PM Malaysia: Barat Jangan Ngajari Dunia Muslim Tentang Demokrasi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim dengan lantang mengingatkan kepada Barat untuk tidak ngajari dunia Muslim tentang demokrasi dan HAM.
Saat meresmikan KTT Masjid Seluruh Malaysia untuk Al-Aqsa dan Palestina di Kuala Lumpur, Minggu (25/8/2024) kemarin, Anwar Ibrahim mengecam Barat soal "narasi yang tidak akurat" tentang Gaza.
Advertisement
"Dunia Barat harus berhenti mencoba mengendalikan media internasional hanya untuk menyoroti “narasi yang tidak akurat” tentang perang yang sedang berlangsung di Gaza," tegas Anwar Ibrahim seperti dilansir media BERNAMA.
Ia mengatakan negara-negara barat juga harus mengoreksi narasi dan mengakui kerusuhan di Palestina telah terjadi sejak 1948, dan bukan karena serangan Hamas pada 7 Oktober.
Anwar Ibrahim menekankan, bahwa Barat tidak perlu mengajarkan dunia Muslim tentang makna demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
"Kita harus jelas dan tidak boleh terpengaruh oleh negara-negara barat yang ingin memulai narasi (serangan terus-menerus di Palestina sejak aksi militer Hamas) pada 7 Oktober," kata dia.
"Penghancuran terus-menerus di Palestina terjadi sejak 1948, diikuti oleh invasi langsung Masjid Al-Aqsa pada 1969. Bahkan, kini penghancuran terus berlanjut, baik itu infrastruktur maupun manusia dan genosida. Itulah yang terjadi," katanya.
Hadir dalam acara KTT Masjid Seluruh Malaysia untuk Al-Aqsa dan Palestina itu antara lain Menteri Departemen Perdana Menteri (Urusan Agama), Datuk Mohd Na'im Mokhtar, wakilnya Dr Zulkifli Hasan, dan ketua bersama Konferensi Masjid Malaysia untuk Al-Aqsa dan Palestina (MM4AP), Datuk Seri Ahmad Awang.
Anwar menegaskan Malaysia tetap berkomitmen untuk tidak mengizinkan perusahaan yang terdaftar di Israel untuk masuk dan melakukan aktivitas apa pun di negaranya.
Ia mengatakan, pemerintah sebelumnya, yang sangat menentang tirani Israel, masih mengizinkan perdagangan langsung dengan perusahaan-perusahaan semacam itu di negaranya.
"Itulah sebabnya di bawah Pemerintahan Madani, keputusan diambil dengan suara bulat oleh Kabinet untuk menghentikan semua bentuk perdagangan langsung dengan Israel," katanya.
"Kemudian kalau masih orang-orang yang terlibat mengizinkan perdagangan langsung dengan Israel, penghinaan bagi kami, dimana mereka mengklaim seolah-oleh bahwa kami memiliki hubungan dengan beberapa perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel," katanya.
Karena itu, kata Anwar, pemerintah mesti menggunakan kearifan lokal, mengetahui kekuatan, hak, dan kesempatan yang dimilikinya untuk mengembangkan kekuatan dalam negeri, bukan justru melakukan perlawanan gegabah yang akhirnya malah melemahkan seni budaya bangsa.
“Mereka yang menegur kita dalam hal perdagangan dengan perusahaan mana pun, harus menjawab mengapa ketika mereka memegang tampuk kekuasaan, mengizinkan perdagangan langsung dengan ZIM (perusahaan pelayaran) dan perusahaan-perusahaan Israel, bagi saya itu adalah masalah utama yang harus dijawab," ujarnya.
"Saya tidak ingin menggunakan ruang ini hanya untuk mengklarifikasi hal-hal seperti itu, tetapi kita harus menekankan, tetapi kita harus sepakat dengan satu suara," katanya.
Sementara itu, Ahmad dalam sambutannya mengatakan tanggal 21 Agustus dipilih oleh Organisasi Kerja Sama Islam sebagai Hari Masjid Sedunia karena pada tanggal tersebut di tahun 1969, seorang Zionis berupaya membakar Masjid Al-Aqsa dan menghancurkan mimbar Salahuddin Al-Ayyubi dalam insiden tersebut.
“Maka dari itu tujuan MM4AP bertepatan dengan Hari Masjid Sedunia adalah untuk mempersatukan umat, mengambil semangat pembebasan dan pembelaan Masjid Al-Aqsa,” ujarnya.
Sekitar 700 perwakilan masjid dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), diplomat asing, ulama dan pemerhati dari sejumlah negara hadir dalam pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Dewan Konsultatif Organisasi Islam Malaysia bekerja sama dengan pihak lain seperti Aliansi Masjid Dunia dalam Pembelaan Al Aqsa dan Sekretariat Dewan Ulama Asia tersebut.
Anwar Ibrahim hari ini juga mengecam mereka yang mempertanyakan upaya pemerintah untuk membawa warga Palestina yang terluka ke Malaysia untuk dirawat.
Ia menilai pernyataan beberapa orang itu kasar dan tidak mencerminkan rasa belas kasihan manusia.
Karena itu dala KTT Masjid Seluruh Malaysia, KTT untuk Al-Aqsa dan Palestina di Kuala Lumpur, dengan lantang Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim mengingatkan kepada Barat untuk tidak ngajari dunia Muslim tentang demokrasi, hak asasi manusia dan pembangunan berkelanjutan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |