PD III Tinggal Beberapa Tahun Lagi, Begini Bunyi Peringatan yang Mengerikan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perang Dunia III (PD III) tinggal beberapa tahun lagi, dan sejarawan militer, Patrick Bishop mengingatkan, agar Barat mempersenjatai kembali yang memadai guna menangkal serangan Rusia di tanah NATO yang akan memicu konflik seperti Perang Dunia III.
"Peringatan yang mengerikan bahwa kita mungkin hanya tinggal beberapa tahun lagi menuju Perang Dunia III dan mengapa saya percaya bahwa Putin mampu melakukan tindakan nuklir pemusnah massal," ungkap sejarawan militer Patrick Bishop.
Advertisement
Sebelumnya, mantan Panglima Angkatan Darat Inggris, Jenderal Sir Patrick Sanders telah mengeluarkan peringatan PD III dan menyebut ada kekuatan poros baru yang lebih berbahaya daripada Nazi
Patrick Sanders menyerukan kepada anggota NATO menjelang pertemuan ulang tahun mereka ke-75 di Washington untuk fokus pada persenjataan untuk mengatasi ancaman yang muncul dari apa yang disebutnya kekuatan poros baru yakni Rusia-Cina, dan Iran.
Menurut Patrick Sanders, dunia sedang menghadapi momen yang paling berbahaya yang pernah dialami sejak 1945. Karenanya ia meminta para anggota NATO untuk lebih banyak berinvestasi pada persenjataan mereka.
Jendral Patrick Sanders yang menjabat sebagai kepala staf umum hingga bulan Juni lalu mengatakan, bahwa Rusia, Cina, dan Iran adalah "kekuatan poros baru", dan perang dunia ketiga bisa pecah dalam lima tahun ke depan jika tidak diambil tindakan.
Ia menyatakan, negara-negara tersebut menimbulkan ancaman yang lebih besar daripada Nazi pada tahun 1939. "Mereka sangat saling bergantung dan lebih bersekutu daripada kekuatan poros asli," tegasnya.
Namun pakar militer mengatakan, konflik tersebut tidak pasti jika anggota NATO, termasuk Inggris, meningkatkan persenjataan mereka secara signifikan.
"Sebagian besar perkiraan akan memberi tahu anda bahwa kita punya waktu antara lima hingga 10 tahun sebelum Rusia melakukan rekapitalisasi dan mampu menimbulkan ancaman seperti yang dilakukannya sebelum perang Ukraina," katanya lagi.
"Jika kita mengambil langkah yang tepat sekarang, jika kita mengatasi ancaman dan kesenjangan yang kita miliki dalam kemampuan kita, jika kita memodernisasi angkatan bersenjata kita, jika kita membuat masyarakat dan Inggris lebih tangguh, kita bisa mencegahnya," ujar dia.
"Jika kita melakukan itu, kemungkinannya kecil. Jika tidak, kemungkinannya akan meningkat dan mendorong Rusia, Cina, dan Iran," tambahnya.
Memang tidak semua petinggi berbicara dengan istilah yang mengerikan seperti itu.
Kepala Pertahanan Inggris, Laksamana Sir Tony Radakin misalnya, bulan lalu memilih peringatan 80 tahun D-Day, waktu untuk merenungkan kengerian perang, untuk meyakinkan bangsa.
Ia mengklaim, kecil kemungkinannya Inggris terlibat dalam konflik besar lainnya dengan Rusia.
"Putin tidak menginginkan perang dengan NATO ," kata Radakin. "Putin tidak menginginkan perang nuklir," tambahnya.
Modernisasi Angkatan Bersenjata
Sementara itu, Inggris akan meninjau ulang sistem pertahanan udaranya setelah mantan kepala angkatan darat itu mengeluarkan peringatan mengerikan tentang Perang Dunia III.
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, Luke Pollard menjelaskan angkatan bersenjata negaranya akan dimodernisasi.
"Pertahanan udara untuk melindungi Inggris dari serangan akan ditinjau ulang," kata seorang menteri.
Luke Pollard memaparkan, bagaimana angkatan bersenjata Inggris akan dimodernisasi berdasarkan tinjauan pertahanan strategis yang akan dilaporkan dalam tahun depan, guna mencegah agresi baik di dalam maupun luar negeri.
"Sangat penting di masa-masa sulit ini kita tidak hanya menjaga keamanan tanah air Inggris, misalnya dengan mempertimbangkan pertahanan udara Inggris, tetapi juga memastikan bahwa kita bisa mendukung sekutu-sekutu kita, khususnya dengan mempertimbangkan pasukan Inggris yang sudah ditempatkan di sisi timur NATO, di Estonia," katanya.
"Itulah sebabnya peninjauan pertahanan akan menjadi peninjauan pertama NATO, mengamankan halaman belakang kita sendiri di kawasan Eropa dan Atlantik Utara," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |