Peristiwa Internasional Info Haji 2024

Fase Keberangkatan Selesai, PPIH Fokus pada Persiapan Armuzna

Rabu, 12 Juni 2024 - 21:17 | 21.43k
Anwar Abbas saat meninjau kesiapan fasilitas di Arafah, Muzdalifah, Selasa (11/6/2024). (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
Anwar Abbas saat meninjau kesiapan fasilitas di Arafah, Muzdalifah, Selasa (11/6/2024). (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)
FOKUS

Info Haji 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAKKAH – Tahap pemberangkatan jemaah haji Indonesia tahun 1445 H/2024 M telah rampung dengan mendaratnya 333 jemaah dari kloter 106 Embarkasi Surabaya (SUB-106) di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Sebanyak 216.022 jemaah dan petugas haji yang terbagi dalam 553 kloter kini telah tiba di Kota Makkah Al-Mukarramah untuk bersiap menjalani puncak haji, yang akan dimulai dengan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah.

Advertisement

Hingga saat ini, 98 jemaah telah wafat, dengan rincian 8 di embarkasi, 18 di Madinah, 69 di Makkah, dan 3 di bandara. Semua jemaah yang meninggal akan dibadalhajikan.

Widi Dwinanda, anggota Media Center Kementerian Agama, menyatakan bahwa dengan berakhirnya fase kedatangan jemaah di Tanah Suci, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kini sepenuhnya fokus pada persiapan puncak haji, yang dimulai dengan pengiriman jemaah ke Arafah pada 8 Zulhijah 1445 H.

"Berbagai persiapan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak terkait dalam penyelenggaraan haji. Semua layanan disiapkan, mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, kesehatan, hingga bimbingan ibadah, mulai dari hotel tempat jemaah menginap, hingga Arafah, Muzdalifah, dan Mina," jelas Widi dalam pernyataan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (12/06/2024).

Menurut Widi, untuk akomodasi di Arafah, jemaah haji Indonesia akan menempati 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap maktab akan dilengkapi dengan 10 bus yang akan membawa jemaah dari Arafah.

"Semua tenda jemaah dilengkapi dengan AC, kasur, dan selimut. Menteri Agama telah meninjau persiapan akomodasi di Armuzna untuk memastikan bahwa jemaah mendapatkan layanan terbaik," ujarnya.

Dari segi konsumsi, Widi menjelaskan bahwa selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jemaah haji akan mendapatkan 15 kali makan dan 1 kali snack berat, dengan 6 kali makan disajikan dalam bentuk siap saji dan 9 kali makan lainnya dalam bentuk makanan segar.

"Setiap maktab di Arafah menyediakan dapur untuk mengolah makanan segar yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji. Kualitas makanan dijaga dengan ketat, termasuk untuk jemaah lanjut usia," ujarnya.

Widi menyatakan bahwa untuk layanan transportasi jemaah haji ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina, sejak operasional bus shalawat dihentikan sementara pada 11 Juni 2024, seluruh bus akan dialihkan untuk layanan shuttle Armuzna, yang meliputi rute dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina, dan kembali ke Makkah.

"Setelah puncak haji, bus shalawat akan kembali beroperasi untuk melayani jemaah yang akan melaksanakan Thawaf Ifadlah, Thawaf Wada, maupun shalat lima waktu di Masjidil Haram," katanya.

Widi menambahkan bahwa untuk layanan kesehatan, PPIH telah menyiapkan klinik di Arafah dan Mina lengkap dengan fasilitas medis dan peralatan pendukung. Sebanyak 287 petugas kesehatan akan difokuskan untuk melayani jemaah.

"Sebanyak 200 petugas kesehatan akan ditempatkan di semua pos kesehatan, dan 87 petugas kesehatan lainnya akan melayani di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) serta membantu safari wukuf bagi jemaah yang sakit di Arafah," jelasnya.

"Selain itu, layanan kesehatan juga disediakan oleh petugas di masing-masing kloter. Jika ada penyakit yang tidak bisa ditangani di tenda, jemaah bisa pergi ke pos kesehatan di Mina, dan jika di Mina tidak bisa menangani, akan dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Layanan ambulans juga disiapkan dan siap siaga untuk jemaah," tambahnya.

"PPIH Arab Saudi juga akan membantu pelaksanaan wukuf bagi jemaah haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) serta bagi jemaah yang membutuhkan pendampingan saat di Arafah. Selain itu, safari wukuf juga akan disediakan bagi jemaah lanjut usia yang tidak bisa mandiri," tambahnya.

Widi menjelaskan bahwa tahun ini, PPIH Arab Saudi akan menerapkan skema murur untuk mabit di Muzdalifah. Skema ini ditujukan untuk jemaah dengan risiko tinggi, lansia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan pendamping mereka.

"Pergerakan jemaah haji Indonesia dari Arafah pada operasional haji 1445 H/2024 M akan menggunakan dua skema: normal dan murur. Skema normal adalah sistem shuttle yang mengantar jemaah dari Arafah ke Muzdalifah.

"Sementara itu, mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit yang dilakukan dengan melintas di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah. Jemaah tetap berada di dalam bus saat melewati Muzdalifah dan bus langsung membawa mereka ke tenda di Mina," jelasnya.

Widi menambahkan bahwa PPIH terus mengimbau jemaah untuk mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental, untuk menghadapi puncak haji mendatang. "Untuk persiapan fisik, jaga kebugaran tubuh dengan makan yang teratur dan tepat waktu serta istirahat yang cukup. Batasi aktivitas di luar hotel," katanya.

"Maksimalkan waktu menjelang puncak haji dengan memperbanyak amalan ibadah, berzikir, dan mendalami manasik haji. Mohon doa dari keluarga di Tanah Air agar dapat menjalani puncak haji dengan lancar dan aman," imbaunya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES