PPI Jepang Meriahkan 17 Agustus Melalui Festival Budaya Indonesia Art Fair

TIMESINDONESIA, TOKYO – PPI Jepang menyelenggarakan Indonesian Art Fair (IAF) 2024 di Sunpearl Arakawa, Tokyo (18/8/2024) untuk memeriahkan peringatan HUT RI ke-79. Indonesian Art Festival merupakan ajang untuk menampilkan keragaman budaya Indonesia maupun itu tradisional atau modern dalam bentuk teatrikal drama dan lokakarya kebudayaan.
Dalam kesempatan tersebut PPI Jepang juga mengundang para penggiat-penggiat kebudayaan seperti berbagai macam sanggar kesenian yang langsung didatangkan dari Indonesia agar dapat ditampilkan ke audiens WNI, warga lokal, maupun Internasional. Acara ini juga digelarkan agar diaspora Indonesia dapat menikmati kemeriahan 17 Agustus di negeri Sakura.
Advertisement
Wakil Ketua PPI Jepang, Prima Ghandi, dan Ketua Pelaksana Indonesian Art Fair, Rayhan Rayzan, mengungkap bahwa acara ini dibuat untuk menguatkan rasa nasionalisme dan kesatuan meskipun jauh dari tanah air. Rayhan juga menambahkan bahwa IAF ini bagian awal dari komitmen organisasi tersebut untuk menjadi wadah untuk menunjukkan kreativitas Indonesia di kancah Internasional.
Di kesempatan yang sama, Muhammad Al Aula Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Tokyomeberikan semangat dan dukungan kepada para pelajar yang berada diengara yang seirng juga di sebut Nippon tersebut. "Bersyukurlah karena diberi kesempatan oleh Tuhan untuk belajar di luar negeri dan aktif mencari cara untuk membangun negara dengan ilmu yang didapati, termasuk dengan cara berpikir kritis akan bagaimana memperbaiki tanah air," ungkapnya.
Sesi pertama Indonesia Art Fair 2024 dibuka dengan bazaar kuliner dan lokakarya batik serta angklung yang memikat banyak pengunjung. Di tengah keramaian, panggung seni diisi oleh penampilan sanggar Ayodya Pala yang menampilkan tarian mash-up dari berbagai daerah, menonjolkan keragaman budaya Indonesia.
Penampilan lainnya datang dari PPI Tokyo Metropolitan University dengan Tarian Topeng Cirebon dan PCI NU Jepang yang mempersembahkan Hadroh Nusantara. Sesi ini ditutup dengan orkestra angklung oleh siswa-siswi Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), menambah semarak perayaan kemerdekaan.
Kegiatan lokakarya di sesi pertama Indonesian Art Fair pun sama meriahnya dengan euforia kurang lebih 500 pengunjung yang menghadiri bazar sembari menonton beragam penampilan. Para pengunjung khusus juga diberi kesempatan untuk mencoba membatik dan membawa pulang hasil karya mereka.
Kemudian, bagi pengunjung yang sudah membeli tiket workshop angklung juga diberi arahan dan bisa mencoba untuk merasakan pengalaman bermain dalam orkestra angklung.
Sesi kedua atau puncak dari acara IAF kali ini adalah pertunjukan drama teater berjudul “Mimpi Dwi Warna” yang menceritakan kisah tentang dua anak muda menjelajahi pulau-pulau Indonesia bersama Garuda ajaib. Di setiap pulau atau wilayah yang dijelajahi, penari dari sanggar Ayodya Pala dan Bali Pusaka menampilkan tarian tradisional dari seluruh Indonesia. Seperti tarian Tor-tor dari suku Batak dan Godeg Ayu dari suku Betawi/Sunda.
IAF ini bukan hanya sebuah perayaan keragaman budaya Indonesia, namun juga menjadi oportunitas untuk mengenalkannya ke audiens Internasional. Ketua PPI Jepang, Fadlyansyah Farid menyatakan bahwa acara kebudayaan tersebut menjadi momentum para pelajar sebagai agen Indonesia bukan hanya untuk menampilkan tarian, tapi juga melestarikan budaya Indonesia.
"Indonesia Art Fair bisa membuat kita merasakan atmosfir Indonesia yang sangat kental akan keberagaman yang dipadu menjadi satu, meningkatkan patriotisme serta membuat kita merasa lebih dekat ke tanah air meski jauh," ungkap ketua PPI Jepang tersebut. (*)
Pewarta: Khansa Shafa Luthfiya
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Rizal Dani |