Peristiwa Internasional

Isu Islamophobia Gencar di Inggris: Kahmi Britania Raya dan ICMI Angkat Bicara

Selasa, 13 Agustus 2024 - 22:23 | 24.60k
Zoom meeting KAHMI Britania Raya dan ICMI UK membahas isu Islamophobia di Inggris Raya. (FOTO: KAHMI Britania Raya)
Zoom meeting KAHMI Britania Raya dan ICMI UK membahas isu Islamophobia di Inggris Raya. (FOTO: KAHMI Britania Raya)

TIMESINDONESIA, LONDON – Kerusuhan yang baru-baru ini melanda Inggris menjadi sorotan utama dalam diskusi publik yang diadakan oleh MP Kahmi Britania Raya (Majelis Perwakilan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) bersama ICMI Chapter UK (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).

Diskusi yang diadakan Sabtu (10/8/2024) merupakan taggapan terhadap meningkatnya kekhawatiran akan Islamophobia di Inggris, yang dipicu oleh insiden penusukan dan disinformasi yang menyertainya.

Advertisement

Pada 29 Juli 2024, sebuah kejadian tragis terjadi di Southport, Merseyside. Peristiwa tersebut melibatkan sekelompok anak-anak yang sedang mengikuti kelas menari dan menjadi korban penusukan.

Dalam waktu singkat, rumor yang tidak berdasar mulai menyebar di media sosial dan beberapa outlet berita yang menyebut pelaku sebagai Ali Al-Shakati, seorang imigran muslim di UK. Rumor ini langsung memicu ketegangan di berbagai komunitas dan menyebabkan kerusuhan yang meluas, dengan meningkatnya sentimen anti-Muslim di seluruh Inggris.

Namun, otoritas setempat kemudian mengumumkan fakta sebenarnya bahwa pelaku penusukan adalah Axel Muganwa Rudakubana, seorang warga negara Inggris yang berasal dari Cardiff, Wales. Axel merupakan anak dari pasangan suami istri yang berasal dari Rwanda dan bukan seorang muslim.

Disinformasi awal yang mengaitkan insiden tersebut dengan seorang muslim ini menjadi pemicu utama munculnya gelombang kerusuhan, menunjukkan betapa rentannya masyarakat terhadap pengaruh berita palsu.

Diskusi publik yang diadakan oleh Kahmi dan ICMI ini membahas secara mendalam latar belakang sosial dari kerusuhan tersebut, sejarah masuknya imigran muslim ke Inggris, serta partisipasi politik mereka. Selain itu, dibahas pula peran ruang digital dalam mempercepat penyebaran disinformasi yang akhirnya memicu kerusuhan sosial.

Ketua MP Kahmi Britania Raya, Teja Sukmana, menyatakan bahwa diskusi ini diadakan sebagai bentuk kepedulian dan respons terhadap keresahan yang dirasakan oleh komunitas muslim di UK. “Dialog ini dilatarbelakangi oleh keresahan teman-teman Kahmi atas kerusuhan yang terjadi di United Kingdom belakangan ini,” ungkap Sukmana.

Selain membahas faktor penyebab kerusuhan, diskusi ini juga menyoroti pentingnya literasi digital dalam menghadapi era informasi yang serba cepat, di mana berita palsu dapat dengan mudah mempengaruhi opini publik dan memicu konflik sosial. Ketua ICMI Chapter UK, Ezri Hayat, Ph.D., bersama narasumber lainnya, menekankan perlunya kewaspadaan dalam menerima informasi, terutama yang berpotensi memecah belah masyarakat.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Dr. Ir. Herman Khaeron, M. Si, Ketua Koordinator Presidium MN Kahmi, yang memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan diskusi tersebut. Menurutnya, diskusi terkait isu-isu internasional sangat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang masalah global yang kompleks dan dampaknya terhadap diaspora muslim di luar negeri.

Kahmi Britania Raya dan ICMI UK berharap dapat memberikan wawasan yang lebih dalam mengenai dinamika sosial di Inggris serta pentingnya menangkal disinformasi yang dapat memicu konflik, terutama di tengah masyarakat yang semakin majemuk melalui diskusi tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES