Incar Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei, Israel Menunggu Bantuan AS
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Israel sedang menunggu bantuan Amerika Serikat untuk mengincar kompleks Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan markas besar Garda Revolusi di Teheran sebagai objek serangan berikutnya.
Namun Iran pun telah menyiapkan rencana serangan balasan yang lebih kuat bila Israel mewujudkan rencananya itu.
Advertisement
Sementara itu sampai hari ini, Hizbullah masih kehilangan kontak dengan Hashem Safi al-Din meski Israel telah memperkirakan bahwa yang bersangkutan telah meninggal dunia.
Sabtu kemarin, sumber keamanan Lebanon mengutarakan kepada Al Jazeera bahwa Hizbullah masih kehilangan kontak dengan kepala Dewan Eksekutifnya, Hashem Safi al-Din, setelah serangan intens yang dilancarkan oleh tentara Israel di pinggiran selatan Beirut, beberapa hari lalu.
Sumber tersebut mengatakan bahwa Safi al-Din berada di markas bawah tanah ketika dia menjadi sasaran serangan Israel di daerah Al-Marija.
Sumber itu juga menambahkan, bahwa pasukan Israel telah menjatuhkan bom 73 ton di lokasi itu, namun sejak Jumat kemarin mereka melarang tim penyelamat memasuki daerah sasaran itu.
Saat ini Israel sedang mempertimbangkan untuk menargetkan kompleks Pemimpin Tertinggi Iran dan markas besar Garda Revolusi, dalam pembalasan berikutnya.
Channel 12 melaporkan, bahwa keputusan untuk pembalasan terhadap Iran diambil di Israel, namun masih ada diskusi mengenai metode dan waktunya.
Daftar target yang ditetapkan oleh Israel untuk serangan terhadap Iran seperti yang dilaporkan Channel 12 itu adalah : fasilitas minyak Iran, kompleks kepresidenan, markas besar Pemimpin Iran Ali Khamenei, dan markas besar Garda Revolusi di Teheran.
Menurut saluran tersebut, daftar tersebut kemungkinan juga akan mencakup target militer "simbolis,” seperti pangkalan militer tempat rudal yang menargetkan Israel diluncurkan pada Selasa lalu.
Dia menjelaskan bahwa keputusan untuk membalas Iran diambil di Israel, dan masih ada diskusi mengenai metode dan waktunya, sebab Israel masih menunggu untuk mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat dan melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran.
Perusahaan Penyiaran Israel mengumumkan, Sabtu kemarin, bahwa pemerintah Israel memutuskan untuk melancarkan serangan, yang digambarkan sebagai “kuat dan besar,” terhadap Iran, menekankan bahwa persiapan sedang dilakukan melalui koordinasi dengan Washington.
Otoritas tersebut mengutip para pejabat keamanan Israel yang mengatakan, bahwa semua opsi ada di meja sehubungan dengan respons terhadap Iran, dan mereka menjelaskan bahwa opsi tersebut termasuk menyerang Teheran secara langsung atau menargetkan kepentingannya di Timur Tengah.
Sementara itu, surat kabar Israel Today mengutip tentara Israel yang mengatakan, bahwa Israel sedang berkonfrontasi langsung dengan Iran, dan menekankan kewaspadaan di semua lini.
Surat kabar tersebut menambahkan, dengan mengutip tentara Israel, bahwa menanggapi Iran mungkin tidak mencegah serangan Iran lainnya terhadap Israel, namun hal ini akan menghasilkan “pencegahan,” dan bahwa tentara Israel mengharapkan kerja sama internasional yang memahami tanggapan terhadap Iran yang memberikan legitimasi kepada Israel.
"Kami menjadi sasaran serangan terbesar dalam sejarah, dan tidak ada negara yang bisa menerimanya, dan itulah sebabnya kami akan meresponsnya," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Netanyahu menambahkan, "Iran berada di balik semua serangan terhadap kami dan menyerang kami dua kali dengan ratusan rudal balistik, dan kami tidak akan menerima serangan ini.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari juga mengkonfirmasi dalam konferensi pers bahwa tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran akan dilakukan pada waktu yang tepat.
Hagari mengakui bahwa rudal Iran menghantam dua pangkalan udara, dan mengatakan bahwa angkatan udara dan pangkalan masih beroperasi penuh.
Reaksi Iran Akan Lebih Kuat
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengatakan selama kunjungannya ke Damaskus bahwa setiap tindakan mempunyai reaksi yang proporsional dan serupa dari Iran, dan mungkin lebih kuat,” menekankan bahwa Iran akan menanggapi dengan tegas setiap serangan Israel.
"Isu yang paling penting saat ini adalah gencatan senjata, khususnya di Lebanon dan Gaza," tambahnya.
Teheran juga mengancam Israel bahwa mereka akan membalas dengan menyerang infrastrukturnya dalam skala besar dan komprehensif jika Israel membalas serangannya Selasa lalu.
Ketegangan di kawasan. Timur Tengah makin meningkat menyusul serangan rudal Iran besar-besaran ke Israel pada Selasa lalu, yang dikatakan sebagai pembalasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli lalu,
Juga pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah meninggal dunia dalam serangan Israel tanggal 27 September lalu, dan juga serangan yang menyebabkan seorang pejabat senior di Garda Revolusi Iran juga meninggal dunia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |