Ribuan Orang Palestina Terjebak di Rumah Sakit Saat Israel Terus Menyerang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ribuan pengungsi Palestina beserta pasien termasuk bayi-bayi yang baru lahir terjebak di dalam rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa yang terus menerus dihujani bom oleh tentara Israel.
Ada antara 600 hingga 650 pasien, 200 hingga 500 petugas kesehatan, dan sekitar 1.500 pengungsi internal terjebak di dalam rumah sakit Al-Shifa.
Advertisement
Mereka terjebak tidak bisa kemana-mana karena tank dan kendaraan artileri mengepung rumah sakit
Israel, tanpa pernah memberikan bukti, menuduh Hamas menyembunyikan pos komando di dalam dan di bawah kompleks rumah Sakit Al-Shifa tersebut.
Meskipun pihak Hamas maupun Kementerian Kesehatan Gaza sudah berulangkali memberi bantahan, namun dengan brutal Israel masih tetap saja menjadikan rumah sakit itu obyek sasaran terkini.
Pasokan listrik sudah dihancurkan, sehingga ruang operasi benar-benar tidak dapat digunakan di rumah sakit terbesar di Gaza itu.
Situasi di Rumah Sakit Al-Shifa kini menjadi sangat krisis dan semakin parah dari layanan kesehatan di Gaza.
"Rumah sakit terbesar kedua di wilayah tersebut, Al-Quds juga tidak bisa beroperasi," kata pihak Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN bahwa tidak ada alasan” pasien tidak dapat dievakuasi dari Al-Shifa.
Israel, kata dia, bahkan membuka koridor evakuasi di sana pada Minggu.
Namun Komite Palang Merah Internasional mengatakan tidak ada seorang pun yang bisa melewati koridor tersebut. Direktur rumah sakit mengatakan orang-orang takut untuk keluar rumah sakit.
Dalam wawancara tersebut, Netanyahu menolak menjawab apakah ia akan bertanggung jawab atas kegagalannya mencegah serangan 7 Oktober terhadap Israel, dan mengatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan “sulit” tersebut hanya akan muncul ketika perang telah usai.
Jumlah korban meninggal dunia dari warga Palestina mencapai angka 11.070 orang, dimana duapertiganya adalah perempuan dan anak di bawah umur.
Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, yang merupakan bagian dari pemerintahan Hamas, yang tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militan.
"Setidaknya 1.200 orang tewas di Israel, terutama dalam serangan awal Hamas, dan 41 tentara Israel tewas di Gaza sejak serangan darat dimulai," kata para pejabat Israel, Sabtu (12/11/2023).
Pejabat kesehatan dan orang-orang yang terjebak di dalam rumah sakit terbesar di Gaza Al-Shifa itu membantah tentang klaim Israel yang mengaku aku membantu bayi dan orang lain dievakuasi pada hari Minggu.
Sebab yang nyata-nyata terjadi adalah pertempuran terus berlanjut di luar fasilitas dimana inkubator sudah tidak bisa digunakan tanpa listrik, begitu itu fasilitas penting lainnya.
Benjamin Netanyahu menolak seruan desakan gencatan senjata, kecuali 240 sandera yang ditangkap oleh Hamas dalam amukan 7 Oktober lalu, dibebaskan.
Sehari setelah Netanyahu mengatakan Israel mengerahkan “kekuatan penuh” untuk mengakhiri 16 tahun kekuasaan Hamas di Gaza, warga melaporkan serangan udara besar-besaran dan penembakan, termasuk di sekitar Rumah Sakit Shifa .
Di rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa itu, ribuan orang yang terdiri dari pasien dan staf , terjebak di dalam karena pertempuran di dekatnya, menurut pejabat kesehatan dan lembaga bantuan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |