Penduduk Dunia Bertambah Sebanyak 75 Juta pada 2023, ini Penjelasannya!

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Data mengejutkan diperoleh dari Badan Sensus Amerika Serikat. Lembaga ini menyebutkan bahwa dalam jangka waktu setahun yakni 2023, jumlah penduduk di dunia bertambah hingga 75 juta jiwa. Angkanya pertumbuhan penduduk tersebut menurun dibandingkan tahun 2022.
Hal ini menjadikan jumlah total penduduk dunia mendekati 8 milyar jiwa pada awal tahun 2024. Padahal, dilansir dari laman resmi PBB jumlah penduduk dinyatakan sebanyak 8 milyar jiwa pada November 2022. Pertumbuhan angka kepadatan penduduk ini menandai dinamika perubahan dalam struktur dan kebijakan populasi di berbagai negara.
Advertisement
Tingkat pertumbuhan penduduk global yang hampir mencapai 1% menimbulkan sejumlah tantangan, terutama dalam hal keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam. Namun, di balik tantangan tersebut, terbuka pula peluang untuk mendorong inovasi dan kolaborasi global dalam memecahkan masalah yang kompleks.
Dilansir dari AP Amerika Serikat, dengan pertumbuhan populasi sebesar 0,53% dalam satu tahun terakhir, menunjukkan tren pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan tingkat global. William Frey dari The Brookings Institution memprediksi bahwa tahun 2020-an bisa menjadi dekade pertumbuhan terendah dalam sejarah Amerika Serikat, melanjutkan tren yang dimulai sejak awal abad ke-21.
"Perlambatan pertumbuhan ini terkait dengan dampak pandemi COVID-19 yang mempengaruhi keputusan keluarga terkait perencanaan kehamilan dan migrasi," ungkap Frey.
Namun, ia juga mencatat bahwa kebijakan-kebijakan baru dan perubahan sosial dapat mempengaruhi arah pertumbuhan di masa mendatang.
Tantangan Terbesar dan Solusi yang Sudah Dilakukan
Dalam konteks ini, tantangan terbesar adalah memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat di tengah perubahan demografis. Pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mengembangkan solusi yang berkelanjutan dan inklusif.
Meskipun pertumbuhan global menciptakan tekanan terhadap sumber daya alam, juga terbuka peluang bagi inovasi teknologi dan energi terbarukan. Pengembangan teknologi yang ramah lingkungan dan kebijakan energi berkelanjutan dapat menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif pertumbuhan populasi terhadap lingkungan.
Selain itu, perlambatan pertumbuhan penduduk dapat membawa perubahan dalam struktur pasar tenaga kerja. Perusahaan dan pemerintah perlu mengadaptasi kebijakan dan strategi mereka untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam mendukung keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Di tingkat lokal, beberapa negara bagian di Amerika Serikat mungkin mengalami dinamika yang berbeda. Misalnya, di tengah perlambatan pertumbuhan nasional, beberapa wilayah perkotaan masih mengalami pertumbuhan yang signifikan akibat urbanisasi dan imigrasi.
Secara keseluruhan, dinamika pertumbuhan penduduk di awal 2024 memberikan gambaran kompleks dan bervariasi. Sementara tantangan keberlanjutan dan manajemen populasi perlu diatasi, peluang untuk inovasi dan kolaborasi global dapat membawa perubahan positif dalam menjawab panggilan zaman.
Dalam menghadapi realitas pertumbuhan penduduk yang melandai, Amerika Serikat dan dunia harus bersiap untuk menghadapi tantangan dan bersama-sama mencari solusi yang mencerminkan keberlanjutan, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |