Peristiwa Internasional

AS Pecahkan Rekor Bantuan Rp281,9 Triliun untuk Sokong Israel

Selasa, 08 Oktober 2024 - 10:31 | 33.55k
Api dan asap mengepul dari serangan udara Israel di Dahiyeh, Beirut, Lebanon, Senin, 7 Oktober 2024. (FOTO: Arab News/AP)
Api dan asap mengepul dari serangan udara Israel di Dahiyeh, Beirut, Lebanon, Senin, 7 Oktober 2024. (FOTO: Arab News/AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Amerika Serikat menghabiskan rekor USD17,9 miliar atau setara dengan Rp 281,9 triliun untuk bantuan militer ke Israel sejak 7 Oktober 2023.

Menurut laporan untuk proyek Biaya Perang Universitas Brown, yang dirilis Senin pada peringatan serangan Hamas terhadap Israel, AS telah menghabiskan setidaknya $17,9 miliar untuk bantuan militer ke Israel sejak perang di Gaza dimulai.

Advertisement

Sebagian besar persenjataan AS yang dikirim ke Israel sejak tahun itu berupa amunisi, mulai dari peluru artileri hingga bom penghancur bunker seberat 2.000 pon dan bom berpemandu presisi.

"Juga ada tambahan dana sebesar $4,86 miliar yang digunakan untuk meningkatkan operasi militer AS sendiri di kawasan tersebut sejak serangan 7 Oktober 2023," kata para peneliti dalam temuan yang pertama kali diberikan kepada The Associated Press seperti dilansir Arab News.

Itu termasuk biaya kampanye yang dipimpin Angkatan Laut untuk meredakan serangan terhadap pengiriman komersial oleh Houthi Yaman, yang melakukannya sebagai bentuk solidaritas dengan kelompok Hamas yang didukung Iran.

Laporan tersebut telah diselesaikan sebelum Israel memulai front kedua yakni saat melawan militan Hizbullah pada akhir September lalu.

Laporan itu adalah salah satu penghitungan pertama dari perkiraan biaya AS saat pemerintahan Joe Biden mendukung Israel dalam konfliknya di Gaza dan Lebanon serta berupaya untuk menahan permusuhan dari kelompok bersenjata sekutu Iran di wilayah tersebut.

Kerugian finansial ini disebut-sebut melebihi biaya dalam bentuk nyawa manusia. Militan Hamas membunuh lebih dari 1.200 orang di Israel setahun yang lalu dan menyandera yang lainnya.

Sedangkan serangan balasan Israel telah membunuh hampir 42.000 orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut yang menghitungnya tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

Setidaknya 1.400 orang di Lebanon, termasuk pejuang Hizbullah dan warga sipil, juga dibunuh oleh tentara Israel saat zionis ini memperluas serangannya di negara itu sejak akhir September.

Biaya finansial itu dihitung oleh Linda J. Bilmes, seorang profesor di Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy Harvard, yang telah menilai biaya penuh perang AS sejak serangan 11 September 2001, dan rekannya peneliti William D. Hartung dan Stephen Semler.

Israel (anak didik Amerika Serikat sejak berdirinya tahun 1948), adalah penerima bantuan militer AS terbesar dalam sejarah, mendapatkan $251,2 miliar dalam dolar yang disesuaikan dengan inflasi sejak tahun 1959, kata laporan itu.

Meski begitu, $17,9 miliar yang dibelanjakan sejak 7 Oktober 2023, dalam dolar yang disesuaikan dengan inflasi itu, sejauh ini merupakan bantuan militer terbanyak yang dikirim ke Israel dalam satu tahun.

AS berkomitmen untuk memberikan miliaran bantuan militer kepada Israel dan Mesir setiap tahun ketika mereka menandatangani perjanjian damai yang ditengahi AS tahun 1979.

Dan sebuah perjanjian sejak pemerintahan Obama juga menetapkan jumlah tahunan untuk Israel sebesar $3,8 miliar hingga tahun 2028.

Bantuan AS sejak dimulai perang Gaza itu termasuk pembiayaan militer, penjualan senjata, setidaknya $4,4 miliar dalam penarikan dari persediaan AS dan peralatan bekas yang diberikan.

Sebagian besar senjata AS yang dikirim tahun itu berupa amunisi, mulai dari peluru artileri hingga bom penghancur bunker seberat 2.000 pon dan bom berpemandu presisi.

"Ada juga pengeluaran berkisar dari $4 miliar untuk mengisi kembali sistem pertahanan rudal Iron Dome dan David's Sling milik Israel hingga uang tunai untuk senapan dan bahan bakar jet," kata penelitian tersebut.

Tidak seperti bantuan militer Amerika Serikat yang didokumentasikan secara publik untuk Ukraina, bantuan yang diberikan pada Israel tidak dirinci sejak 7 Oktober lalu itu. "Jadi $17,9 miliar untuk tahun tersebut adalah angka parsial," kata para peneliti.

Mereka mengutip, pemerintahan Joe Biden berupaya menyembunyikan jumlah penuh bantuan dan jenis sistem melalui manuver birokrasi.

Pendanaan untuk sekutu utama AS selama perang yang telah menimbulkan banyak korban jiwa pada warga sipil itu telah memecah belah rakyat Amerika selama kampanye presiden.

Tetapi dukungan untuk Israel telah lama memiliki bobot dalam politik AS, dan Joe Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa "tidak ada pemerintahan yang telah membantu Israel lebih dari saya".

Pemerintahan Joe Biden juga telah meningkatkan kekuatan militernya di wilayah tersebut sejak perang Gaza dimulai, dengan tujuan untuk mencegah dan menanggapi setiap serangan terhadap pasukan Israel dan Amerika.

"Operasi-operasi tambahan itu juga menelan biaya sedikitnya $4,86 miliar," kata laporan itu di lagi, dan itu tidak termasuk bantuan militer AS yang ditingkatkan ke Mesir dan mitra-mitra lain di kawasan itu.

AS memiliki 34.000 pasukan di Timur Tengah pada hari ketika Hamas menerobos barikade Israel di sekitar Gaza untuk menyerang.

Jumlah itu kemudian ditambah menjadi sekitar 50.000 personel pada Agustus 2024 ketika dua kapal induk berada di wilayah itu, yang bertujuan mencegah pembalasan setelah serangan yang dikaitkan dengan Israel yang membunuh pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Iran.

Jumlah kapal dan pesawat AS yang dikerahkan terdiri dari kelompok penyerang kapal induk, kelompok siap amfibi, skuadron tempur, dan baterai pertahanan udara di Mediterania, Laut Merah, dan Teluk Aden telah bervariasi selama tahun ini.

Pentagon mengatakan kelompok penyerang kapal induk lainnya sedang menuju ke Eropa segera, dan itu bisa meningkatkan jumlah pasukan lagi jika dua kapal induk lagi berada di wilayah itu pada saat yang sama.

Sejak dimulainya perang, militer AS telah dikerahkan untuk mencoba melawan serangan yang meningkat oleh Houthi, sebuah faksi bersenjata yang mengendalikan ibu kota Yaman dan wilayah utara, dan telah menembaki kapal-kapal dagang di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas Gaza.

Para peneliti menyebut biaya $4,86 miliar bagi AS bisa saja menjadi tantangan yang rumit dan mahal.

Houthi terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi rute perdagangan penting, yang memicu serangan AS di lokasi peluncuran dan target lainnya.

Kampanye tersebut telah menjadi pertempuran laut paling intens yang pernah dihadapi Angkatan Laut sejak Perang Dunia II.

"AS telah mengerahkan sejumlah kapal induk, kapal perusak, kapal penjelajah, dan rudal mahal bernilai jutaan dolar untuk melawan pesawat nirawak murah buatan Iran yang harganya $2.000," kata para penulis.

Baru hari Jumat lalu, militer AS menyerang lebih dari selusin target Houthi di Yaman, dengan mengincar sistem persenjataan, pangkalan, dan peralatan lainnya, kata para pejabat.

Perhitungan para peneliti tersebut mencakup sedikitnya $55 juta dalam bentuk gaji tempur tambahan dari operasi intensif di wilayah tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES