Momen Menakjubkan Lava Erupsi Gunung di Islandia Meleleh Seperti Jamur

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah pemandangan yang menakjubkan terjadi saat gunung berapi baru di Islandia erupsi dan memuntahkan lava dari celah-celahnya berbentuk seperti jamur. Akibat erupsi gunung tersebut, penduduk di sekitarnya terpaksa meninggalkan rumah mereka lagi.
Kali ini merupakan erupsi kali ke empat gunung di Islandia itu sejak mulai Desember 2023 lalu. Lava atau batuan cair dari gunung baru di semenanjung Reykjanes, Islandia itu menyembur seperti air mancur yang menjulang tinggi diantara stora Skogfell dan Hagafell hari ini dan meleleh seperti jamur.
Advertisement
Sebelumnya pihak berwenang telah memperingatkan warga setempat selama berminggu-minggu bahwa akan terjadi letusan lagi.
Letusan membuat sejumlah kecil warga dievakuasi dari wilayah tersebut, karena dari gambar terlihat lava itu mengalir dengan cepat ke selatan menuju kota nelayan Grindavik di dekatnya.
"Peringatan: Letusan dimulai di Reykjanes," begitu Kantor Meteorologi Islandia mengeluarkan peringatan di situsnya, Senin (18/3/2024).
Sementara situs web Bandara Keflavik di Reykjavik menunjukkan, bahwa bandara itu tetap buka baik untuk keberangkatan maupun kedatangan.
Polisi Islandia juga telah mengumumkan keadaan darurat di wilayah tersebut dan otoritas Pertahanan Sipil mengirimkan helikopter untuk mensurvei tingkat letusan.
Rekaman dari atas area tersebut menunjukkan lava batuan cair dari retakan gunung berapi itu muncrat tinggi dari celah di semenanjung Reykjanes, Islandia, antara stora Skogfell dan Hagafell.
Departemen Perlindungan Sipil dan Manajemen Darurat Islandia juga mengumumkan, telah mengirim helikopter untuk mempersempit lokasi pasti retakan baru tersebut.
Juga ada rekaman drone yang mengerikan menunjukkan lahar panas dari letusan gunung berapi Islandia itu melanda rumah-rumah di sekitar desa - sementara penduduk setempat mengungkapkan sedang berupaya membendung aliran magma
Beberapa menit sebelum letusan, IMO telah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa aktivitas seismik mengindikasikan adanya peningkatan kemungkinan terjadinya letusan.
Media lokal melaporkan, bahwa evakuasi kota nelayan Grindavik telah dimulai, warga menerima pesan teks yang memberitahu mereka untuk segera pergi.
"Lava tampaknya mengalir dengan cepat ke selatan menuju kota, tempat domisili hampir 4.000 penduduk yang baru saja kembali dari bencana sebelumnya," kata Kantor Meteorologi.
Warga Grindavik baru saja diperbolehkan kembali ke rumahnya pada 19 Februari 2024 lalu setelah mereka dievakuasi sejak 11 November 2023.
Pada saat itu, ratusan gempa sempat merusak bangunan dan menimbulkan retakan besar di jalan raya.
Gempa tersebut diikuti oleh retakan gunung berapi pada tanggal 18 Desember yang menyelamatkan desa tersebut.
Namun retakan itu terjadi tepat di pinggir kota, pada bulan Januari, menyebabkan lava mengalir ke jalan-jalan dan membuat tiga rumah menjadi abu, diikuti oleh letusan ketiga di dekat desa tersebut pada tanggal 8 Februari lalu.
"Dan pada Sabtu malam, penduduk kota itu kembali dievakuasi," lapor lembaga penyiaran publik RUV. Bencana yang terjadi pada bulan Januari menghanguskan beberapa rumahnya.
"Kami sudah terbiasa," kata Kristin Maria Birgisdottir, yang dievakuasi dari Grindavik pada bulan November, mengatakan kepada Reuters.
"Anakku baru saja meneleponku dan berkata, mama tahukah kamu kalau letusan sudah dimulai? Dan seperti biasanya, saya katakan tahu. Oh, nenekku baru saja memberitahuku. Jadi sepertinya kita sudah tidak repot-repot cerita lagi satu sama lain," ungkapnya.
Polisi Islandia mengatakan mereka telah mengumumkan keadaan darurat di wilayah tersebut.
Spa panas bumi mewah Blue Lagoon di dekatnya segera menutup pintunya, seperti yang terjadi pada letusan sebelumnya.
"Kami telah mengevakuasi dan menutup sementara seluruh unit operasional kami," kata operator tersebut di situsnya.
Letusan gunung berapi di Islandia menyebabkan lava memuntahkan hanya 500 meter dari Grindavik ketika asap terlihat mengepul ke langit.
Presiden Islandia juga meyakinkan bahwa nyawa tidak dalam bahaya dan penerbangan masih beroperasi
“Kami menutup hingga Minggu, 17 Maret. Pembaruan dan informasi lebih lanjut akan diberikan di sini setelah tersedia,” tambahnya waktu itu.
Islandia, yang kira-kira seluas negara bagian Kentucky di AS, memiliki lebih dari 30 gunung berapi aktif, menjadikan pulau di Eropa utara ini sebagai tujuan utama wisata gunung berapi, sebuah segmen khusus yang menarik ribuan pencari sensasi.
Pada tahun 2010, awan abu dari letusan gunung berapi Eyafjallajokull di selatan Islandia menyebar ke sebagian besar Eropa, membuat sekitar 100.000 penerbangan terhenti dan memaksa ratusan warga Islandia mengungsi dari rumah mereka.
Letusan gunung berapi di semenanjung Reykjanes disebut letusan fisura, yang biasanya tidak menyebabkan ledakan besar atau penyebaran abu secara signifikan ke stratosfer.
Gas dari letusan tersebut bergerak ke arah barat melalui laut, kata kantor meteorologi.
Para ilmuwan khawatir letusan akan berlanjut selama beberapa dekade, dan pihak berwenang Islandia telah mulai membangun tanggul untuk mengalihkan aliran lava yang terbakar dari rumah dan infrastruktur penting.
Letusan pada bulan Februari menghentikan pemanasan distrik bagi lebih dari 20.000 orang karena aliran lahar menghancurkan jalan dan saluran pipa.
Terletak di antara lempeng tektonik Eurasia dan Amerika Utara, salah satu lempeng tektonik terbesar di planet ini, Islandia adalah titik panas seismik dan vulkanik karena keduanya bergerak ke arah yang berlawanan.
Dan letusan gunung berapi baru di Islandia telah memuntahkan air mancur lava ke udara kemudian meleleh seperti jamur, akibatnya memaksa penduduk setempat meninggalkan rumah mereka lagi setelah dievakuasi pada bulan Januari dimana batuan cair itu mengalir menuju kota nelayan kecil. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |