Korea Utara Berlatih Ambil Alih Pos Penjagaan Korea Selatan, Ada Apa Gerangan?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un memimpin langsung latihan militer yang melibatkan pengambilalihan pos penjagaan Korea Selatan.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un juga menyaksikan 'persiapan perang' yang lebih baik, seiring AS dan Korea Selatan melanjutkan latihan Freedom Shield skala besar
Advertisement
Menurut media pemerintah, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memimpin latihan militernya pada hari Rabu, termasuk pengambilalihan pos penjaga perbatasan Korea Selatan.
Kim Jong-un mengatakan bahwa latihan tersebut diperlukan untuk melawan ancaman musuh yang terus-menerus.
Aktivitas militer di pangkalan pelatihan operasional besar di wilayah barat itu terjadi ketika AS dan Korea Selatan memulai latihan militer gabungan tahunan berskala besar pada hari Senin dengan sandi Freedom Shield.
Foto-foto latihan Korea Utara pada hari Rabu yang diterbitkan oleh Rodong Sinmun menunjukkan tentara menembakkan granat berpeluncur roket (RPG) dan peluru kendali anti-tank (ATGM).
Meskipun laporan tersebut tidak menyebutkannya secara eksplisit, namun foto-foto tersebut menunjukkan latihan tersebut menyimulasikan serangan terhadap posisi perbatasan Korea Selatan ketika helikopter menurunkan tentara di sebuah pos penjagaan tiruan yang dikelilingi oleh lapisan pagar kawat berduri.
Namun dalam latihan kali ini sepertinya tidak ada rudal besar yang diuji selama latihan.
Menurut media pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, Kim Jong-un menegakkan penguatan persiapan perang dan memberikan instruksi tentang cara melakukan latihan yang lebih praktis dan realistis yang menjamin kemenangan di medan perang yang sebenarnya.
Pejabat tinggi yang mengawasi latihan bersama Kim termasuk Marsekal Tentara Rakyat Korea (KPA), Pak Jong Chon, menteri pertahanan, Kang Sun Nam dan Kepala Staf Umum KPA Ri Yong Gil.
Mantan komandan operasi khusus, Kim Yong Bok juga muncul di antara kelompok teratas.
Kementerian Pertahanan Korea Utara menyebut latihan Freedom Shield bersifat provokatif dan meningkatkan risiko konflik di wilayah tersebut, menurut sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Latihan gabungan skala besar ini akan berlangsung mulai 4-15 Maret, yang melibatkan setidaknya 48 latihan lapangan.
Korea Selatan melakukan latihan angkatan laut yang mengelilingi intersepsi rudal jelajah Korea Utara pada hari Rabu, setelah Pyongyang melakukan serangkaian uji coba rudal jelajah pada Januari dan Februari lalu.
Terakhir kali Kim Jong-un secara terbuka menyaksikan latihan penembakan skala kecil serupa adalah pada bulan April 2020 lalu meskipun ia telah memimpin banyak uji coba rudal yang menyiarkan serangan terhadap Korea Selatan pada tahun lalu.
Dia juga mengadakan pertemuan militer tingkat tinggi untuk membahas rencana serangan rinci terhadap Korea Selatan sebanyak lima kali antara April hingga Desember 2023.
Media pemerintah Korea Utara juga menerbitkan gambar serupa yang menunjukkan penurunan menjatuhkan pasukan dalam latihan infiltrasi terhadap kantor kepresidenan Korea Selatan pada bulan Desember 2016.
Karena merasa diprovokasi, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memimpin langsung latihan militer yang mencakup pengambilalihan pos penjagaan Korea Selatan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |