Peristiwa Internasional

Israel Ingin Semua Sandera Dibebaskan Sekaligus dan Pimpinan Hamas Keluar dari Gaza

Jumat, 20 September 2024 - 07:55 | 40.89k
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar (FOTO: CNN/Anadolu Agency/Getty Images)
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar (FOTO: CNN/Anadolu Agency/Getty Images)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAIsrael pada Kamis (19/9/2024) kemarin mengumumkan proposal baru yang isinya semua sandera harus dibebaskan dalam satu tahap, dan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar harus keluar dari Gaza.

Dilansir CNN, seorang penasihat senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Gal Hirsch
telah menyampaikan kepada pemerintahan Joe Biden sebuah usulan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan baru dengan Hamas.

Advertisement

Seorang pejabat Israel mengatakan, usulan dari Gal Hirsch, sekutu dekat Benjamin Netanyahu yang menjabat sebagai koordinator Israel untuk sandera dan orang hilang itu diyakini akan mengakhiri konflik di Gaza secara permanen.

Gal Hirsch mengusulkan membebaskan semua sandera yang ditahan di sana sekaligus dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan Israel.

Menurut Lembaga penyiaran nasional Israel dan afiliasi CNN, Kan 11, usulan itu juga menyebutkan memberikan perjalanan yang aman bagi pemimpin Hamas Yahya Sinwar untuk diasingkan keluar dari Gaza.

Perdana-Menteri-Israel.jpgPerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu diperkirakan akan menyampaikan usulan baru itu dalam pidatonya pada sidang PBB Minggu depan. (FOTO: Mehr News Agency)

Reaksi luas terhadap usulan tersebut adalah bahwa usulan itu tidak akan diterima oleh Hamas, yang belum mengomentarinya.

Presiden Joe Biden mengumumkan usulan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza saat menyampaikan pidato di Ruang Makan Negara di Gedung Putih pada tanggal 31 Mei di Washington, DC.

Tim keamanan nasional Biden tidak memiliki rencana segera untuk mengajukan proposal gencatan senjata yang diperbaharui. Namun tidak dijelaskan dalam usulan tentang keberadaan pasukan Israel di Gaza setelah gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan.

Padahal itu adalah titik kritis utama dalam negosiasi yang macet. Bahwa gagasan agar Sinwar meninggalkan Gaza dianggap tidak mungkin oleh pejabat Amerika.

Sumber Israel lainnya yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan, proposal tersebut tidak dibahas di antara tim negosiasi Israel sebagai dasar untuk negosiasi baru dengan Hamas, yang telah terhenti selama berminggu-minggu hingga sekarang.

Forum  Keluarga Sandera awalnya memuji garis besar tersebut, tetapi kemudian pada hari Kamis menyebutnya sebagai "manipulasi sinis dan murahan".

"Ini adalah penipuan yang tujuannya adalah untuk menggagalkan inisiatif baru Amerika untuk membebaskan para sandera dan menghentikan perang di Gaza," kata organisasi tersebut. 

"Sebentar lagi kita akan merayakan tahun pengabaian. Ini adalah kebangkrutan moral dan nilai yang belum pernah terjadi sebelumnya," tambah mereka.

Keluarga Sandera Kecewa

Usulan itu muncul pada saat prospek kesepakatan belum pernah serendah ini.

Keluarga sandera Israel yang masih ditawan di Gaza telah menyatakan kekecewaan atas meningkatnya ketegangan dengan Hizbullah di Lebanon, dengan mengatakan bahwa perang berskala besar di sana hanya akan menurunkan peluang tercapainya kesepakatan penyanderaan.

Penasihat keamanan nasional Joe Biden juga tidak memiliki rencana segera untuk menyampaikan kepada presiden AS tentang proposal terbaru dalam negosiasi gencatan senjata perang Israel-Hamas itu.

Dua pejabat senior pemerintah AS mengatakan kepada CNN, indikasi terbaru bahwa pembicaraan untuk mengakhiri konflik telah terhenti secara serius.

"Benjamin Netanyahu tidak akan bertemu dengan Joe Biden selama kunjungannya ke New York untuk menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa minggu depan," kata sumber Israel yang mengetahui masalah tersebut.

Hirsch bertemu awal minggu lalu dengan Roger Carstens, utusan khusus presiden AS untuk urusan sandera, untuk membahas negosiasi pembebasan para sandera yang ditawan di Gaza.

Gagasan untuk mengasingkan Yahya Sinwar telah dibahas di berbagai titik negosiasi sebagai bagian dari tahap akhir perjanjian gencatan senjata, meskipun tidak ada indikasi bahwa Sinwar akan menyetujui persyaratan tersebut.

Gershon Baskin, yang memiliki pengalaman luas dalam bernegosiasi dengan Hamas mengatakan kepada CNN, bahwa siapa pun yang mengira Yahya Sinwar akan meninggalkan Gaza "tidak hidup di dunia ini".

"Gaza adalah lautnya Sinwar dan dia adalah seekor ikan. Seekor ikan tidak akan keluar dari laut dengan sendirinya," tegasnya.

Meski demikian, jika kesepakatan tersebut mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, maka ini akan "mendekati kesepakatan yang siap diterima Hamas," kata Baskin lagi.

Sebelumnya, ketika muncul ide untuk mengizinkan para pemimpin Hamas seperti Yahya Sinwar meninggalkan Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, pejabat Amerika mengatakan mereka pikir Yahya Sinwar tidak mungkin setuju.

Mereka mengutip dari peristiwa pembunuhan para pemimpin Hamas oleh Israel di ibu kota asing, dan mengatakan mereka yakin bahwa Yahya Sinwar lebih suka mati melawan Israel daripada meninggalkan Gaza.

Hingga saat ini Hamas belum memberikan reaksi atas usulan baru dari Israel tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES