Rudal Israel Hancurkan Sekolah PBB, 34 Meninggal Dunia
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Serangan udara Israel di Gaza, Rabu (11/9/2024) petang menghantam sebuah sekolah PBB yang digunakan untuk berlindung keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi. Peristiwa ini menyebabkan sedikitnya 34 orang meninggal dunia.
Sekolah Persiapan Anak Laki-laki Al-Jawni milik PBB di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah yang dihantam rudal yang diluncurkan dari jet tempur Israel itu menyebabkan 34 orang termasuk 19 anak-anak dan wanita meninggal dunia.
Advertisement
Serangan petang itu merupakan serangan paling mematikan yang menargetkan Sekolah Persiapan Anak Laki-laki Al-Jawni milik PBB di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
PBB mengutuk serangan udara Israel terhadap sekolah PBB yang digunakan sebagai tempat perlindungan di Gaza dan mencoba mengonfirmasi laporan bahwa beberapa anggota staf PBB juga meninggal dunia dalam serangan itu.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan hari Rabu bahwa itu adalah serangan udara kelima terhadap sekolah yang sama di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah sejak Israel membalas serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
"Kami mengutuk semua serangan udara yang menargetkan warga sipil dan juga yang menargetkan fasilitas PBB," tegas Dujarric.
"Kebijakan kami jelas. Markas PBB tidak boleh menjadi sasaran, dan markas PBB juga tidak boleh digunakan oleh kelompok atau kekuatan mana pun untuk melancarkan kegiatan militer,” katanya.
"Markas PBB perlu dilindungi. Markas PBB perlu dihormati, dan itu harus dilakukan oleh semua pihak yang berkonflik," kata dia.
Seperti biasa, militer Israel berdalih menargetkan militan Hamas yang merencanakan serangan dari dalam sekolah tersebut.
Namun klaim tersebut tidak bisa dikonfirmasi secara independen.
"Sebanyak 14 orang yang meninggal dunia oleh serangan itu, termasuk dua anak-anak dan seorang wanita, dibawa ke rumah sakit Awda dan Al-Aqsa Martyrs di dekatnya," kata pejabat dari fasilitas tersebut.
"18 orang terluka dalam serangan itu," kata mereka lagi.
"Salah satu anak yang meninggal dunia adalah putri Momin Selmi, seorang anggota badan pertahanan sipil Gaza, yang bekerja menyelamatkan para korban yang terluka dan jenazah setelah serangan," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Selmi tidak pernah bertemu dengan putrinya itu selama 10 bulan, sejak ia menetap di Gaza utara untuk terus bekerja, sementara keluarganya melarikan diri ke selatan," kata badan itu lagi.
Puluhan ribu warga Palestina yang diusir dari rumah mereka oleh Israel tinggal di sekolah-sekolah di Gaza.
Sekolah Al-Jawni, adalah salah satu dari banyak sekolah di Gaza yang dikelola oleh badan PBB untuk Palestina UNWRA, telah terkena berbagai serangan selama perang.
Israel sering mengebom sekolah, dengan dalih bahwa sekolah-sekolah tersebut digunakan oleh militan Hamas.
Israel juga menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil dari serangannya, dengan mengatakan bahwa para pejuangnya melaksanakan operasi sendiri di dalam lingkungan pemukiman padat.
Menurut sebuah survei pada bulan Juli oleh Education Cluster, kumpulan kelompok bantuan yang dipimpin oleh UNICEF dan Save the Children, lebih dari 90 persen bangunan sekolah di Gaza hancur oleh serangan Israel, dan lebih dari separuh sekolah yang menampung orang-orang terlantar terkena dampaknya
"Kampanye Israel yang memasuki bulan ke 11 di Gaza telah menewaskan sedikitnya 41.000 warga Palestina dan melukai 95.000 lainnya," kata Kementerian Kesehatan wilayah itu Rabu.
Israel telah bersumpah menghancurkan Hamas setelah serangan 7 Oktober tahun lalumdi Israel selatan, dimana militan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 250 lainnya.
Sebelumnya, Rabu siang, serangan Israel juga menghantam sebuah rumah di dekat kota Khan Younis di Gaza selatan dan menyebabkan 11 orang meninggal dunia termasuk enam saudara laki-laki dan perempuan dari keluarga yang sama yang berusia antara 21 bulan hingga 21 tahun.
Sebuah serangan Selasa malam di sebuah rumah di kamp pengungsi Jabaliya di Gaza utara, juga menyebabkan 9 orang meninggal dunia, termasuk enam wanita dan anak-anak.
Pertahanan sipil mengatakan rumah itu milik Akram Al-Najjar, seorang profesor di Universitas Terbuka Al-Quds, yang selamat dari serangan itu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |