Peristiwa Internasional

Dua Bom Meledak di Kantor Politik Pakistan, 30 Orang Meninggal Dunia

Kamis, 08 Februari 2024 - 11:13 | 44.62k
Anggota regu penjinak bom memeriksa lokasi ledakan di Khanozai, Balochistan, Pakistan. (FOTO: Al Jazeera)
Anggota regu penjinak bom memeriksa lokasi ledakan di Khanozai, Balochistan, Pakistan. (FOTO: Al Jazeera)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dua ledakan bom di kantor politik mengguncang Pakistan barat daya yang menyebabkan sedikitnya 30 orang meninggal dunia dalam sehari, Rabu (7/2/2024) kemarin.

Seorang pejabat pemerintah Jumadad Mandokhel mengatakan, sedikitnya 18 orang meninggal dunia dalam serangan pertama di kantor pemilihan kandidat independen, Asfandyar Khan di distrik Pishin, utara kota Quetta.

Advertisement

Menurut juru bicara pemerintah provinsi, Jan Achakzai, juru bicara pemerintah provinsi tak lama setelah itu terjadi ledakan bom kedua yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia di kantor partai Jamiat Ulema Islam di Qilla Saifullah, sekitar 80 mil jauhnya.

Kelompok Negara Islam (ISIS) mengaku mereka yang bertanggung jawab atas kedua serangan tersebut. Padahal Kamis (8/2/2024) hari ini Pakistan akan melaksanakan pemilihan parlemen.

"Pemilu tidak akan ditunda meski terjadi pemboman," kata Jan Achakzai.

Bom tersebut menghancurkan dua kantor politik tersebut. Ledakan di provinsi Baluchistan, yang merupakan rumah bagi pemberontakan tingkat rendah dan berbagai kelompok militan, meningkatkan kekhawatiran terhadap pemilu di negara sekutu Barat tersebut.

Sebab disana banyak pemilih yang kecewa karena perselisihan politik dan krisis ekonomi yang sepertinya tidak bisa  diselesaikan. Kekerasan sering terjadi menjelang pemilu dan pada hari pemungutan suara di Pakistan yang sedang berjuang mengendalikan militansi.

Puluhan ribu polisi dan pasukan paramiliter telah dikerahkan di seluruh negeri menyusul meningkatnya serangan baru-baru ini, khususnya di Baluchistan. Serangan bom tersebut juga menyebabkan lebih dari dua lusin orang terluka, dan menuai kecaman dari hampir semua partai politik.

Mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan dilarang mencalonkan diri karena dipenjara atas tuduhan korupsi yang menurutnya bermotif politik. ISIS mengatakan kedua pemboman pada hari Rabu dilakukan dengan menggunakan sepeda motor yang dilengkapi bahan peledak.

Balochistan yang kaya sumber daya, provinsi terbesar tapi termiskin di Pakistan memiliki sejarah kekerasan. Hal itu terlihat setelah  ada lerjuangan selama puluhan tahun untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar oleh berbagai kelompok, beberapa di antaranya bersenjata. 

Militan Islam, termasuk Taliban Pakistan (TTP), beroperasi di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan. Bom di Pishin, sebuah kota sekitar 100 km (62 mil) tenggara perbatasan, meledak di depan kantor partai calon independen. Pemerintah provinsi mengatakan 25 orang juga terluka.

Gambar di media sosial menunjukkan mobil dan sepeda motor hancur karena kuatnya ledakan. Para pejabat mengatakan, bahwa kandidat tersebut sedang menemui petugas pemungutan suara pada saat itu. Ledakan kedua menargetkan kantor pemilihan partai JUI-F.

Seorang pejabat senior polisi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kejadian tersebut terjadi di pasar utama Qila Saifullah, sekitar 190 km (120 mil) timur Quetta. Setidaknya 20 orang terluka dalam insiden itu. "Dan jumlah korban dalam dua serangan tersebut mungkin bertambah," kata para pejabat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES