Peristiwa Internasional

Istri Dubes Iran dan Palestina Berliterasi di MIN 8 Jakarta

Selasa, 16 Januari 2024 - 19:48 | 139.88k
Dari kiri ke kanan: Ms. Arefeh; Nia S Amira (Konsultan Pendidikan dan Media); Madame Fatena Alshun (istri Dubes Palestina); Madame Elaheh Boroujerdi (istri Dubes Iran); dan Hj. Nur Laila Lubis, Lc. (Kepala Sekolah MIN 8 Jakarta)
Dari kiri ke kanan: Ms. Arefeh; Nia S Amira (Konsultan Pendidikan dan Media); Madame Fatena Alshun (istri Dubes Palestina); Madame Elaheh Boroujerdi (istri Dubes Iran); dan Hj. Nur Laila Lubis, Lc. (Kepala Sekolah MIN 8 Jakarta)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Senin pagi, di awal Minggu kedua bulan Januari 2024, Kepala Sekolah MIN 8 Jakarta setingkat Sekolah Dasar, Nur Laila, Lq. menyambut para tamunya, Madame Elaheh Boroujerdi dari Kedubes Republik Islam Iran dan Madame Fatena Alshun dari Kedubes Palestina dengan Palang Pintu dan Berbalas Pantun, kesenian khas Betawi. 

Kedua istri duta besar yang ditemani para staf begitu antusias dengan atraksi Pencak Silat yang diperagakan dua orang pemuda sebelum jalan masuk bagi para tamu dibuka. 

Advertisement

Tari-ondel-ondel.jpgTari ondel-ondel yang dibawakan oleh para siswi kelas 1 dan 2 MIN 2 Jakarta

Nur Laila ingin memperkenalkan tradisi Betawi. Termasuk tarian ondel-ondel yang dibawakan para siswi kelas 1 dan 2 Madrasah Ibtidayah Negeri 8 yang telah banyak mengukir prestasi. 

Kepala Sekolah yang telah mengabdi 20 tahun sebagai guru bangsa, Nur Laila, Lc. lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, ini ingin membawa sekolah yang dipimpinnya berwawasan lebih luas di dunia internasional.

Setelah para tamu duduk di kursi undangan, tujuh orang siswi kelas 1 dan 2 turun ke lapangan. Mereka membawakan tarian ondel-ondel dengan penuh keceriaan dan kelucuan. 

Para anak didik yang dibalut pakaian tari khas Betawi itu menari dengan riang diiringi lagu ondel-ondel. Di akhir tarian, dua orang siswi tiba-tiba menghampiri tampat duduk para tamu undangan dengan membawa sekuntum mawar merah. Masing-masing diberikannya kepada Madame Elaheh dan Madame Fatena. Tentu saja keduanya merasa senang menerima kejutan itu.

Istri-Dubes-Iran-b.jpgMadame Elaheh Boroujerdi menerima cinderamata dari  Kepala Sekolah MIN 8 Jakarta

Lagu Atouna Toufoule yang dinyanyikan group Marawis MIN 8 Jakarta mengiringi kedua tamu kehormatan beranjak ke ruangan yang udaranya lebih sejuk. Mereka  melaksanakan program literasi bersama para anak didik. 

Lagu Atouna Toufoule diciptakan oleh Remi Bandali, anak asal Lebanon pada tahun 1982. Lagu itu menggambarkan kesedihan anak-anak Palestina dan Lebanon yang kehilangan masa kecilnya akibat perang yang terjadi di negara mereka. 

Persembahan para anak didik MIN 8 Jakarta dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Nur Laila tentang profil sekolah dan para anak didiknya yang ternyata kecil-kecil cabe rawit. Anak didiknya itu  banyak memenangkan lomba-lomba berkelas tingkat provinsi dan nasional. Seperti Menghafal Ayat Hadis, Menghafal Ayat Al Quran, Tahfiz, Lomba azan, MTQ dan lainnya. 

Nur Laila yang menyampaikan sambutannya dalam bahasa Arab dengan fasih. Ia merasa senang dengan kedatangan Madame Elaheh dan Madame Fatena. 

Waktu terus bergeser dan dua anak didik, Alnero dan Fahira membawakan kolaborasi Puisi dalam dua bahasa; Indonesia dan Inggris. Keduanya membacakan puisi yang berjudul Gaza City karya Nathalie Handal, seorang Penyair, Penulis kelahiran Perancis keturunan Palestina. 

Penggalan syair dalam puisi terasa mengiris hati yang mendengarnya “Aku gores tubuhku, tiga garis membekas pada dadaku, tiga keyakinan membentur kepalaku dan aku bertanya-tanya. Apakah Tuhan dikubur di antara puing-puing. Setiap rumah adalah penjara. Setiap ruangan adalah kandang anjing. Gaza sedang hamil dengan orang-orang dan tak seorang pun membantu kesusahannya. Tak ada jalan-jalan, tak ada rumah sakit, tak ada sekolah, tak ada bandara, tak ada udara untuk bernapas. Aku di sini di ruangan dibalik jendela, tak berdaya, tak berguna."

Sebagai salah satu pembicara, Madame Elaheh Boroujerdi menjelaskan tentang sistem Pendidikan di sekolah dasar di Iran, di mana Literasi sudah diajarkan sejak usia dini sehingga para anak didik benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan Literasi saat mereka duduk di bangku sekolah menengah dan perguruan tinggi.

Istri-Dubes-Iran-c.jpg

Istri dubes Iran yang pernah tinggal di Indonesia duapuluh satu tahun lalu itu kemudian memberikan hadiah bagi empat orang anak yang berprestasi di Tingkat provinsi dan nasional, yaitu Miftahul Jannah Usman juara menghafal hadis di Tingkat nasional, Ananda Putria Yasmin menjadi juara lomba MTQ di Tingkat nasional, Fayyadh Attarizz Alimi sebagai juara MTQ di Tingkat propinsi, dan Gavin Gentza Abyaz  Iranto yang memenangkan lomba Azan di Tingkat propinsi yang diterima keempat anak dengan senang sekali.

Acara Literasi pada hari itu diakhiri dengan tanya jawab dari empat orang anak didik dalam bahasa Inggris yang lancar kepada Madame Elaheh dan Madame Fatena yang dijawab keduanya dengan antusias, kemudian foto bersama dan makan siang bersama. (*)

*) Penulis adalah Nia S. Amira. 
Jurnalis, penulis, penyair internasional dari Indonesia yang karya-karyanya telah dipublikasikan di 30 media di seluruh dunia. Nia S. Amira adalah pemenang pertama pada kontes literasi internasional dari pemerintah Italia pada 10 September 2023 dan telah ditunjuk oleh Presiden Organisasi Penulis Dunia sebagai Pemimpin Masyarakat Literasi di Asia Tenggara. 

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES