Peristiwa Internasional

Beijing-Tokyo Makin Panas, Kapal Induk Liaoning Masuk Perairan Jepang

Rabu, 18 September 2024 - 17:57 | 29.58k
Foto yang dirilis oleh Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang menunjukkan kapal induk China Liaoning di laut di perairan dekat wilayah Okinawa selatan Jepang. (FOTO: France24/AFP)
Foto yang dirilis oleh Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang menunjukkan kapal induk China Liaoning di laut di perairan dekat wilayah Okinawa selatan Jepang. (FOTO: France24/AFP)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAPerseteruan Jepang-China makin panas, setelah Rabu (18/9/2024) tadi, kapal induk China memasuki perairannya untuk pertama kalinya.

Kapal induk Liaoning dan dua kapal perusak rudal kelas Luyang III terlihat berlayar ke selatan antara pulau Yonaguni dan Iriomote pada hari Selasa dan Rabu, kata staf gabungan kementerian pertahanan Jepang.

Advertisement

Yonaguni dan Iriomote berada di dekat kepulauan Senkaku yang tidak berpenghuni dan disengketakan di Laut Cina Timur, yang dikenal oleh Beijing sebagai Diaoyu, yang telah lama menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.

"Insiden ini sama sekali tidak bisa diterima dari sudut pandang lingkungan keamanan Jepang dan kawasan, dan kami telah menyampaikan keprihatinan serius kami kepada pihak China melalui saluran diplomatik," kata juru bicara pemerintah Jepang, Hiroshi Moriya seperti dilansir France24.

Kapal induk China itu berlayar di antara dua pulau Jepang di dekat Taiwan untuk pertama kalinya. Tindakan China ini membuat Jepang, sekutu dekat AS itu marah.

Namun China mengatakan, lintasan tersebut, yang terjadi kurang dari sebulan setelah pelanggaran pertama yang dikonfirmasi ke wilayah udara Jepang oleh pesawat pengintai China, mematuhi hukum internasional.

Sebelumnya, Pemerintah Taipei telah mengatakan, bahwa sebuah formasi angkatan laut China yang dipimpin oleh Liaoning berlayar melalui perairan timur laut Taiwan pada hari Rabu dan terus menuju Yonaguni.

Perairan bersebelahan merupakan jalur sepanjang 12 mil laut yang melampaui perairan teritorial di mana suatu negara bisa menjalankan sebagian kontrolnya, menurut hukum maritim internasional.

Analis Yee Kuang Heng, dari Sekolah Pascasarjana Kebijakan Publik Universitas Tokyo, mengatakan Tiongkok "pastinya menduga pembawa besar ini akan terdeteksi" oleh Jepang.

Kapal-kapal tersebut mungkin merupakan bagian dari "kelompok penyerang yang berlatih bagaimana mereka dapat dikerahkan selama kontingensi Taiwan, dan juga mendorong batas seberapa jauh mereka dapat menyerang Jepang", kata Heng kepada AFP.

"Secara diplomatik, ini mungkin merupakan bentuk 'diplomasi kapal perang' yang memberi sinyal kepada Jepang agar menjauh dari kemungkinan terjadinya situasi darurat di Taiwan, dan sebagai pengingat bahwa Yonaguni, yang menjadi tuan rumah bagi pangkalan-pangkalan penting (militer Jepang), dapat berada tepat di garis depan," katanya.

Tokyo telah melaporkan keberadaan kapal penjaga pantai China, sebuah kapal angkatan laut, dan sebuah kapal selam bertenaga nuklir di sekitar kepulauan Senkaku yang terpencil.

Jepang mengerahkan jet tempur pada bulan Agustus setelah serangan pertama yang dikonfirmasi oleh pesawat militer China ke wilayah udaranya, dengan Tokyo menyebutnya sebagai "pelanggaran serius" terhadap kedaulatannya.

Negara ini meningkatkan anggaran pertahanannya dengan dorongan AS, bergerak untuk memperoleh kemampuan serangan balik dan melonggarkan aturan ekspor senjata.

Tokyo juga menyediakan pendanaan dan peralatan seperti kapal patroli ke negara-negara lain di kawasan tersebut.

Pada bulan Juli, Jepang menyetujui kesepakatan dengan Filipina yang mengizinkan penempatan pasukan di wilayah masing-masing.

Jepang juga mengerahkan jet tempur minggu lalu ketika pesawat Rusia terbang di sekitar kepulauan itu untuk pertama kalinya dalam lima tahun.

Pesawat Tu-142 tidak memasuki wilayah udara Jepang tetapi terbang di atas wilayah yang menjadi sengketa teritorial antara Jepang dan Rusia.

Kapal perang Rusia dan China mengadakan latihan gabungan di Laut Jepang bulan ini, bagian dari latihan angkatan laut besar yang menurut Presiden Vladimir Putin adalah yang terbesar dalam jenisnya selama tiga dekade.

Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan telah mengamati lima kapal angkatan laut China memasuki Laut Jepang dan kemungkinan sedang dalam perjalanan menuju manuver gabungan.

Meningkatnya aktivitas militer China di dekat Jepang dan di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir telah memicu kekhawatiran di Tokyo.

Jepang telah menanggapi dengan peningkatan pertahanan yang katanya bertujuan untuk mencegah China menggunakan kekuatan militer untuk mendorong klaim teritorialnya di wilayah tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES