Gedung Asrama Terbakar, 13 Pelajar China Meninggal

TIMESINDONESIA, CHINA – Tragedi kebakaran yang menelan korban jiwa di Yingchai School, distrik Fangcheng, Henan, menjadi berita yang mengguncangkan China. Tigabelas siswa Sekolah Dasar harus merelakan nyawa mereka dalam peristiwa yang menyedihkan ini.
Pada Jumat (19/1/2024), api melanda salah satu ruangan asrama yang dihuni oleh siswa-siswa kelas 3. Sebanyak 16 siswa berhasil dievakuasi dengan selamat, sementara seorang siswi mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.
Advertisement
Kecelakaan ini tidak hanya menyentuh hati masyarakat setempat tetapi juga menimbulkan keprihatinan nasional. Yingchai School, yang terkenal di kawasan tersebut, menjadi pusat perhatian, dan ketidakamanan terhadap keselamatan siswa di sekolah kembali menjadi sorotan di tengah masyarakat.
Dilansir dari AP, kebakaran tersebut terbatas pada satu ruangan di lantai 3 asrama, tempat 30 siswa kelas 3 tinggal. Saat ini, penyelidikan sedang berlangsung untuk menemukan penyebab pasti kebakaran dan apakah ada kelalaian yang dapat dimintai pertanggungjawaban hukum. Pemilik sekolah, Li Jizhong, telah ditangkap untuk diinterogasi.
Kejadian ini menjadi pengingat tentang pentingnya menjaga dan memperketat standar keselamatan di semua institusi pendidikan. Bukan hanya sekadar melibatkan penyelidikan penyebab kebakaran, tetapi juga mengevaluasi dan memastikan bahwa seluruh sekolah memiliki protokol keamanan yang ketat dan dapat diandalkan.
Beban kesedihan dan kehilangan yang dirasakan oleh keluarga korban juga menjadi sorotan. Pertanyaan tentang tanggung jawab pemilik sekolah dan apakah langkah-langkah pencegahan yang cukup telah diambil menjadi pusat perhatian masyarakat. Hal ini mendorong pentingnya implementasi regulasi yang ketat dan efektif untuk memastikan keselamatan siswa di sekolah-sekolah di seluruh negeri.
Sejalan dengan peristiwa ini, penegakan hukum dan pemberlakuan aturan keselamatan yang lebih ketat dapat menjadi langkah yang efektif untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan. Masyarakat pun berharap agar tragedi ini dapat memberikan pembelajaran yang berarti dan mendorong tindakan preventif yang lebih proaktif dalam menjaga keselamatan siswa di sekolah.
Kejadian ini memicu perdebatan lebih lanjut tentang keamanan di gedung-gedung bertingkat di China terutama yang digunakan sebagai pelayanan publik. Sebagai informasi, pada bulan April 2023 juga sempat terjadi kebakaran di salah satu rumah sakit di Beijing.
Kebakaran tersebut merenggut 29 korban jiwa. bahkan beberapa pasien yang terjebak di gedung bertingkat tersebut terlihat menjulurkan sprei melalui jendela agar bisa melarikan diri. Namun di sekolah tersebut jendela di pasangi jeruji besi rapat yang tidak memungkinkan pelajar melarikan diri dari jendela.
Maraknya kebakaran ini memerlukan penegakan peraturan yang lebih ketat. Pemerintah China sudah harus mulai memikirkan tentang pemberian pelatihan dan sumber daya yang memadai kepada staf sekolah untuk menghadapi situasi darurat.
China bukanlah negara maju yang tidak memikirkan keselamatan para penduduknya. Setiap pendirian gedung harus dilengkapi dengan ijin dan persyaratan lengkap termasuk pengadaan dan pemeliharaan peralatan pemadam kebakaran.
Namun sejatinya masih diperlukan tindakan yang efektif seperti pelatihan evakuasi, dan peningkatan kesadaran akan bahaya kebakaran. Respon cepat dari pihak berwenang seperti pemadam kebakaran dan masyarakat lokal juga diperlukan untuk menghindari kejadian yang lebih besar.
Hilangnya nyawa 13 siswa kelas 3 di Henan China menjadi kesedihan tersendiri bagi negara tersebut. Asrama yang terbakar tersebut kini dipsang garis polisi untuk penyelidikan selanjutnya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Rizal Dani |