Didemo Selama Satu Bulan, PM Bangladesh Mengundurkan Diri
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah demo besar-besaran merebak seantero Bangladesh selama satu bulan, Senin (5/8/2024) siang, Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri.
Panglima Angkatan Darat mengatakan, Hasina berangkat ke India, setelah protes selama sebulan terkait kuota pekerjaan.
Advertisement
"Sheikh Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu," kata beberapa sumber, karena semakin banyak orang tewas dalam beberapa kekerasan terburuk sejak lahirnya negara Asia Selatan itu lebih dari lima dekade lalu.
Panglima Angkatan Darat Bangladesh, Jenderal Waker-Us-Zaman mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi, bahwa Hasina, 76, telah meninggalkan negara itu dan pemerintahan sementara akan dibentuk.
Laporan media mengatakan, dia terbang dengan helikopter militer bersama saudara perempuannya dan menuju ke negara bagian Benggala Barat di India timur, tepat di seberang perbatasan.
Laporan lain mengatakan dia menuju ke negara bagian Tripura di India timur laut.
Namun sejauh ini informasi tersebut belum bisa segera diverifikasi.
Tayangan televisi menunjukkan, ribuan orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Bangladesh, Dhaka dengan gembira dan meneriakkan slogan-slogan.
Ribuan lainnya menyerbu kediaman resmi Hasina, 'Ganabhaban', meneriakkan slogan-slogan, mengepalkan tangan, dan menunjukkan tanda-tanda kemenangan.
Tayangan televisi menunjukkan kerumunan orang di ruang tamu kediaman tersebut, dan beberapa orang terlihat membawa pergi televisi, kursi, dan meja dari salah satu bangunan yang paling dilindungi di negara tersebut.
"Dia telah meninggalkan negara ini, meninggalkan negara ini," teriak sebagian orang.
Para pengunjuk rasa di Dhaka juga memanjat atas patung besar pemimpin kemerdekaan, Sheikh Mujibur Rahman, ayah Hasina, dan mulai merusak kepalanya dengan kapak, seperti yang terlihat dalam rekaman visual.
Orang-orang berjabat tangan dengan personel militer saat merayakan pengunduran diri Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka pada tanggal 5 Agustus. (FOTO: Nikkei Asia/Reuters)
Aktivis mahasiswa menyerukan pawai ke ibu kota Dhaka pada hari Senin untuk menentang jam malam nasional guna menekan Hasina agar mengundurkan diri, sehari setelah bentrokan mematikan di seluruh negeri yang menewaskan hampir 100 orang. Sekitar 150 orang tewas dalam protes bulan lalu.
Surat kabar Daily Star melaporkan, hari ini saja, sedikitnya enam orang juga tewas dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di daerah Jatrabari dan Dhaka Medical College.
Bangladesh telah dilanda protes dan kekerasan sejak bulan lalu setelah kelompok mahasiswa menuntut penghapusan sistem kuota yang kontroversial dalam pekerjaan pemerintah.
Hal itu meningkat menjadi kampanye untuk berupaya menggulingkan Hasina, yang memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut pada bulan Januari dalam pemilihan yang diboikot oleh oposisi.
Sepeninggal Syekh Hasina, rombongan pelajar memasuki istana Ganohaban
Sementara Militer Mengambil Alih
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Waqar-uz-Zaman secara resmi mengumumkan bahwa Syekh Hasina telah mengundurkan diri ditengah protes massa.
Dia mengatakan, bahwa Perdana Menteri telah mengundurkan diri. Negara ini akan diperintah oleh pemerintahan sementara.
Waqar-uz-Zaman menyerukan masyarakat Bangladesh kembali ke jalan perdamaian dan ketertiban. "Karena jika tidak, negara kita akan sangat menderita. Kami menderita secara ekonomi. Orang-orang sedang sekarat," katanya.
Hal tersebut ia sampaikan dalam pidatonya yang ditujukan kepada bangsa dari markas besar tentara pada hari Senin sore tadi sekitar pukul 16.15.
Sebelum berpidato, ia mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh negara.
Sekretaris Jenderal BNP, Mirza Fakhrul Islam Alamgir, Anggota Komite Tetap Mirza Abbas, Profesor Hukum Universitas Dhaka Asif Nazrul, Wakil Ketua Senior Partai Jatiya Anisul Islam Mahmud dan Sekretaris Jenderal Partai Mujibul Haque Chunnu, Jonaid Saki dari Democracy Manch serta perwakilan negara juga diundang ke acara pertemuan dengan panglima militer.
Namun, tidak ada seorang pun dari Liga Awami dalam pertemuan tersebut.
Perdana Menteri Bangladesh, Syekh Hasina meninggalkan Ganobhaban sekitar pukul 14.30 dan meninggalkan negara itu dengan helikopter militer bersama adik perempuannya Syeikh Rehana.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |