Peristiwa Internasional

Hizbullah Penuhi Ancamannya, Menyerang Israel Dengan Roket Besar-besaran

Selasa, 13 Agustus 2024 - 00:32 | 37.50k
Hizbullah menyerang pos Barakat Risha dan al-Raheb dengan rudal, untuk memberi dukungan kepada rakyat Palestina. (FOTO: Anadolu Agency)
Hizbullah menyerang pos Barakat Risha dan al-Raheb dengan rudal, untuk memberi dukungan kepada rakyat Palestina. (FOTO: Anadolu Agency)

TIMESINDONESIA, PALESTINA –  Ancaman Hizbullah Lebanon benar-benar diwujudkan setelah Senin (12/8/2024) pagi tadi meluncurkan roket besar-besaran ke arah markas militer Israel di daerah pendudukan di Palestina.

Media Israel membenarkan serangan tersebut, dengan mengatakan serangan roket tersebut memicu sirene peringatan di Nahariya dan wilayah Galilea Barat.

Advertisement

Begitu juga Hizbullah Lebanon, membenarkan bahkan mengumumkan, bahwa pasukannya telah menargetkan markas militer Israel yang baru didirikan.

Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon mengatakan, roket yang diluncurkan itu adalah roket Katyusha.

Menurut TV Al-Manar Lebanon, suara ledakan terdengar di kota Nahariya hingga daerah Al-Kariyot di kota Haifa.

Beberapa sumber melaporkan bahwa lebih dari 30 roket ditembakkan dari Lebanon ke arah utara Palestina yang diduduki.

Ditambahkannya, operasi itu dilakukan sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap wilayah sipil di Lebanon selatan, khususnya di kota Maaroub serta untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa sebuah ledakan terdengar setelah serangan Hizbullah. 

Meskipun belum ada keterangan resmi mengenai korban jiwa dan kemungkinan kerusakan akibat serangan Hizbullah, rekaman yang dipublikasikan di media menunjukkan ambulans sedang bergerak menuju tempat yang menjadi sasaran di wilayah utara Palestina yang diduduki.

Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan, Senin, bahwa serangkaian roket Katyusha ditembakkan ke markas besar Divisi ke-146 yang baru didirikan di Giaton.

Ditambahkannya, operasi itu dilakukan sebagai respons atas serangan Israel terhadap wilayah sipil di Lebanon selatan, khususnya di kota Maaroub.

Gerakan Perlawanan Lebanon telah melancarkan serangan rutin sejak awal Oktober terhadap posisi militer rezim Israel sebagai balasan atas serangan rezim pendudukan terhadap Gaza dan Lebanon selatan.

Israel melancarkan perang brutal terhadap Gaza yang terkepung sejak tanggal 7 Oktober 2023 setelah Hamas melakukan operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap entitas pendudukan sebagai balasan atas meningkatnya kekejaman terhadap rakyat Palestina.

Israel telah memberlakukan pengepungan total terhadap wilayah berpenduduk padat itu, memutus bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.

Wakil Direktur Keterlibatan Global di Universitas Amerika di Beirut, Rami Khouri mengatakan, ada kekhawatiran dari AS, Israel, dan masyarakat di Lebanon bahwa pembalasan Hizbullah dan Iran akan menjadi "serangan besar".

"Tapi Iran dan Hizbullah sangat malu-malu tentang hal ini, yang mereka lakukan sebenarnya adalah perang psikologis yang lebih dari apa pun saat ini, sehingga membuat Israel tetap waspada," kata Khouri seperti dilansir Al Jazeera.

"Bukan hanya militer Israel yang kini kewalahan dan kelelahan serta belum mencapai targetnya di Gaza, tetapi juga penduduk Israel dan perekonomian Israel, semuanya terkena dampak yang sangat buruk," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ini adalah salah satu hal yang pernah dikatakan Kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah, bahwa strategi kelompok Lebanon tersebut adalah terus melakukan hal-hal kecil untuk menjaga agar Israel tetap menempatkan militernya di wilayah utara.

Hizbullah menyerang beberapa lokasi militer di Israel utara dengan menargetkan lokasi Marj dengan "senjata yang sesuai", yang mengakibatkan serangan langsung.

Kelompok tersebut juga menyerang pos Barakat Risha dan al-Raheb dengan rudal, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan dalam rangka mendukung rakyat Palestina yang teguh dan perlawanan mereka.

Kekhawatiran berkembang tentang perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran tembakan lintas perbatasan selama berbulan-bulan.

Sebelumnya Hizbullah telah mengancam akan melakukan pembalasan militer setelah pembunuhan panglima tertingginya Fouad Shukr oleh serangan udara Israel di Beirut pada tanggal 30 Juli lalu

Eskalasi ini terjadi dengan latar belakang serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina sejak Oktober lalu menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas, sebelum Hizbullah menyerang dengan roket ke Israel. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES