Tiga Anak dan Empat Cucu Pemimpin Hamas Dibunuh Tentara Israel

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tiga putra dan empat orang cucu pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh meninggal dunia dihujani rudal jet tempur Israel saat merayakan Idhul Fitri di Jalur Gaza, Rabu (10/4/2024).
Mobil yang mereka tumpangi dihujani rudal saat berada di kamp Al-Shati dekat Kota Gaza.
Advertisement
Stasiun TV Al-Aqsa milik Hamas sempat menayangkan rekaman Ismail Haniyeh saat menerima kabar kematian anak cucunya lewat telepon dari seorang ajudannya saat mengunjungi warga Palestina yang terluka yang telah diangkut ke rumah sakit di Qatar, tempat ia tinggal di pengasingan.
Ismail Haniyeh tampak mengangguk, menunduk ke tanah dan kemudian dengan perlahan ia berjalan keluar ruangan.
Tiga putra Haniyeh yang meninggal itu adalah Hazem, Amir, dan Muhammad Haniyeh. Sedangkan empat orang cucunya adalah Mona, Amal, Khaled dan Razan.
Dalam sebuah pernyataan, pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh juga membenarkan bahwa tiga putra dan empat cucunya meninggal dunia dalam serangan udara di Gaza.
Namun Ismail Haniyeh mengatakan, insiden itu tidak akan mengubah tuntutan Hamas dalam pembicaraan yang bertujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Ismail Haniyeh juga mengatakan Hamas tidak akan menyerah pada tekanan yang dilancarkan oleh serangan Israel terhadap keluarganya.
"Musuh percaya bahwa dengan menargetkan keluarga para pemimpin, hal itu akan mendorong mereka untuk mengabaikan tuntutan rakyat kami,” kata Haniyeh kepada saluran satelit Al Jazeera. "Namun siapa pun yang percaya bahwa menargetkan anak-anak saya akan mendorong Hamas mengubah posisinya, adalah delusi," tegasnya.
Sementara itu militer Israel menuduh anak-anak Haniyeh itu adalah anggota sayap militer Hamas.
Hamas mengatakan, serangan itu berbahaya dan pengecut
Ismail Haniyeh sendiri mengatakan, dia mendengar kabar itu ketika dia mengunjungi warga Palestina yang terluka yang dibawa untuk dirawat di ibu kota Qatar, Doha, tempat tinggal pemimpin Hamas.
"Musuh berkhayal jika berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya, pada klimaks perundingan gencatan senjata dan sebelum gerakan tersebut mengirimkan tanggapannya, akan mendorong Hamas untuk mengubah posisinya," katanya dikutip dari pengakuannya kepada Al Jazeera.
Dalam komentar yang dilaporkan di saluran Telegram Hamas, dia bahkan bersyukur kepada Tuhan atas "kehormatan" yang diberikan kepadanya melalui apa yang disebutnya "kemartiran anak dan cucunya" itu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |