Peristiwa Internasional Info Haji 2024

Edukasi Murur, Kemenag RI Gandeng KBIHU untuk Kelancaran Ibadah Haji

Sabtu, 08 Juni 2024 - 21:42 | 24.66k
Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat menyampaikan ajakan ini saat bertemu dengan Forum Komunikasi KBIHU (FK KBIHU) di Makkah. (FOTO: MCH 2024 Kemenag RI)
Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat menyampaikan ajakan ini saat bertemu dengan Forum Komunikasi KBIHU (FK KBIHU) di Makkah. (FOTO: MCH 2024 Kemenag RI)
FOKUS

Info Haji 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag RI) mengajak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk mengedukasi jemaah haji Indonesia terkait kebijakan murur. Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat menyampaikan ajakan ini saat bertemu dengan Forum Komunikasi KBIHU (FK KBIHU) di Makkah.

“Kebijakan murur ini diambil untuk menjaga dan menyelamatkan jiwa seluruh jemaah haji Indonesia serta demi kemaslahatan bersama. Tanpa kebijakan ini, kepadatan luar biasa akan terjadi di Muzdalifah. Semuanya sudah diperhitungkan oleh pemerintah,” ujar Arsad Hidayat.

Advertisement

Arsad menekankan pentingnya dukungan dari seluruh mitra, termasuk FK KBIHU, untuk kesuksesan kebijakan ini.

“FK KBIHU adalah mitra Kemenag. Kami berharap Bapak dan Ibu dapat turut serta memberikan edukasi bagi jemaah terkait murur ini,” tambahnya.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala Daerah Kerja Makkah Khalilurrahman, Kasi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Imam Khoiri, para Konsultan Ibadah Daker Makkah, serta Pengurus FK KBIHU se-Indonesia.

Arsad menjelaskan bahwa murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah tanpa turun dari bus setelah menjalani wukuf di Arafah. Bus akan membawa jemaah langsung menuju tenda di Mina. Skema murur ini akan diikuti oleh 25 persen jemaah haji Indonesia, atau sekitar 55 ribu orang, terutama jemaah risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabilitas, serta pendamping lansia.

Implementasi Skema Murur

“Jemaah yang masuk dalam kelompok murur akan mulai diberangkatkan dari Arafah pada tanggal 9 Zulhijah mulai pukul 19.00 WAS. KBIHU harus paham dan siap membantu menyiapkan jemaahnya yang ikut murur agar siap pada waktu tersebut,” jelas Arsad.

Ketepatan waktu pemberangkatan murur menjadi kunci keberhasilan pergerakan jemaah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Arsad berharap KBIHU dapat berperan dalam mengedukasi jemaah untuk memastikan keberhasilan skema ini.

“Kita berharap, jika skema ini berhasil dijalankan, seluruh jemaah haji Indonesia telah berada di Mina sebelum tengah hari pada 10 Zulhijjah,” tutup Arsad. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES