Peristiwa Internasional

Gadis Kecil Palestina Hind Rajab saat Berhadapan dengan Tank Israel

Minggu, 11 Februari 2024 - 09:46 | 64.00k
Gadis cilik Palestina, Hind Rajab menjadi martir saat menghadapi tank Israel di malam gelap. (FOTO: The Guardian)
Gadis cilik Palestina, Hind Rajab menjadi martir saat menghadapi tank Israel di malam gelap. (FOTO: The Guardian)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAHind Rajab (6), gadis kecil Palestina, Sabtu (10/2/2024) pagi kemarin ditemukan meninggal dunia bersama sanak keluarganya setelah melalui proses pencarian yang menegangkan dan melelahkan.

Hind Rajab ditemukan bersama paman, bibi, dan sepupunya dalam keadaan meninggal dunia di dalam mobil yang hancur penuh lubang peluru
di kawasan Tel al-Hawa Kota Gaza.

Advertisement

Dua petugas Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), Yusuf Al-Zeino dan Ahmed Al-Madhoun yang dikirim untuk menyelamatkan Hind Rajab itu juga ditemukan meninggal dunia tidak jauh dari mobil Hind Rajab.

Tragedi Hind Rajab menggambarkan betapa kejinya pasukan Israel dalam menghadapi warga sipil Palestina di Gaza tanpa pandang bulu.

Kisah Hind Rajab diawali ketika 29 Januari 2023 lalu, sponsor Hind yang bernama Layan Hamadeh, 15, dengan nada ketakutan menelpon PRCS meminta bantuan untuk menyelamatkan karena tank Israel menembaki mobilnya.

Saat itu Rajab Hind dan keluarganya masuk ke dalam mobil, bermaksud menghindari pertempuran di dekat tempat mereka tinggal di Kota Gaza.

Saat berada di dekat pompa bensin, terjadi pengeboman, dan kemudian menyebabkan lima anggota keluarga tidak sadarkan diri, atau mungkin langsung meninggal dunia waktu itu. Saat itu Layan Hamadeh masih hidup 

Dari balik telepon Layan Mahadeh, tank itu terus merangsek mendekati mobil yang ditumpangi Hind Rajab, dengan suara bising.

Layan Hamadeh terus berteriak teriak ketakutan dan meminta bantuan, karena kedua orang tuanya meninggal dunia akibat tembakan. 

"Mereka menembaki kami. Tank itu ada di sebelah saya," kata Layan.

Namun panggilan itu kemudian terputus oleh suara tembakan. Petugas PRCS yang berusaha keras mencoba terus berkomunikasi dengan Layan Hamadeh mengalami kesulitan. Sesaat kemudian suara Layan Hamadeh terhenti. Yang terdengar hanyalah suara gemuruh tank dengan tembakan.

Saat operator petugas PRCS terus mencoba menghubungi nomor tersebut, kali ini Hind-lah yang menjawab. "Layan telah ditembakkan," kata Hind.

“Saya sangat takut, silakan datang,” kata Hind Rajab di telepon itu.

"Tolong jemput aku, kalian akan datang kan?" katanya kepada petugas operator di PRCS yang merilis rekaman tersebut.

“Saya sangat takut, silakan datang,” kata Hind Rajab berkali-kali.

Operator petugas, Rana al-Faqeh, mengatakan bahwa Hind Rajab mengatakan kepadanya bahwa dia takut pada kegelapan dan meminta seseorang untuk datang dan menyelamatkannya.

Farsakh mengatakan Bulan Sabit Merah merasa tidak berdaya ketika mereka menunggu selama tiga jam hingga ambulans mereka diberi izin untuk mengakses lokasi.

“Kami menghubungi kementerian kesehatan dan mereka mengoordinasikan akses aman kami dengan pihak berwenang Israel. Kami diberi lampu hijau untuk memindahkan ambulans,” katanya.

Namun dia mengatakan ambulans tersebut kemudian diserang segera setelah tiba di lokasi. Paramedis mengatakan, pasukan Israel menggunakan sinar laser saat menembaki mereka.

"Kemudian kami mendengar suara tembakan sebelum kami kehilangan koneksi. Itu seperti tembakan atau ledakan, kami tidak yakin dengan apa yang terjadi," tambahnya.

Namun yang jelas petugas operator kemudian menyuruh Hind Rajab untuk terus bersembunyi di dalam mobil dan bertanya kepada Hind apakah dia dikelilingi oleh tembakan. Namun suaranya kalah dengan rentetan senjata dan tank bisingnya.

PRCS kemudian mengerahkan dua petugasnya ke lokasi Hind Rajab dikepung tank Israel, untuk memberikan pertolongan.

Namun kontak beberapa waktu kemudian lembaga bantuan tersebut kehilangan dengan ambulans serta dua petugasnya yang dikirim untuk memberikan bantuan pada tanggal 29 Januari itu. Sejak itu dua petugas PRCS serta Hind Rajab masih hilang.

Juru bicara PRCS, Nebal Farsakh mengatakan, terhenti terus-menerus berada dalam ketakutan dan ketakutan selama 12 hari terakhir. 

"Kami tidak bisa mengirim orang lain ke daerah tersebut sehingga kami tidak yakin mengenai nasib mereka. Kami bertanya-tanya apakah mereka hidup atau mati.

Dua belas hari kemudian, tepatnya Sabtu (10/2/2024) pagi kemarin, setelah pasukan Israel mundur dari kawasan yang dihancurkan itu keluarganya menemukan Hind Rajab sudah meninggal dunia di dalam mobil.

“Hari ini, keluarga Hind tiba di lokasi setelah militer Israel mundur dari daerah tersebut dan mereka ditemukan di dalam mobil bersama keluarga yang telah meninggal di lingkungannya,” kata Nebal.

Dua petugas PRCS yang berangkat sejak 29 Januari itu juga ditemukan meninggal dunia dengan mobil ambulans-nya hancur tidak jauh dari lokasi mobil yang ditumpangi Hind Rajab.

“Hind Rajab dan semua orang di dalam mobil menjadi syahid,” kata kakeknya, Baha Hamada kepada AFP.

Anggota keluarganya juga bisa mencapai daerah tersebut karena pasukan Israel mundur pada Sabtu dini hari.

Ibu Hind Rajab, Wissam Hamada mengatakan begini: "Saya akan bertanya di hadapan Tuhan pada Hari Penghakiman mereka yang mendengar tangisan putri saya minta tolong dan tidak menyelamatkannya".

Wissam Hamada juga mengatakan kepada CNN, bahwa gadis kecilnya itu, Hind Rajab bermimpi menjadi seorang dokter. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES