Peristiwa Internasional

Israel Serang Kamp Pengungsi, 71 Warga Palestina Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Juli 2024 - 22:27 | 17.16k
Orang-orang berjalan di atas reruntuhan di lingkungan Al-Sinaa, Kota Gaza, pada hari Jumat. (FOTO: Washington Post)
Orang-orang berjalan di atas reruntuhan di lingkungan Al-Sinaa, Kota Gaza, pada hari Jumat. (FOTO: Washington Post)

TIMESINDONESIA, JAKARTAIsrael melakukan "pembantaian" dengan cara menyerang kamp pengungsi Al Mawasi di Khan Younis, Gaza, Sabtu (13/7/2024) sore, dan Kementerian Kesehatan mengatakan sedikitnya 71 orang meninggal dunia serta 289 orang terluka.

Tetapi ada laporan yang saling bertentangan mengenai jumlah korban tewas karena skala serangan tersebut.

Advertisement

Laporan awal, kantor media pemerintah Gaza mengatakan sedikitnya 100 orang "tewas dan terluka". Kantor berita Palestina Wafa kemudian melaporkan sedikitnya 20 orang tewas.

Namun yang jelas, serangan itu menghantam kamp pengungsi Al Mawasi, yang oleh Israel telah ditetapkan sebagai “zona aman” bagi warga sipil yang mengungsi.

Sekitar 60 jenazah ditemukan di bawah reruntuhan lingkungan Shujaiya di timur Kota Gaza, kata badan pertahanan sipil Gaza.

Penemuan itu terjadi setelah pasukan Israel mengakhiri operasi dua minggu yang menurut pertahanan sipil dan penduduk Gaza telah menghancurkan daerah itu.

“Pemerintah dan tim bantuan masih mengevakuasi puluhan jenazah dan korban luka dari lokasi pengeboman," tambah kantor media Gaza dalam sebuah pernyataan.

Israel mengatakan serangan itu ditujukan kepada pemimpin sayap militer Hamas, Mohammed Deif.

Radio militer Israel menyebut Deif bersembunyi di sebuah gedung di Al Mawasi. Tidak jelas apakah Deif tewas dalam serangan itu.

Deif, yang nama aslinya adalah Mohammed Diab Al Masri, adalah kepala Brigade Ezzedine Al Qassam.

Ia dianggap sebagai salah satu dalang serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.

Lebih dari 38.300 warga Palestina meninggal dunia dalam perang balasan Israel di Gaza.

Israel telah mencoba membunuh Deif setidaknya tujuh kali sebelumnya, dan telah membunuh beberapa anggota keluarganya.

Seorang pejabat Hamas membantah Deif adalah target dan mengatakan kepada Reuters bahwa itu adalah hanya dalih untuk "membenarkan pembantaian yang mengerikan itu."

"Semua martir adalah warga sipil dan apa yang terjadi adalah eskalasi serius dari perang genosida, yang didukung oleh Amerika dan kebungkaman dunia," kata Abu Zuhri dikutip dari pengakuannya kepada Reuters.

Serangan Israel di Gaza memang sudah tidak terkendali. Jumat (12/7/2024) kemarin misalnya, mereka telah membunuh 4 pekerja bantuan di zona aman.

Para korban itu semuanya bekerja untuk Yayasan Al-Khair, sebuah LSM Muslim yang berpusat di Inggris dan Turki. 

Sebuah kelompok bantuan yang bermarkas di Inggris mengatakan, salah satu pekerjanya di Gaza telah meninggal dunia pada hari Jumat oleh serangan Israel yang menghantam gudangnya yang terletak di dalam zona aman kemanusiaan yang dinyatakan Israel.

"Serangan itu juga menewaskan tiga staf dari kelompok bantuan lain yang menggunakan gudang tersebut," kata yayasan al-Khair dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AP.

Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar atas serangan hari Jumat.

Setelah serangan Israel selama dua minggu di Gaza utara itu, ditemukan puluhan jenazah yang bergeletakkan kumpulkan di seluruh lingkungan Tel al-Hawa di Kota Gaza. Jenazah-jenazah itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Al-Ahli pada Jumat pagi.

Petugas pertahanan sipil mengatakan, mereka juga masih menemukan jenazah dan korban luka di jalan jalan serta bangunan yang hancur.

Juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal mengatakan, 85% bangunan sekarang tidak bisa dihuni lagi dan Shujaiya telah menjadi "zona bencana".

Mahmud Bassal mengatakan, jenazah-jenazah itu ditemukan di distrik Tal al-Hawa dan al-Sinaa.

Bassal menambahkan, bahwa puluhan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.

Sementara itu perang Israel-Hamad dekat dengan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, namun masih ada kesenjangan

Para pejabat mengatakan, bahwa meskipun kedua belah pihak lebih dekat ke arah kesepakatan daripada sebelumnya, tuntutan baru Israel dan ketidaksepakatan atas rincian masih menjadi masalah dalam pembicaraan tersebut.

Dan Israel masih saja melakukan "pembantaian", terbaru, Sabtu (13/7/2024) dengan cara menyerang kamp pengungsi Al Mawasi di Khan Younis, Gaza. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES