Peristiwa Internasional

Sempat Ditunda 5 Tahun, AS Akan Produksi Penuh Jet Tempur F-35

Kamis, 14 Maret 2024 - 18:28 | 27.95k
F-35 dalam berbagai tahap produksi oleh Lockheed Martin di Pabrik Angkatan Udara 4 di Fort Worth, Texas. (FOTO: DefenceNews)
F-35 dalam berbagai tahap produksi oleh Lockheed Martin di Pabrik Angkatan Udara 4 di Fort Worth, Texas. (FOTO: DefenceNews)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Departemen Pertahanan AS, Pentagon akhirnya menyetujui pesawat jet tempur F-35 Joint Strike Fighter berproduksi penuh, setelah tertunda selama lima tahun.

Kepala akuisisi Departemen Pertahanan AS, Bill LaPlante telah menandatangani apa yang disebut keputusan tidak bersejarah hari ini.

Advertisement

Ini adalah momen penting yang menandakan kepercayaan departemen terhadap kinerja pesawat F-35 dan kematangan sistem produksi Lockheed Martin, meskipun pesawat tersebut telah beroperasi di AS serta negara-negara asing yang bersahabat dengan AS selama bertahun-tahun.

"Ini adalah pencapaian besar bagi Program F-35," kata LaPlante, begitu rilis berita yang dikeluarkan Pentagon.

Keputusan ini, yang didukung oleh rekan-rekan saya di Departemen, menyoroti Angkatan Darat, Mitra Program Koperasi F-35, dan pelanggan Penjualan Militer Asing bahwa F-35 stabil dan gesit, dan bahwa semua persyaratan undang-undang dan peraturan telah ditangani dengan tepat," katanya, Kamis (14/3/2024).

"Keputusan Milestone C ini menyusul pertemuan pada 7 Maret lalu dengan Dewan Akuisisi Pertahanan, setelah mempertimbangkan hasil Uji dan Evaluasi Operasional Awal Gabungan F-35 serta Uji Tembakan Langsung dan Laporan Evaluasi yang disiapkan oleh penguji senjata independen Pentagon," kata pihak departemen itu.

Meskipun lebih dari 990 unit F-35 telah dikirimkan, namun program ini secara teknis terjebak dalam permasalahan tahapan operasional awal, dan rendahnya produksi awal selama bertahun-tahun karena terhenti dalam pembangunan Lingkungan Simulasi Bersama, yakni sebuah lingkungan digital yang meniru F-35 canggih . Ancaman yang tidak bisa ditiru dalam uji penerbangan langsung.

Pengujian di BEJ merupakan prasyarat bagi F-35 untuk menyelesaikan IOT&E.

Dibandingkan dengan rencana awal yang digariskan pada tahun 2012, program ini secara resmi memasuki tahap pengujian operasional selama satu tahun pada akhir tahun 2018 lalu, dan pengujian di BEJ terus mengalami penundaan karena masalah teknis dan tantangan pandemi.

Momen penting terjadi pada September 2023, ketika F-35 menyelesaikan 64 uji coba tempur di BEJ yang dikenal sebagai "runs-for-score".

Meski tertunda selama bertahun-tahun, tidak berdampak pada banyak penjualan dan produksi F-35.

Sebab Lockheed telah memproduksi lebih dari 100 F-35 per tahun sejak 2019 lalu, tahun dimana F-35 awalnya direncanakan untuk mencapai tingkat produksi penuh. 

AS membuat F-35 dengan tujuh mitra internasional dan memiliki perjanjian untuk menjual pesawat tersebut ke sembilan mitra internasional lainnya. F-35 Israel juga telah dilibatkan dalam perangnya di Gaza saat ini.

Penjabat Direktur Uji Operasional dan Evaluasi (DOT&E) Pentagon, Raymond D. O'Toole, mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa kantornya terus prihatin tentang pengembangan infrastruktur uji yang diperlukan untuk rencana modernisasi Blok 4 F-35 yang akan datang, serta integrasi kemampuan BEJ masa depan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES