Peristiwa Internasional

Arogansi Israel Usir Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Berujung Kegagalan

Jumat, 04 Oktober 2024 - 14:33 | 39.16k
Kendaraan lapis baja pengangkut personil milik Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon saat berpatroli di sepanjang jalan al-Khardali di Lebanon selatan. (FOTO: Arab News/AFP)
Kendaraan lapis baja pengangkut personil milik Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon saat berpatroli di sepanjang jalan al-Khardali di Lebanon selatan. (FOTO: Arab News/AFP)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keangkuhan Israel semakin menjadi-jadi. Kali ini mereka mencoba mengusir Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, UNIFIL di Lebanon hanya karena negara zionis itu bermaksud menggempur Lebanon.

Namun Israel tidak berhasil. Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon itu tetap bertahan.

Advertisement

Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix mengatakan, semua pihak memiliki kewajiban untuk menghormati keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian. "Dan saya ingin menekankan hal itu," tegasnya.

UNIFIL, misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon itu beroperasi antara Sungai Litani di utara dan Garis Biru di selatan.

"Pasukan penjaga perdamaian PBB tetap berada di tempat dan menyediakan satu-satunya jalur komunikasi antara militer kedua negara," kata Jean-Pierre Lacroix, Kamis (3/10/2024).

"Pasukan penjaga perdamaian terus melakukan yang terbaik untuk melaksanakan mandat Dewan Keamanan mereka dalam kondisi yang jelas sangat sulit," katanya kepada wartawan.

Ia menambahkan bahwa rencana darurat telah siap untuk hasil yang baik dan buruk.

Misi UNIFIL seperti diamanatkan oleh Dewan Keamanan PBB adalah untuk membantu tentara Lebanon menjaga daerah tersebut bebas dari senjata dan personel bersenjata selain dari negara Lebanon itu sendiri.

Hal itu telah memicu ketegangan dengan Hizbullah yang didukung Iran, yang secara efektif mengendalikan Lebanon selatan.

"Militer Israel meminta pasukan penjaga perdamaian PBB awal minggu ini untuk pindah lebih dari 5 km (3 mil) dari perbatasan antara Israel dan Lebanon, yang dikenal sebagai Garis Biru dengan sifat sesegera mungkin, untuk menjaga keselamatan anda," begitu bunyi pemaksaan Israel yang dikutip dari pesan tersebut, yang dilihat oleh Reuters.

"Saat ini pasukan penjaga perdamaian tetap berada di posisi mereka, semuanya," tegas Jean-Pierre Lacroix kepada wartawan.

Lacroix juga mengatakan, UNIFIL terus berhubungan dengan kedua negara, menggambarkan misi tersebut sebagai "satu-satunya saluran komunikasi" di antara mereka.

Misi tersebut bekerja untuk melindungi warga sipil dan mendukung pergerakan warga sipil yang aman serta pengiriman bantuan kemanusiaan.

Pasukan penjaga perdamaian PBB beroperasi antara Sungai Litani di utara dan Garis Biru di selatan. Dalam misi tersebut dikawal lebih dari 10.000 tentara yang berasal dari 50 negara dan sekitar 800 staf sipil.

Memperlakukan seperti Gaza, militer Israel juga mengeluarkan pengumuman kepada penduduk di Lebanon di lebih dari 20 kota di Lebanon selatan untuk segera mengungsi dari rumah mereka Kamis kemarin saat mereka terus melakukan serangan lintas batas dan menyerang target Hizbullah di pinggiran kota Beirut.

Israel Terus Membunuh 

Sementara itu dengan brutalnya, Israel juga terus melakukan pembunuhan di Lebanon maupun Gaza. Dalam 24 jam terakhir, Kementerian Kesehatan Lebanon, Jumat pagi tadi menyatakan, di Lebanon, Israel telah membunuh 37 orang dan melukai 151 orang lainnya.

Diantara yang meninggal dunia di Lebanon itu terdapat sembilan penghuni sebuah apartemen di ibu kota Lebanon, menurut kementerian. Israel telah menggempur wilayah-wilayah negara tempat kelompok militan Hizbullah memiliki basis kuat sejak akhir September, tetapi jarang menyerang jantung kota Beirut.

Tidak ada peringatan sebelum serangan Rabu malam, saat zionis menghantam gedung yang dekat dengan markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, kantor perdana menteri, dan parlemen.

Unit pertahanan sipil Hizbullah mengatakan, tujuh anggotanya meninggal dunia. Sedangkan di Gaza, pada hari yang sama, Israel juga telah membunuh sedikitnya 18 warga Palestina, satu diantaranya katanya tokoh Hamas di Tulkarm, Zahi Yaser Abd Al-Razeq Oufi.

Pembunuhan yang dilakukan Israel kali ini menggunakan jet tempur F-16 yang menjatuhkan bom di rumah-rumah yang sudah hancur milik penduduk di Gaza.

Di Lebanon hampir 2.000 orang meninggal dunia sejak Israel dan Hizbullah mulai saling tembak mengikuti perang Gaza memburuk.

Sedangkan di Gaza, Israel telah membunuh 41.615 warga Palestina dan menyebabkan lebih dari 96.000 orang lainnya terluka, serta lebih dari 10.000 orang dilaporkan hilang dan diduga meninggal dunia di bawah reruntuhan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES