AS Mendakwa Pemimpin Hamas Atas Serangan 7 Oktober 2023
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Amerika Serikat mengumumkan tuntutan pidana, Selasa (3/9/2024) kemarin terhadap para pemimpin tinggi Hamas atas peran mereka dalam merencanakan, mendukung dan melakukan serangan mematikan pada 7 Oktober di Israel selatan.
Dalam dakwaan tersebut mencantumkan nama enam terdakwa, tiga di antaranya telah meninggal dunia.
Advertisement
Beberapa terdakwa yang masih hidup adalah Yahya Sinwar, yang diyakini bersembunyi di Gaza, Khaled Meshaal yang berkantor di Doha dan mengepalai kantor diaspora kelompok tersebut serta Ali Baraka, pejabat senior Hamas yang berkantor di Lebanon.
Menurut pengaduan luas yang dibuka pada hari Selasa kemarin, Jaksa federal mendakwa Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, dan lima anggota senior kelompok itu dengan perencanaan dan pelaksanaan serangan teroris selama bertahun-tahun di Israel, termasuk pembantaian 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, termasuk lebih dari 43 warga Amerika.
Serangan itu memicu serangan Israel terhadap Gaza yang telah menewaskan lebih dari 40.800 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah.
"Sebagaimana diuraikan dalam pengaduan kami, para terdakwa tersebut yang dipersenjatai dengan senjata, dukungan politik, dan pendanaan dari pemerintah Iran, serta dukungan dari Hizbullah telah memimpin upaya Hamas untuk menghancurkan Negara Israel dan membunuh warga sipil untuk mendukung tujuan tersebut," kata Jaksa Agung, Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.
Para terdakwa yang sudah meninggal dunia adalah mantan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh , yang menurut kelompok itu dibunuh pada bulan Juli di Teheran, Kepala sayap militer, Mohammed Deif , yang menurut Israel tewas dalam serangan udara pada bulan Juli, serta Marwan Issa, wakil komandan militer yang menurut Israel tewas dalam serangan pada bulan Maret.
Iran menyalahkan Israel atas kematian Ismail Haniyeh. Namun sampai sekarang pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab.
Menurut pejabat Departemen Kehakiman AS, Jaksa AS mengajukan tuntutan terhadap keenam orang tersebut pada bulan Februari, tetapi merahasiakannya dengan harapan biss menangkap Ismail Haniyeh.
Departemen Kehakiman memutuskan mempublikasikan tuduhan tersebut setelah kematian Ismail Haniyeh.
Intelijen Amerika dan Israel meyakini rencana di balik serangan itu merupakan rahasia yang dijaga ketat, hanya diketahui oleh beberapa orang terpilih di Gaza seperti Yahya Sinwar dan Deif.
Jika benar, tuduhan pemerintah Amerika terhadap anggota politik Hamas akan bisa memberikan pandangan berbeda terhadap aktivitas kelompok itu.
Tuduhan tersebut muncul pada saat yang menegangkan secara politik, saat Gedung Putih berupaya menyelamatkan perundingan gencatan senjata dan setelah pengungkapan pada akhir pekan bahwa Hamas mengeksekusi enam sandera di Gaza, termasuk seorang warga Amerika-Israel berusia 23 tahun yang kematiannya memicu curahan kesedihan di seluruh Amerika Serikat.
Pemuda itu, Hersh Goldberg-Polin, termasuk di antara sekitar 250 orang yang ditangkap pada 7 Oktober. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |