Peristiwa Internasional

Tidak Dibebaskan, Sandera Justru Dibunuh Tentara Israel

Sabtu, 16 Desember 2023 - 11:24 | 26.50k
Inilah tiga warga Israel yang seharusnya ditolong untuk dibebaskan namun justru dihujani tembakan oleh tentara Israel. (FOTO: The Washington Post)
Inilah tiga warga Israel yang seharusnya ditolong untuk dibebaskan namun justru dihujani tembakan oleh tentara Israel. (FOTO: The Washington Post)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kebrutalan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuai hasilnya, tiga sandera warga Israel yang seharusnya ditolong untuk dibebaskan justru dihujani tembakan dan mereka tewas di Gaza. 

IDF juga mengakuinya, secara keliru menembak dan membunuh tiga sandera Israel di Gaza yakni Yotam Haim, Kfar Aza
Samer Talalka dan Alon Shamriz, diculik dari kibbutz Kfar Aza.

Advertisement

satu lagi warga Israel yang namanya disembunyikan pihak keluarganya.

IDF mengaku salah mengidentifikasi ketiganya sebagai ancaman.

Sementara itu, Amerika Serikat menegur Israel atas serangan berulang kali terhadap militer Lebanon karena dikhawatirkan konflik di Gaza akan meluas.

Pasukan Pertahanan Israel mengatakan, mereka keliru mengidentifikasi tiga sandera asal Israel itu di Gaza sebagai ancaman dan ditembak mati.

“Selama pertempuran di Shejaiya (di Gaza utara), IDF secara keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman. Akibatnya, tentara menembak ke arah mereka dan mereka terbunuh," kata juru bicara IDF, Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan, Jumat.

"Saat dilakukan penggeledahan dan pemeriksaan di sekitar lokasi kejadian, timbul kecurigaan terhadap identitas almarhum. Jenazah mereka kemudian dipindahkan ke wilayah Israel untuk diperiksa, setelah itu dipastikan bahwa mereka adalah tiga sandera Israel," tambahnya.

Yotam Haim diculik dari kibbutz, Kfar Aza
Samer Talalka diculik dari kibbutz Nir Am dan Alon Shamriz, diculik dari kibbutz Kfar Aza.

"IDF segera meninjau insiden tersebut," tambah Hagari.

"IDF menekankan bahwa ini adalah zona pertempuran aktif dimana pertempuran yang sedang berlangsung selama beberapa hari terakhir telah terjadi. Pelajaran langsung dari kejadian ini telah dipetik, yang kemudian diteruskan kepada seluruh pasukan IDF di lapangan," tambah dia.

"IDF menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden tragis tersebut dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga. Misi nasional kami adalah menemukan dan memulangkan semua sandera," kata Hagari lagi.

Amerika Serikat menyebut kematian tiga sandera warga Israel itu sebagai hal yang memilukan.

"Gedung Putih tidak memiliki visibilitas yang sempurna tentang bagaimana hal ini terjadi," kata Kirby.

Presiden AS Joe Biden telah diberi pengarahan oleh tim keamanan nasionalnya mengenai pembunuhan tersebut, tambahnya.

"Ini memilukan. Sungguh tragis. Berita ini keluar dari Gaza hari ini tentang para sandera yang terbunuh dalam sebuah penggerebekan. Saya ingin berhati-hati di sini untuk tidak berbicara terlalu banyak secara spesifik karena kita tidak memiliki pemahaman yang sempurna tentang bagaimana operasi ini terjadi dan bagaimana kesalahan tragis ini terjadi," kata Kirby kepada wartawan, Jumat.

Kirby menambahkan bahwa dia yakin Israel akan menyelidiki bagaimana hal ini terjadi namun menolak untuk membuat penilaian luas mengenai keadaan spesifik tersebut.

Pasukan Keamanan Israel (IDF) mengakui pada hari Jumat bahwa pihaknya secara keliru menembak ketiga sandera tersebut setelah mereka salah diidentifikasi sebagai ancaman.

Jurnalis Juga Dibunuh

Juru kamera Al Jazeera, Samer Abudaqa  juga meninggal dunia karena luka yang dideritanya akibat kebrutalan serangan Israel terhadap Khan Younis di Gaza selatan.

Jaringan TV tersebut pada Jumat melaporkan, Samer Abudaqa terjebak di sebuah sekolah di Haifa, tempat dia menjalankan tugasnya saat sekolahan tersebut dibombardir pesawat tempur Israel Jumat pagi.

Menurut wartawan di Gaza, ambulans dilarang oleh tenta Israel untuk memberikan pertolongan darurat terhadap juru kamera yang saat itu terluka parah dan jaringan tersebut mengatakan bahwa Samer Abudaqa terjebak di sana dan mengalami pendarahan selama lima jam.

Sedikitnya 17 orang tewas dan puluhan lainnya terluka pada Jumat pagi itu setelah artileri Israel juga menghujani tembakan sekolah Haifa dan sebuah rumah tempat tinggal di Khan Youni.

Khan Younis telah dibombardir secara besar-besaran oleh militer Israel sejak gencatan senjata berakhir antara Hamas dan Israel gagal pada 1 Desember lalu.

Serangan udara Israel juga melukai Koresponden Al Jazeera Wael Dahdouh, yang berbasis di Qatar.

Al Jazeera juga sempat menyiarkan video saat Dahdouh yang menerima perawatan di rumah sakit karena luka di lengan kanan dan perut sambil menangis kesakitan.

Jaringan Media Al Jazeera mengutuk keras serangan pesawat tak berawak Israel terhadap sebuah sekolah di Gaza yang mengakibatkan terbunuhnya juru kamera Samer Abudaqa itu.

Jaringan itu juga meminta pertanggungjawaban Israel karena secara sistematis menargetkan dan membunuh jurnalis Al Jazeera dan keluarga mereka.

Dalam pemboman hari ini di Khan Younis, pesawat tak berawak Israel menembakkan rudal ke sebuah sekolah tempat warga sipil mencari perlindungan, yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Setelah Samer terluka, dia dibiarkan mati kehabisan darah selama lebih dari 5 jam, karena pasukan Israel mencegah ambulans dan petugas penyelamat untuk menolongnya, sehingga tidak memberikan perawatan darurat yang sangat dibutuhkan.

Dengan terbunuhnya Samer Abudaqa, jumlah jurnalis dan pekerja media yang terbunuh di Gaza telah mencapai lebih dari 90 orang.

Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober lalu dslna membunuh sekitar 1.200 orang serta menyandera sekitar 240.

Israel kemudian membalas dengan perang besar-besaran sampai sekarang dan telah membunuh 18.800 warga Palestina tanpa pandang bulu dimana 70% lebih adalah anak-anak kecil dan perempuan, bahkan tiga warga Israel yang disandera pun dibunuh.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES