Pemegang Rekor Dunia Maraton Meninggal karena Kecelakaan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemegang rekor dunia maraton asal Kenya, Kelvin Kiptum (24) bersama pelatihnya, Gervais Hakizimana asal Rwanda, meninggal dunia karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
Kelvin Kiptum memecahkan rekor dunia Eliud Kipchoge di Chicago Oktober lalu
Advertisement
Dilaporkan BBC, kecelakaan yang merenggut nyawa Kelvin Kiptum bersama pelatihnya itu terjadi di jalan di Kenya barat pada hari Minggu malam sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Kelvin Kiptum yang berada di belakang kemudi sedan itu.
Polisi yang menangani kecelakaan itu mengatakan, Kelvin Kiptum sedang mengemudi dan kehilangan kendali kemudian berbelok ke luar jalan raya dan masuk ke dalam selokan di sisi kirinya.
“Dia masuk ke dalam parit sekitar 60 meter sebelum menabrak pohon besar,” kata polisi dalam pernyataannya.
Kelvin Kiptum dan Hakizimana meninggal dunia di lokasi. Orang ketiga, seorang wanita muda, terluka parah dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.
Kelvin Kiptum membuat terobosan pada tahun 2023 sebagai saingan rekan senegaranya, Eliud Kipchoge yang juga salah satu pelari maraton terhebat.
Kelvin Kiptum melampaui rekor Kipchoge, mencatatkan jarak 26,2 mil (42km) dalam dua jam 35 detik di Chicago pada bulan Oktober tahun lalu.
Kedua atlet tersebut masuk dalam tim maraton sementara Kenya yang dipersiapkan untuk Olimpiade Paris akhir tahun ini.
Eliud Kipchoge mengatakan di X, bahwa pria yang memecahkan rekornya adalah seorang bintang baru yang memiliki seumur hidup di depannya untuk mencapai "kehebatan luar biasa".
Eliud Kipchoge juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya.
Bahkan turut memberikan penghormatan, Presiden Kenya, William Ruto yang menggambarkan, bahwa Kelvin Kiptum adalah olahragawan luar biasa yang telah meninggalkan jejak di dunia.
Mobil yang dikendarai Kelvin Kiptum telah ditarik ke kantor polisi setempat untuk diperiksa
Padahal baru minggu lalu, tim KelvinKiptum mengumumkan, bahwa ia akan mencoba lari maraton dalam waktu kurang dari dua jam di Rotterdam pada bulan April mendatang, suatu prestasi yang belum pernah dicapai dalam kompetisi terbuka.
Ketenaran ayah dua anak ini meningkat pesat, padahal ia baru saja berkompetisi dalam maraton penuh pertamanya pada tahun 2022.
Dia membuat dampak instan saat mencatat waktu tercepat keempat (2:01:53) untuk memenangkan Valencia Marathon sebelum mencetak rekor lapangan 2:01:25 di London Marathon pada April 2023 lalu.
Enam bulan kemudian, dalam maraton ketiganya, Kelvin Kiptum juga mencapai 34 detik dari rekor waktu dunia di Chicago pada balapan terakhirnya.
Dia telah mengagumi pendekatan taktis yang berbeda yang membuatnya berlari bersama rombongan sejauh 30 km sebelum meningkatkan kecepatan dan keluar sendiri selama sisa balapan.
Kelvin Kiptum memasuki kompetisi besar pertamanya pada tahun 2018, berlari dengan menggunakan sepatu pinjaman karena dia tidak mampu membeli sepasang sepatu miliknya.
Ia termasuk salah satu atlet baru Kenya yang memulai kariernya di lintasan, melepaskan diri dari tradisi masa lalu yang mengharuskan para atlet memulai lintasan sebelum beralih ke jarak yang lebih jauh.
Tahun lalu, Kelvin Kiptum mengatakan, bahwa pilihannya yang tidak biasa itu disebabkan oleh kurangnya sumber daya. “Saya tidak punya uang untuk bepergian ke sesi latihan,” katanya.
Orang-orang berkumpul di luar rumah sakit di kota Eldoret di Rift Valley, tempat pemakaman Kelvin Kiptum diambil.
"Saya tidak tahu harus berkata apa, tapi Tuhan, jika kami berbuat salah, Tuhan ampuni kami karena Kiptum sedang menuju kesuksesan besar," kata seorang pria.
"Kami ingin menyampaikan maaf sebesar-besarnya kepada warga Kenya dan lebih banyak lagi kepada keluarga pahlawan yang meninggal. Sangat menyesal," kata yang lain kepada saluran TV lokal.
Menanganggapi berita kematian Kelvin Kiptum, Menteri Olahraga Kenya, Ababu Namwamba menulis di X: "Sangat memuakkan!! Kenya telah kehilangan permata istimewa. Kehilangan kata-kata."
Pemimpin oposisi Kenya dan mantan perdana menteri, Raila Odinga juga mengatakan negaranya telah kehilangan seorang pahlawan sejati dan bersumpah atas seorang individu yang luar biasa serta ikon atletik Kenya.
Presiden Atletik Dunia, Sebastian Coe pun mengatakan, Kelvin Kiptum adalah atlet luar biasa yang meninggalkan warisan luar biasa
Pelatih Kelvin Kiptum, Gervais Hakizimana, 36, adalah pensiunan pelari asal Rwanda. Tahun lalu, dia menghabiskan waktu berbulan-bulan membantu Kelvin Kiptum menargetkan rekor dunia.
Hubungan mereka sebagai pelatih dan atlet dimulai pada tahun 2018, namun pasangan ini pertama kali bertemu ketika pemegang rekor dunia itu masih jauh lebih muda.
“Saya mengenalnya ketika dia masih kecil, menggembala ternak tanpa alas kaki,” kenang Hakizimana tentang Kelvin Kiptum tahun lalu.
“Saat itu pada tahun 2009, saya sedang berlatih di dekat pemberian makan ayahnya, dia datang menendang saya dan saya mengusirnya,” katanya. “Sekarang, saya berterima kasih atas prestasinya,” katanya lagi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |