Peristiwa Internasional

Angkatan Bersenjata Iran Sudah Siap Perang

Selasa, 08 Oktober 2024 - 18:31 | 26.72k
Iran akan suguhkan teknologi pertahanan jenis baru untuk kemungkinan serangan berikutnya terhadap Israel. (FOTO: Mehr News Agency)
Iran akan suguhkan teknologi pertahanan jenis baru untuk kemungkinan serangan berikutnya terhadap Israel. (FOTO: Mehr News Agency)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Angkatan Bersenjata Iran menyatakan telah siap menghadapi segala macam skenario dalam perang di Timur Tengah.

Iran akan menggunakan teknologi pertahanan jenis baru dalam kemungkinan serangan berikutnya terhadap Israel, kata seorang anggota parlemen senior Iran.

Advertisement

"Jika Israel mengambil tindakan terhadap Iran, senjata pertahanan Iran jenis baru itu pasti akan diluncurkan," kata wakil ketua parlemen Iran Ali Nikzad.

Ia mengingatkan, rudal jenis baru ini telah dipamerkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam Operasi True Promise II, tetapi  tidak digunakan saat serangan pada Israel beberapa waktu lalu.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbass Araghchi menegaskan kepada wartawan di sela-sela acara konferensi "Badai Al-Aqsa; Awal Mula Nasrallah" yang dimulai Selasa pagi tadi di Teheran, bahwa Iran telah siap dengan segala macam skenario.

Iran, kata diplomat tinggi Iran itu, Iran sebenarnya tidak ingin meningkatkan ketegangan, namun Iran juga tidak takut perang.

Komitmen Iran, seperti ditegaskan Araghchi adalah menegaskan kembali dukungan terhadap Perlawanan.

Bahkan diplomat tinggi Iran itu mengatakan bahwa angkatan bersenjata Iran sepenuhnya siap untuk skenario apa pun.

"Setelah konsultasi di New York, saya melakukan perjalanan ke Beirut dan Damaskus, dan malam ini saya akan mengunjungi kawasan tersebut dan akan bertolak ke Riyadh," katanya.

"Kebijakan Iran adalah mendukung Perlawanan dan kami tidak akan menyimpang dari kebijakan dasar itu  dengan cara apa pun," tegas Araghchi, seraya menambahkan, "Jika ada konsultasi, itu untuk menghentikan kejahatan.

"Kami telah menyatakan berkali-kali bahwa Iran tidak ingin meningkatkan ketegangan, meskipun kami tidak takut perang," katanya lagi.

Araghchi menambahkan, "Kami siap menghadapi skenario apa pun, angkatan bersenjata sepenuhnya siap," tegasnya.

"Kebijakan kami adalah menghentikan perang dan mencapai gencatan senjata yang bisa diterima," tambah diplomat tinggi Iran ini.

Konferensi "Badai Al-Aqsa; Awal Mula Nasrallah" itu sendiri dimulai sejak Selasa pagi tadi di Teheran.

Menteri Luar Negeri Araghchi, bersama beberapa duta besar dan kepala misi luar negeri, menghadiri acara yang digelar di Kantor Studi Politik dan Internasional Kementerian Luar Negeri Iran tersebut.

Konferensi tersebut diadakan satu tahun setelah Operasi Badai Al-Aqsa, dan Menteri Luar Negeri selain menegaskan bahwa Iran sudah siap dengan skenario apapun dalam perang di Timur Tengah, juga dijadwalkan menyampaikan pidato tentang subjek itu.

Israel Perluas Serangan

Sementara itu Israel terus menerus memperluas serangan daratnya di Lebanon. Serangan udara besar-besaran Israel, Selasa pagi tadi menghantam 120 target di Lebanon.

Dilansir CNN, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berjanji pada peringatan  serangan Hamas pada 7 Oktober untuk terus perang.

Tetapi setahun setelah perang di Gaza, Israel gagal mencapai tujuannya yakni menggulingkan Hamas, mengembalikan para sandera di Gaza ke Israel, dan mengembalikan warga pendudukan Israel yang mengungsi akibat pertempuran dengan Hizbullah ke rumah mereka. Bahkan tujuannya itu tampaknya masih jauh dari jangkauan.

Namun Israel terus memperluas serangan daratnya di Lebanon selatan seiring meningkatnya perang melawan Hizbullah.

Ledakan mengguncang langit tadi malam di Beirut, tempat serangan Israel setiap malam menargetkan pinggiran selatan sejak 27 September.

Gencatan Senjata

Hizbullah secara terbuka mendukung upaya ketua parlemen Lebanon, Nabi Berri untuk mencapai gencatan senjata dengan Israel untuk pertama kalinya sejak perang dimulai.

Hizbullah sebelumnya telah menegaskan, bahwa pihaknya hanya akan berhenti menembaki Israel setelah gencatan senjata dicapai dengan Hamas di Gaza.

Namun, Israel bersikeras agar Hizbullah memisahkan konfliknya dengan Israel dari perang yang sedang berlangsung dengan Hamas.

Dalam sebuah pidato kali pertamanya, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem pada peringatan meningkatnya konflik Hizbullah dengan Israel, Selasa pagi tadi mengandung nada menantang, dan menekankan kesiapan dan kemampuan Hizbullah untuk melanjutkan perjuangannya melawan Israel.

"Jika musuh meneruskan perangnya, maka medan perang akan menjadi penentu, dan medan perang adalah milik kita," kata dia.

Pejabat tinggi Hizbullah itu mengatakan, serangan Hamas terhadap Israel setahun lalu memicu "awal transformasi" di Timur Tengah, karena Israel memperluas perangnya di berbagai front di kawasan yang semakin tegang.

"Saya bisa katakan bahwa (7 Oktober) menandai dimulainya transformasi di Timur Tengah, yang menandakan kehadiran dan dampak perlawanan," ujar Naim Qassem.

"Kepada semua pihak yang meragukan kontribusi dan dukungan Iran: Iran-lah yang memutuskan bagaimana dan kapan memberikan dukungannya. Iran telah memberikannya selama bertahun-tahun. Kerugian militer musuh di utara (Israel) cukup signifikan, tetapi tidak pernah diumumkan," katanya lagi.

Kini Iran sendiri juga telah menyatakan siap perang dengan segala macam skenario, meskipun sebenarnya Iran tidak ingin meningkatkan ketegangan. Namun Iran juga tidak takut perang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES