Israel vs Hizbullah Memanas, AS Akan Tambah Pasukan di Timur Tengah
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jumlah warga Lebanon yang dibunuh tentara Israel terus bertambah, Amerika Serikat terusik akan segera tambah pasukannya ke Timur Tengah .
Hingga Selasa (24/9/2024) pagi ini jumlah warga Lebanon yang dibunuh tentara Israel bertambah menjadi 274 orang dan melukai lebih dari 1000 orang,
Advertisement
Sekutu dan pendukung Israel, Amerika Serikat berencana akan menambah pasukannya ke Timur Tengah setelah melihat ketegangan antara Israel dan Hizbullah meningkat.
Dilansir USA Today, Senin kemarin Pentahun telah mengumumkan akan memperkuat pasukannya di Timur Tengah.
Tidak dijelaskan penguatan itu untuk menengahi pergolakan ataukah justru membantu tentara Israel ikut terlibat dalam menghabisi warga sipil Lebanon.
AS juga merahasiakan tentang jumlah penambahan pasukan yang akan dikirim ke Timur Tengah itu. Namun yang jelas saat ini sudah ada sekitar 40.000 tentara AS di wilayah tersebut.
Saling serang antara Israel dan Hizbullah terus meningkat terutama penggunaan tembakan roket dan rudal.
"Mengingat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan sebagai bentuk kewaspadaan, kami akan mengirimkan sejumlah kecil personel militer AS tambahan untuk menambah pasukan yang sudah ada di kawasan tersebut," kata Sekretaris Persa Pentagon, Mayor Jenderal Angkatan Udara Pat Ryder.
"Demi alasan keamanan operasi, kami tidak akan mengomentari atau memberikan rincian spesifik," tambahnya.
Sampai hari Selasa ini, serangan udara Israel tercatat telah menewaskan sedikitnya 274 orang di Lebanon Serangan udara Israel terhadap Hizbullah di Lebanon juga meningkat dalam serangan paling luas sejak 7 Oktober
Pentagon sendiribtelah mempertahankan kehadiran yang kuat di sana sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, dengan harapan bisa meredam pertempuran di sana.
Penempatan baru itu dianggap sebagai polis asuransi oleh seorang pejabat AS yang tidak berwenang berbicara di depan umum.
"Mengingat meningkatnya ketegangan di kawasan itu, langkah itu bijaksana, tetapi tidak menunjukkan pasukan AS dibutuhkan untuk pertempuran yang akan segera terjadi," kata pejabat itu.
Serangan Paling Mematikan
Serangan udara Israel hari Senin yang menghantam Lebanon di perbatasan selatan dengan Israel hingga wilayah utara dekat Suriah itu, merupakan serangan Israel yang paling meluas di negara itu sejak Oktober lalu.
"Dengan sedikitnya 274 orang meninggal dunia, itu merupakan hari paling mematikan sejak berakhirnya perang saudara di negara itu pada tahun 1990," kata kementerian kesehatan Lebanon.
Militer Israel mengatakan telah menyerang 800 target, termasuk rumah-rumah yang diindikasikan menyembunyikan senjata untuk Hizbullah.
Kepala Sptaf umum militer Israel, Herzi Halevi menyebut serangan itu sebagai "operasi pertahanan proaktif" untuk mencegah rencana Hizbullah menyerang Israel.
"Kami menargetkan infrastruktur tempur yang telah dibangun Hizbullah selama 20 tahun terakhir," katanya.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengaku telah memberitahu tentang serangan tersebut kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Ribuan penduduk Lebanon telah diberitahu militer Israel dengan memperingatkan, agar mereka mengevakuasi semua pos Hizbollah.
Menteri Informasi Lebanon, Ziad Makary menyebut telepon itu sebagai "perang psikologis" dan menolak mengevakuasi kementerian.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah ribuan pager dan walkie-talkie yang digunakan Hizbullah dan penduduk Lebanon tiba-tiba meledak di seluruh Lebanon, serangan yang dituduhkan kepada Israel, menewaskan 37 orang dan memperluas ketakutan akan perang habis-habisan.
Kini Israel dan Hizbullah telah memulai perang besar dan dalam dua hari terakhir sudah 274 warga sipil Lebanon terbunuh akibat serangan udara Israel, dan AS akan mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |