Perlukah Khawatir Jemaah Haji Lansia Tahun Depan?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – APAKAH jumlah jemaah haji lansia sudah habis musim haji tahun ini? Apakah tahun depan sudah tak ada lagi jemaah haji lansia? Atas dua pertanyaan ini, jawabannya mesti saja masih ada. Lalu, apakah Anda perlu khawatir saat ada di antara keluarga Anda yang masuk kategori lansia mendapatkan panggilan untuk berhaji tahun depan? Pertanyaan ini mungkin masih muncul di benak publik. Mungkin saja masih ada di antara warga masyarakat yang memiliki pertanyaan seperti ini. Itu karena, sekali lagi, jemaah haji lansia kemungkinan akan selalu ada. Seiring dengan daftar antrian haji yang masih panjang.
Pengalaman penyelenggaraan haji tahun 1445 H/2024 M mengirimkan pesan konkret. Jangan pernah khawatir. Jangan pernah gelisah. Jangan sampai gundah. Pengalaman penyelenggaraan ibadah haji tahun ini sudah berhasil memastikan layanan disediakan sebaik mungkin untuk para jemaah haji lansia. Inovasi terbaik pun juga sudah terbukti selalu ada. Diupayakan menuju kinerja utama. Untuk memberikan layanan yang sangat maksimal kepada mereka. Ya, mereka para jemaah haji lansia. Maka, untuk ukuran manusia, khawatir itu sejatinya tak perlu ada.
Advertisement
Cermatilah inovasi yang dilakukan oleh Kepala Sektor 8 Daerah kerja (Daker) Mekkah, Ahmad Bahir Ghozali. Berikut penjelasannya: “Jemaah haji lansia di sini tak boleh langsung naik ke kamar sehabis keluar hotel. Kita sediakan ruangan transit di lantai 1. Untuk rehat jenak dan pengecekan kesehatan.” Begitu penjelasan Ahmad Bahir kepada Tim Monev Haji 2024 Kemenag RI yang dipimpin Mahmud Syaltut dan Affan Razi, Selasa (4 Juni 2024). Jadi, di lobby hotel disediakan ruangan transit khusus untuk jemaah haji lansia. Di ruang itu, jemaah haji lansia dilayani untuk bisa istirahat sejenak. Lebih dari itu, juga dilakukan pengecekan kesehatan padanya.
Baru setelah dipastikan tidak ada gejala dan atau masalah apa-apa dengan kesehatannya, jemaah haji lansia disilakan untuk kembali ke kamar hotel masing-masing. Itu pun selalu didampingi oleh petugas haji. Agar bisa dipastikan bahwa jemaah haji lansia itu benar-benar dalam kondisi baik ketika kembali ke kamar. Tidak ada yang dikhawatirkan pada kesehatannya. Setelah jemaah haji lansia itu sudah berada di kasur di kamarnya, petugas haji itu bisa meninggalkan kamar hotel jemaah lansia itu.
Penyediaan ruang transit jemaah haji lansia di lantai dasar hotel di atas adalah inovasi penting pada layanan terhadap jemaah haji lansia. Karena hal itu merupakan inovasi yang positif, lalu didoronglah semua petugas sektor layanan haji untuk juga menyediakan dan memberikan layanan serupa. Baik pada sektor pelayanan haji di Daker Mekkah maupun Madinah. Semua itu dilakukan agar pelayanan terhadap jemaah haji lansia selalu dalam kinerja utama. Maka, setiap inovasi positif selalu didorong untuk bisa direplikasi di banyak tempat pelayanan di Arab Saudi atas semua jemaah haji Indonesia yang masuk kategori lansia.
Tapi, penting dicatat, penyediaan ruang transit jemaah haji lansia di lantai dasar hotel tempat menginap jemaah haji Indonesia di atas hanya satu contoh saja dari sekian banyak praktik pelayanan terbaik buat jemaah haji lansia. Karena memang, setiap layanan yang ditunaikan harus dijamin terbaik, khususnya buat jemaah haji Indonesia yang masuk kategori lansia. Apakah layanan itu di bidang transportasi, konsumsi, akomodasi maupun bahkan bidang peribadatan. Bahkan, layanan yang sangat privat, mulai dari ganti baju, ganti pampers hingga bersih-bersih badan juga ditunaikan dengan baik oleh para petugas haji Indonesia selama pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi.
Intinya, layanan untuk jemaah haji lansia selalu diupayakan dan ditunaikan dengan baiknya. Inovasi adalah bagian keharusan yang dilakukan untuk kepentingan penunaian layanan terbaik itu. Usia yang senja pada jemaah haji lansia memang mengharuskan lahirnya inovasi layanan secara berkelanjutan terhadap jemaah haji Indonesia yang demikian adanya. Disebut “berkelanjutan” karena selalu muncul tantangan di lapangan dari kehidupan jemaah haji lansia selama mereka berada di Arab Saudi. Dan, tantangan itu harus dijawab dengan pelayanan terbaik. Semua itu dilakukan tentu untuk memuliakan jemaah haji lansia itu.
Memang banyak momen yang mengharuskan pendampingan maksimal kepada jemaah haji lansia. Apalagi, saat meninggalkan hotel untuk kepentingan apapun, termasuk ibadah, jemaah haji lansia pasti menghabiskan energi untuk aktivitas fisik. Jalan kaki untuk menempuh jarak yang mungkin cukup jauh untuk ukuran mereka menjadi bagian dari keseharian jemaah haji. Bahkan, memanfaatkan fasilitas kendaraan yang khusus disediakan untuk mobilitas jemaah haji Indonesia, seperti Bus Sholawat, pun mereka para jemaah haji lansia itu tentu harus mengeluarkan energi yang tidak kecil.
Karena itu, inovasi tanpa henti sangat dibutuhkan. Untuk layanan jemaah haji lansia yang sudah ditakdirkan untuk mendapatkan panggilan. Untuk bisa berhaji bersama seluruh jemaah haji Indonesia yang oleh semua bangsa di dunia dibanggakan. Karena jemaah haji Indonesia terkenal sopan, santun, dan tertib-menyenangkan. Karena itu, tak ada cara lain kecuali memfasilitasi seluruh jemaah haji Indonesia yang ada. Terutama mereka yang masuk kategori lansia yang harus dihormati dan tak bisa dikesampingkan.
Apalagi, pelayanan kepada jemaah haji lansia dilakukan dengan spirit “layanan tanpa batas”. Apakah batas kelas. Ataukah batas kelompok sosial. Atau batas keumuman layanan. Siapapun jemaah haji Indonesia itu, diberikan pelayanan terbaik. Apakah Anda jemaah haji dari keluarga berkelas atau tidak, semua diberikan pelayanan maksimal. Apakah Anda jemaah haji berasal dari suku Jawa, Batak, Sunda, Madura atau dari suku bangsa apapun, tidak akan dibedakan-bedakan dalam penunaian layanan. Semua dilayani dan dimuliakan. Tanpa ada batas yang menjadi tantangan.
Lebih dari itu, spirit “layanan tanpa batas” di atas adalah layanan yang dilakukan tanpa mengenal lelah. Layanan yang tak pernah mengenal kata “tapi”. Layanan yang tak bersyarat. Layanan yang tak mengenal kata “kecuali”. Semua itu adalah semangat yang ingin diterjemahkan oleh seluruh petugas haji Indonesia yang hebat-hebat dan tak pernah letih di sana-sini. Kepemimpinan Kepala Sektor 8 Daerah kerja (Daker) Mekkah, Ahmad Bahir Ghozali, yang telah melakukan inovasi dan menerjemahkan spirit kemuliaan ke dalam layanan untuk jemaah haji lansia dalam bentuk penyediaan ruang transit di lantai dasar hotel adalah satu contoh saja dari sekian kemuliaan yang telah ditunjukkan oleh para petugas haji yang berdedikasi tinggi.
Inovasi-inovasi layanan atas jemaah haji lansia di atas adalah terjemahan konkret atas kampanye “utamakan lansia” dan “peduli lansia”. Memang, dua untaian frase ini menjadi nafas pelayanan haji oleh petugas haji Indonesia. Setiap mata memandang saat berada di gedung-gedung layanan jemaah haji Indonesia, selalu bisa disaksikan pamflet berbunyikan “utamakan lansia” dan “peduli lansia” di atas. Diantara contohnya juga bisa dilihat di bagian bawah. Pamflet itu berwarna oranye terang. Dan kata-kata “utamakan lansia” dan “peduli lansia” itu dituliskan dalam warna putih yang cerah.
Foto: Flyer Kampanye Pelayanan Terbaik Jemaah Haji Lansia
Kampanye “utamakan lansia” dan “peduli lansia” di atas dilakukan secara masif. Pamflet berisikan pesan itu ditempelkan di banyak titik ruangan. Hingga siapapun mudah menemuinya. Setiap mata pun mudah memandangnya. Itu semua dilakukan dengan satu harapan: semua jemaah haji lansia diutamakan. Kata “diutamakan” berarti di sana ada nilai kemuliaan yang diberikan. Di sana ada spirit penghormatan yang ditinggikan. Melalui bentuk dan praktik pelayanan tinggi nan terbaik yang ditunaikan.
Apakah Anda masih dan patut khawatir jika ada di antara keluarga Anda yang lansia mungkin mendapatkan panggilan untuk melaksanakan ibadah haji tahun depan? Rasanya khawatir itu tak sepatutnya ada. Pengelolaan penyelenggaraan haji tahun 1445 H/ 2024 M patut menjadi jawaban. Bahwa layanan kepada jemaah haji lansia adalah keutamaan yang ditunaikan. Sebagai ikhtiar maksimal yang dilaksanakan. Sebagai penunaian tangung jawab kepada dluyufur rahman yang dimuliakan.
Karena itu, jangan lagi ada rasa khawatir pada keluarga lansia yang sedang dan mungkin akan mendapatkan panggilan. Untuk menjadi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi yang dirindukan. Karena, panggilan itu tentu langsung dari Dzat yang kuasa-Nya tak terperikan. Oleh siapapun yang mungkin atau tidak membayangkan. Karena, pelayanan terbaik akan disiapkan dan diberikan. Oleh petugas haji yang jempolan. Itu semua agar jemaah haji Indonesia, termasuk yang lansia, mendapatkan seluruh penghormatan dan pelayanan yang dimuliakan. (*)
* Oleh Akh. MuzakkiGuru Besar dan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya; Anggota Tim Monitoring dan Evaluasi Haji 2024
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |