di Islandia pada tanggal 24 Oktober 1975, ketika 90 persen perempuan menolak bekerja, bersih-bersih, atau mengasuh anak, untuk menyuarakan kemarahan terhadap diskriminasi di tempat kerja. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES