Peristiwa Internasional

Israel Dituduh Menjadikan Remaja dan Jurnalis Sebagai Target

Senin, 15 Januari 2024 - 06:46 | 25.17k
Sebuah foto yang diambil dari Rafah, Gaza, menunjukkan asap mengepul di atas Khan Younis, Gaza, selama pemboman Israel pada 14 Januari. (FOTO: CNN/AFP/Getty Images)
Sebuah foto yang diambil dari Rafah, Gaza, menunjukkan asap mengepul di atas Khan Younis, Gaza, selama pemboman Israel pada 14 Januari. (FOTO: CNN/AFP/Getty Images)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pasukan Israel dituduh mentarget remaja dan jurnalis dalam kelanjutan pembunuhan yang dilakukannya di Gaza.

Minggu (14/1/2024), kemarin, lima remaja yang berumur 16-17 tahun dibunuh tentara Israel di tiga tempat yakni di Tepi Barat, el-Bireh dan di kamp pengungsi Ain Sultan, di utara kota Jericho.

Advertisement

Khaled Hmeidat, 16 dan Suleiman Kanaan, 17 dibunuh pasukan Israel di el-Bireh. Louay Al-Sufi, 16 dibunuh pasukan Israel di dalam kamp pengungsi Ain Sultan, di utara kota Jericho.

Dua warga Palestina lainnya dibunuh oleh pasukan Israel di Sair, utara Hebron, saat berada di dalam mobil yang menurut versi militer menerobos sebuah pos pemeriksaan.

Serangan Israel tiada henti sampai pada hari ke 100, sejak 7 Oktober 2023 hingga Minggu (14/1/2024) kemarin di Gaza yang menyebabkan jumlah kematia warga Palestina yang terbunuh di Tepi Barat total menjadi 352 orang, termasuk 94 anak-anak.

Bahkan dalam 24 jam terakhir tentara Israel telah membunuh 125 warga Palestina dan melukai 265 orang lainnya. Selain itu, saluran berita Mesir juga mengkonfirmasi bahwa tentara Israel juga telah membunuh seorang jurnalis, kameramen TV Al-Ghad, Yazan Al-Zuweidi di Gaza.

TV Al-Ghad juga mengkonfirmasi bahwa Yazan Al-Zuweidi dibunuh hari ini di Gaza, dan menuduh pasukan Israel mengincarnya. Setelah pembunuhan juru kamera tersebut, saluran tersebut mengimbau para pengamat hak asasi internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel.

Pada 14 Januari 2024, penyelidikan awal CPJ menunjukkan setidaknya 82 jurnalis dan pekerja media termasuk di antara lebih dari 24.000 orang yang dibunuh sejak perang dimulai pada 7 Oktober, dengan lebih dari 23.000 warga Palestina dibunuh di Gaza dan Tepi Barat serta 1.200 orang mati di Israel.

Sementara itu penggerebekan oleh tentara Israel sampai tadi malam terus-menerus dilakukan di Tepi Barat yang diduduki dan mereka terus memperbanyak pasukannya di sana. Terbaru, dua anak-anak Palestina dibunuh di dekat pemukiman ilegal Beit El, dekat Ramallah.

Tentara Israel mengeluarkan pernyataan kedua bocah di bawah umur itu dibunuh karena mencoba melemparkan bom molotov ke pangkalan militer dekat Ramallah. Salah satu jenazah mereka saat ini ditahan oleh pasukan pendudukan.

Sandera  Hamas

Sementara itu Hamas tadi malam merilis video tawanan di Gaza Video tersebut menunjukkan tiga sandera memohon kepada pemerintah mereka yakni Israel untuk menghentikan serangan tersebut.

"Besok kami akan menginformasikan nasib mereka," kata video tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Video terbaru itu muncul tak lama setelah seorang pejabat Hamas mengatakan kelompok itu kehilangan kontak dengan beberapa tawanan di tengah pemboman Israel yang tiada henti itu.

Sampa hari ke-100 perang ini, di Israel, keluarga dan pendukung para sandera yang tersisa, berkumpul di Hostages Square. Sementara protes meletus di seluruh dunia pada akhir pekan yang menyerukan gencatan senjata.

Di Gaza, kelaparan juga terus membayangi seiring dengan meningkatnya jumlah korban jiwa. Sedangkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kemarin bersumpah bahwa Israel tidak akan menghentikan perangnya.

Israel, kata Benjamin Netanyahu akan terus mengejar kemenangan total. "Tidak ada yang akan menghentikan kita, tidak Den Haag, tidak Poros kejahatan dan tidak ada orang lain," katanya.

"Kematian besar-besaran, kehancuran, pengungsian, kelaparan, kehilangan, dan kesedihan selama 100 hari terakhir menodai kemanusiaan kita bersama," kata kepala badan pengungsi Palestina di PBB, kemarin.

Kekhawatiran akan eskalasi regional terus membara setelah serangan kemarin dan Jumat oleh Amerika Serikat dan Inggris terhadap posisi militer Houthi di Yaman, dan baku tembak antara IDF dan Hizbullah di perbatasan Israel dengan Lebanon.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina lebih dari 23.900 orang telah dibunuh di Gaza sejak perang dimulai, dan lebih dari 60.000 orang terluka, serta ribuan lainnya hilang dan diperkirakan meninggal dunia di bawah reruntuhan bangunan.

Pejabat militer Israel mengatakan sedikitnya 186 tentaranya mati dalam invasi darat ke Gaza, yang terjadi setelah 1.200 orang tewas dan sekitar 240 sandera disandera setelah Hamas melancarkan serangan multi-cabang terhadap Israel pada 7 Oktober. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES