Peristiwa Internasional

Serangan Israel di Gaza: Turki Kutuk Keras, Sebut Aksi sebagai Kejahatan Kemanusiaan

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 20:30 | 28.10k
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan. (Foto: Anadolu Agency)
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan. (Foto: Anadolu Agency)

TIMESINDONESIA, TURKI – Pemerintah Turki mengutuk keras serangan Israel yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil di sebuah sekolah di Gaza, dan menyebut tindakan tersebut sebagai kejahatan baru terhadap kemanusiaan. 

Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu, (10/8/2024), di tengah eskalasi konflik yang semakin memanas di kawasan tersebut.

Advertisement

Dalam keterangannya, Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, mengecam tindakan Israel yang dianggap sengaja menyabotase upaya negosiasi untuk mencapai gencatan senjata permanen. 

"Serangan ini sekali lagi menunjukkan bahwa pemerintah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak memiliki itikad baik untuk mencapai perdamaian. Sebaliknya, mereka dengan sengaja menggagalkan setiap langkah menuju perdamaian yang berkelanjutan," tegas Fidan.

Fidan juga menyindir keras aktor-aktor internasional yang dinilai tidak mengambil langkah tegas untuk menghentikan tindakan brutal Israel. Menurutnya, pihak-pihak yang membiarkan serangan ini terus berlangsung tanpa ada upaya penghentian dapat dianggap turut serta dalam kejahatan yang dilakukan Israel. 

"Aktor internasional yang tidak mengambil langkah-langkah untuk menghentikan Israel bisa dibilang ikut terlibat dalam kejahatan Israel," tambah Fidan, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Organisasi Intelijen Nasional Turki.

Sebelumnya, militer Israel melancarkan serangan udara terhadap Sekolah Al-Taba'een di lingkungan Al-Daraj, Gaza, yang menjadi tempat perlindungan bagi ratusan pengungsi. 

Serangan yang terjadi pada saat para pengungsi sedang melaksanakan ibadah salat Subuh ini menyebabkan sedikitnya 100 orang tewas, seperti dilaporkan oleh Kantor Media Pemerintah di Gaza.

Serangan tersebut juga menyebabkan jumlah korban jiwa terus bertambah dengan cepat, mengingat banyaknya pengungsi yang berada di dalam sekolah saat serangan terjadi. 

Meski berbagai mediator internasional, termasuk Mesir, Amerika Serikat (AS), dan Qatar, telah berupaya untuk menghentikan permusuhan dan mencapai gencatan senjata, Israel tetap melanjutkan operasi militernya yang mematikan di Jalur Gaza.

Konflik di Gaza yang terus berlanjut sejak Oktober 2023 ini telah merenggut hampir 39.800 nyawa, sebagian besar merupakan warga sipil Palestina. Serangan ini dipicu oleh operasi lintas batas yang dilancarkan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas. 

Akibat tindakan Israel, Mahkamah Internasional (ICJ) menuduh Israel melakukan genosida dan memerintahkan penghentian segera operasi militer di kota Rafah, yang saat ini menjadi tempat berlindung bagi lebih dari satu juta warga Palestina.

Kecaman dari berbagai pihak internasional semakin keras terdengar, namun hingga saat ini, seruan untuk menghentikan kekerasan dan mencapai perdamaian masih belum membuahkan hasil yang konkret. 

Pemerintah Israel, di bawah kepemimpinan Netanyahu, tampaknya masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk menghentikan serangan yang telah membawa dampak yang begitu besar terhadap kehidupan warga sipil di Gaza.

Sementara itu, pantauan TIMES Indonesia, hampir di setiap sudut Kota Istanbul, Turki, terdapat bendera Palestina.

Menurut salah satu anggota kepolisian Istanbul, Salim Ahmad, hal itu menjadi salah satu bentuk dukungan warga agar Palestina terbebas dari jeratan penjajahan dan kejahatan Israel. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES