Peristiwa Internasional Info Haji 2024

Inilah Skema Murur untuk Mabit di Muzdalifah, Bagi Jemaah Haji Lansia 2024

Kamis, 06 Juni 2024 - 12:44 | 24.46k
Ibadah Umroh di Masjidil haram. (FOTO: MCH 2024 Kemenag RI)
Ibadah Umroh di Masjidil haram. (FOTO: MCH 2024 Kemenag RI)
FOKUS

Info Haji 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan menerapkan skema murur untuk mabit di Muzdalifah pada ibadah haji 1445 H/2024 M. Kebijakan ini diambil untuk menjaga keselamatan jiwa jemaah haji Indonesia di tengah potensi kepadatan area Muzdalifah yang terbatas.

Skema murur adalah metode mabit (bermalam) di Muzdalifah dengan cara melintas tanpa turun dari kendaraan. Setelah menjalani wukuf di Arafah, jemaah akan melewati Muzdalifah dengan tetap berada di atas bus, yang kemudian langsung membawa mereka menuju tenda di Mina. Langkah ini diambil untuk menghindari kepadatan yang dapat membahayakan jemaah di Muzdalifah.

Advertisement

Pergerakan Jemaah dengan Skema Murur 

Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid, menjelaskan bahwa sekitar 25% jemaah dan petugas haji akan mengikuti skema murur, yaitu sekitar 55.000 orang. 

Angka ini mencakup jemaah yang sebelumnya menempati Mina Jadid, tambahan kuota, dan yang terdampak pembangunan toilet di Muzdalifah.

Ibadah-Umroh-di-Masjidil-haram-2.jpg

"Skema murur ini diutamakan untuk jemaah risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabilitas, serta pendamping mereka," kata Subhan.

PPIH akan meminta petugas kloter untuk mendata jemaah yang masuk dalam skema murur sesuai dengan kriteria dan jumlah yang ditentukan. Data ini kemudian akan dikumpulkan oleh petugas Daker Makkah.

Jadwal dan Prosedur Skema Murur

Skema murur akan berlangsung pada 9 Zulhijjah dari pukul 19.00 hingga 22.00 waktu Arab Saudi. Jemaah akan bergerak dari Arafah, melewati Muzdalifah tanpa turun, dan langsung menuju Mina. Satgas Mina akan bergerak lebih awal dari Arafah ke Mina pada pukul 13.30 WAS untuk menyambut kedatangan jemaah.

"Pergerakan jemaah dengan skema normal akan dimulai pukul 22.00 WAS, setelah proses pergerakan skema murur selesai," tambah Subhan.

Sebelum diterapkan, skema murur ini telah dibahas secara mendalam dengan otoritas Arab Saudi, termasuk pihak Masyariq dan Naqabah (Organda Saudi). Di tanah air, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief, juga mendiskusikan skema ini dengan berbagai organisasi masyarakat seperti Majelis Ulama Indonesia dan Nahdlatul Ulama.

"Keberangkatan jemaah dengan skema murur lebih awal untuk menghindari kepadatan dan masyaqqah yang lebih besar, terutama bagi jemaah risti, lansia, dan disabilitas," ujar Subhan.

PPIH terus mendorong petugas kloter dan sektor untuk menyosialisasikan jadwal dan skema keberangkatan ini kepada jemaah. Para konsultan dan pembimbing ibadah juga akan memberikan pemahaman mengenai skema murur ini untuk memastikan kelancaran dan keselamatan proses mabit di Muzdalifah. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES