Peristiwa Internasional

Hujan Roket Hizbullah di Wilayah Penduduk, Rakyat Israel Panik

Minggu, 04 Agustus 2024 - 16:11 | 141.54k
Kerusakan dan kehancuran bangunan yang diikuti tindakan genosida oleh  Israel di Gaza, membuat perlawanan semakin kuat. (FOTO: Al Jazeera).
Kerusakan dan kehancuran bangunan yang diikuti tindakan genosida oleh Israel di Gaza, membuat perlawanan semakin kuat. (FOTO: Al Jazeera).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Roket-roket Hizbullah, Minggu (4/8/2024) pagi tadi menghujani sasaran wilayah Al-Jalil di Palestina utara serta Dataran Tinggi Golan, Suriah yang diduduki Israel sehingga membuat warga Israel di sana panik.

Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon ini dilancarkan secara besar-besaran dari Lebanon selatan.

Advertisement

Menurut laporan jaringan berita Al-Manar Lebanon, perlawanan Lebanon juga mengumumkan bahwa mereka menargetkan kota Beit Hillel yang diduduki untuk kali pertama menggunakan puluhan roket Katyusha sebagai balasan serangan Israel baru-baru ini di desa-desa di Lebanon selatan, terutama Kafarkala dan Deir Saraya, yang menyebabkan sejumlah warga sipil terluka

Menurut beberapa media, sirene peringatan dibunyikan di 15 kota di Palestina dan Golan yang diduduki. Israel belum mengkonfirmasi soal serangan itu termasuk kemungkinan adanya kerusakan serta korban.

Tetapi media melaporkan bahwa sejumlah roket menghantam Beit Hillel, area yang menampung pangkalan militer di utara Palestina yang diduduki dan menyebabkan kebakaran.

Beberapa sumber melaporkan bahwa sedikitnya 50 roket ditembakkan ke wilayah Al-Jalil di wilayah utara Palestina yang diduduki. Beberapa bulan terakhir, Hizbullah gencar menyerang sasaran-sasaran Israel di wilayah-wilayah pendudukan dalam beberapa bulan terakhir.

Sehari setelah Operasi Penyerbuan Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 dan perang genosida Israel di Jalur Gaza, Hizbullah yang berkoordinasi dengan kelompok perlawanan Palestina juga mulai menargetkan pangkalan militer dan instalasi intelijen Israel di utara Palestina yang diduduki.

Hizbullah telah menargetkan instalasi militer dan mata-mata rezim tersebut serta pangkalan dan barak dengan rudal dan drone-nya. Tetapi dalam membalas, Israel justru mentargetkan wilayah permukiman sehingga mengakibatkan terbunuhnya warga sipil. 

Bahkan Israel terus menerus melakukan pembunuhan termasuk terhadap anggota Hizbullah di Lebanon.

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah memperingatkan bahwa kaum Zionis jangan berharap Poros Perlawanan ini akan tinggal diam, dan pembunuhan yang dilakukan Israel seperti itu justru akan membuatnya lebih bertekad melawan Israel.

Serangan balasan Hizbullah selama hampir 10 bulan terakhir telah menimbulkan kerusakan berat pada militer rezim tersebut, menewaskan sejumlah besar tentara dan memaksa pemukim Zionis meninggalkan wilayah pendudukan di seberang perbatasan Lebanon.

Namun Israel disebut-sebut  berupaya keras menutup-nutupi kerugiannya. Tetapi banyak juga analis dan mantan komandan senior Zionis telah mengakui ketidakberdayaan Israel dalam perang dengan Hizbullah. Mereka menganggap Hizbullah jauh lebih kuat dan lebih siap daripada gerakan Hamas dan Gaza justru telah menjadi rawa bagi Israel.

Rakyat Israel Panik

Saat ini kepanikan menyebar seperti api di Israel, ditengah meningkatnya rasa tidak nyaman atas serangan balasan yang akan segera dilakukan oleh Iran dan kelompok perlawanan regionalnya.

Sejak pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh dalam serangan Israel di Iran, Rabu lalu, Republik Islam Iran telah bersumpah untuk membalaskan darahnya. 

Pemimpin Revolusi Islam Iran,  Ayatollah Seyyed Ali Khamenei juga telah bersumpah untuk memberikan "hukuman keras" terhadap Israel atas pembunuhan kepala politik Hamas itu.

Bahkan para pejabat militer Iran juga telah mengambil sikap serupa. 

Poros Perlawanan yang meliputi Hizbullah di Lebanon,  Ansarullah di Yaman, Perlawanan Islam di Irak serta gerakan perlawanan di Gaza juga telah bersumpah akan membalas dendam. 

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, Kamis lalu mengatakan bahwa tanggapan "tidak bisa dihindari", mengacu pada pembunuhan Ismail Haniyeh dan Fuad Shukr.

Terakhir, komandan senior Hizbullah juga tewas dalam serangan Israel di Beirut, 30 Juli 2024 lalu.

Ancaman pembalasan itu memang membuat Israel gelisah karena tidak bisa diperkirakan waktu dan metode serangan balik yang tepat. 

Rekaman video dari sumber-sumber berita menyoroti keputusasaan dan ketakutan masyarakat di Tel Aviv dan kota-kota lain di Israel.

Masyarakat di Israel telah mengungkapkan rasa cemasnya terhadap kemungkinan adanya balasan militer yang kuat terhadap Israel, atas kampanye pembunuhannya. 

Banyak maskapai penerbangan juga telah membatalkan penerbangan mereka ke Israel sejak pembunuhan Ismail Haniyeh.

Air India, Jumat kemarin mengumumkan, bahwa mereka membatalkan semua penerbangan ke dan dari Israel hingga 8 Agustus. Maskapai penerbangan Polandia Lot juga mengikuti langkah tersebut. 

Ketakutan akan serangan balasan oleh Iran dan kelompok perlawanan regional juga membuat AS dan sekutu Baratnya ketir-ketir.

Karena itu AS kemudian mengerahkan belasan kapal perang dan armada kapal induk USS Theodore Roosevelt ke  perairan regional, selat Hormuz yang berjarak sekitar 10 km an dari wilayah Iran.

Israel dan Amerika Serikat sendiri masih belum pulih dari dampak serangan Iran terhadap Israel sekitar empat bulan lalu.  

Pada tanggal 13 April, Iran meluncurkan serangan lebih dari 300 pesawat nirawak dan rudal ke Israel

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menjuluki operasi tersebut sebagai "Janji Sejati".

Hal ini terjadi setelah beberapa penasihat militer Iran termasuk seorang komandan tinggi dibunuh oleh serangan Israel yang menghancurkan konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus pada 1 April lalu.

Mengutip sejumlah pejabat Amerika, New York Times menyebutkan saat itu, bahwa Israel telah salah perhitungan, mengira Iran tidak akan bereaksi keras.

Mantan komandan pertahanan udara Israel, Brigadir Jenderal Zvika Haimovich juga mengaku pada bulan April lalu, bahwa Iran adalah "negara adikuasa" dalam soal rudal balistik taktis dan UAV.

Mantan diplomat veteran Amerika, Chas Freeman juga mengatakan Iran dengan hati-hati menyerang target militer Israel selama serangan pesawat tak berawak dan rudalnya pada bulan April. 

"Iran berhasil membuat penduduk Israel panik. Iran bisa membuat pertahanan Israel kewalahan jika Iran memilih untuk melakukannya. Israel tidak akan bisa mempertahankan dirinya sendiri tanpa bantuan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan juga Yordania,” kata Freeman, yang pernah menjadi duta besar AS untuk Arab Saudi (1989–1992). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES