Presiden Turki: Hamas adalah Organisasi Perlawanan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan hari Senin, bahwa dia tidak melihat Hamas adalah organisasi teroris, tetapi Hamas adalah organisasi perlawanan.
Saat ini lebih dari 1.000 orang warga Gaza dirawat di rumah sakit di Turki.
Advertisement
Recep Tayyip Erdogan menegaskan, bila ada yang menyatakan Hamas sebagai organisasi teroris, itu adalah pendekatan yang kejam.
"Saya tidak melihat Hamas sebagai organisasi teroris. Sebaliknya, Hamas adalah organisasi perlawanan yang tanahnya telah diduduki Israel sejak tahun 1947 dan setelah pendudukan itu, mereka berusaha melindungi tanah mereka. Mereka adalah organisasi perlawanan yang berjuang untuk melindungi tempat-tempat tersebut,” tambah Erdogan seperti ditulis kantor berita negara Turki, Anadolu.
"Perlawanan Palestina tidak akan diperlukan jika terdapat negara Palestina yang berdaulat, merdeka, dan terintegrasi secara geografis, sesuai dengan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," katanya.
"Hamas juga telah menyatakan bahwa jika ini terjadi, mereka akan membubarkan sayap bersenjatanya dan melanjutkan partai politiknya. Solusi berdasarkan dua negara adalah cara yang efektif untuk menjamin perdamaian abadi dan berkelanjutan," lanjut Erdogan.
Ia menambahkan bahwa kelompok Palestina menyetujui perjanjian gencatan senjata. Namun Israel "tidak menginginkan" gencatan senjata karena ingin "menduduki seluruh wilayah Gaza.
Israel telah membunuh hampir 35.000 warga Palestina sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang merenggut 1.200 nyawa. Serangan gencar tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, selain menyebabkan kelaparan dan penyakit yang meluas di wilayah kantong yang diblokade tersebut sejak tahun 2007.
Israel yang saat ini masih berambisi "menghabisi" Hamas di Rafah, telah menghadapi pertentangan dari banyak pihak termasuk dari AS sebagai sekutu dekatnya.
Turki menjadi salah satu negara yang paling vokal menyerukan tuntutan gencatan senjata, dan Presiden Recep Tayyip Erdogan tidak melihat Hamas adalah organisasi teroris melainkan organisasi perlawanan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |