Iran Mengincar Israel, Tapi yang Siap Hadapi Justru AS
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Amerika Serikat menyatakan siap menghadapi Iran yang menyatakan akan melakukan balas dendam atas dibunuhnya Pemimpin Politik Hamas, Ismail. Haniyeh yang diduga kuat dilakukan Israel.
Bahkan militer AS akan mengerahkan jet tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Lautnya ke Timur Tengah, kata Pentagon pada hari Jumat (2/8/2024), saat Washington berupaya meningkatkan pertahanan menyusul ancaman dari Iran dan sekutunya Hamas dan Hizbullah.
Advertisement
AS bersiap menghadapi Iran yang akan memenuhi janjinya dalam menanggapi pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dua hari lalu di Teheran.
Kemarahan Iran itu adalah salah satu dari serangkaian pembunuhan tokoh senior kelompok militan Palestina tersebut saat perang antara Israel dan Hamas di Gaza berkecamuk.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin telah menyetujui pengiriman kapal penjelajah dan kapal perusak Angkatan Laut tambahan yang bisa menembak jatuh rudal balistik ke Timur Tengah dan Eropa.
Amerika Serikat juga mengirim satu skuadron jet tempur tambahan ke Timur Tengah.
"Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, untuk meningkatkan dukungan bagi pertahanan Israel, dan untuk memastikan Amerika Serikat siap menanggapi berbagai kemungkinan," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Ada spekulasi bahwa Pentagon mungkin tidak akan mengganti kelompok penyerang kapal induk USS Theodore Roosevelt di Timur Tengah setelah menyelesaikan tugasnya.
Namun Austin justru memutuskan untuk merotasi kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln untuk menggantikannya.
Pentagon menambahkan, pihaknya akan meningkatkan kesiapan untuk menyebarkan lebih banyak pertahanan rudal balistik berbasis darat.
Militer AS juga mengintensifkan pengerahan pasukan sebelum 13 April, ketika Iran melancarkan serangan ke wilayah Israel dengan pesawat nirawak dan rudal.
Namun ancaman dari Hizbullah di Lebanon bisa mendatangkan tantangan unik bagi segala upaya Amerika Serikat untuk mencegat pesawat nirawak dan rudal, mengingat persenjataan kelompok itu yang sangat banyak dan lebih dekat dengan Israel.
Saat itu, Israel berhasil menjatuhkan hampir semua dari sekitar 300 pesawat tak berawak dan rudal dengan bantuan Amerika Serikat dan sekutu lainnya.
"Saat berkomunikasi pertelepon, Kamis, Joe Biden dan Netanyahu, membahas penempatan militer defensif baru AS untuk mendukung Israel melawan ancaman seperti rudal dan drone," kata pihak Gedung Putih.
Iran dan Hamas sama-sama menuduh Israel melakukan pembunuhan tersebut dan berjanji akan membalas dendam terhadap musuh mereka.
Israel tidak mengklaim bertanggung jawab atas kematian tersebut, juga tidak membantahnya.
Kematian Ismail Haniyeh merupakan salah satu dari serangkaian pembunuhan tokoh senior Hamas saat perang pecah di Gaza antara Hamas dan Israel yang mendekati bulan ke-11 dan berkembangnya kekhawatiran bahwa konflik tersebut menyebar ke seluruh Timur Tengah.
Sebelumnya, juru bicara Pentagon, Sabrina Singh mengatakan AS tidak percaya eskalasi tidak bisa dihindari.
"Saya kira kami sudah menyampaikan pesan kami secara langsung bahwa kami tidak ingin melihat peningkatan ketegangan dan kami yakin ada jalan keluarnya, yaitu kesepakatan gencatan senjata," kata Singh.
"Delegasi Israel akan melakukan perjalanan ke Kairo dalam beberapa hari mendatang untuk berunding guna mencapai gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera," kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Jumat.
Tapi karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusulnya terbunuhnya Pemimpin Politik Hamas, Ismail Haniyeh dan semangat Iran untuk melakukan balas dendam, Amerika Serikat akan kirim lebih banyak kapal perang dan jet tempur ke Timur Tengah untuk perkuat pertahanan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |