Israel Ancam Iran dengan Serangan Tiba-tiba yang Mematikan
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, Rabu (9/10/2024) malam mengancam akan melakukan serangan ke Iran dengan tiba-tiba, mematikan, dan tepat.
Hal itu, seperti dilansir Al Jazeera, disampaikan dalam pidato Yoav Gallant di hadapan anggota Unit 9900 Divisi Intelijen, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi visual, menurut pernyataan dari kantornya.
Advertisement
"Serangan kami akan mematikan, tepat, dan yang terpenting tiba-tiba. Mereka tidak akan mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Mereka hanya akan bisa melihat hasilnya," kata Yoav Gallant.
Awal Oktober kemarin Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap Pemimpin Politik Hamas, Ismail Haniyeh, Sekjen Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan Komandan Garda Revolusi Iran, Abbas Nilfaroushan.
Keesokan harinya, tentara Israel mengakui bahwa serangan rudal tersebut telah menyebabkan kerusakan pada beberapa pangkalan udaranya, kemudian mengatakan bahwa persiapan untuk merespons Teheran terus dilakukan.
Benjamin Netanyahu mengancam Iran bahwa mereka akan menanggung akibatnya atas serangan misilnya.
Namun Iran juga keras, dan menegaskan akan membalas dengan tegas, tegas, dan cepat setiap serangan Israel di wilayahnya.
Juru bicara Komite Keamanan Nasional di Parlemen Iran, Ibrahim Rezaei mengatakan, Iran siap menghadapi segala serangan terhadap integritas wilayah dan kepentingannya.
Pejabat Iran itu menambahkan, bahwa setiap serangan yang dilakukan oleh entitas Zionis akan menghadapi respons yang lebih kuat dan lebih destruktif dibandingkan Operasi True Promise
April lalu.
Iran waktu itu melancarkan serangan rudal terhadap Israel, yang disebut sebagai Janji Sejati , dan serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap pembunuhan sejumlah perwira Garda Revolusi oleh Israel dalam penggerebekan di konsulat di Damaskus.
Jangan Seperti Gaza
Sementara itu AS juga mengingatkan Israel agar jangan menghancurkan Lebanon seperti yang dilakukan terhadap Gaza
Rabu kemarin, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Israel harus menghindari serangan apa pun di Lebanon serupa dengan yang dilancarkan di jalur Gaza, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menghancurkan Lebanon seperti Gaza.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengatakan kepada wartawan, "Saya tegaskan tidak boleh ada tindakan militer Israel di Lebanon yang menyerupai apa yang dilakukan di Gaza".
Pernyataan Miller ini muncul sebagai jawaban atas pertanyaan mengenai klip video yang diterbitkan Netanyahu, Selasa kemarin.
Ia mengatakan, "Anda mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke dalam jurang perang panjang yang akan berujung pada kehancuran dan penderitaan seperti yang disaksikan di Gaza."
Netanyahu kemudian berucap: "Saya beritahu anda, rakyat Lebanon, bebaskan negara anda dari Hizbullah sampai perang ini berakhir.
Pernyataan Hizbullah untuk gencatan senjata di Lebanon, Selasa kemarin dinilai Departemen Lar Negeri AS sudah terlbat.
Dia menambahkan bahwa dia ingin melihat solusi diplomatik terhadap pertempuran di Lebanon selatan, namun pada saat yang sama Amerika Serikat mendukung hak Israel untuk menyerang struktur Hizbullah.
Biden-Netanyahu Tegang
Sementara itu Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Wakilnya, Kamalla Harris juga menyampaikan bahwa Netanyahu dan Gallant mengancam Iran dengan respons yang mematikan dan tiba-tiba.
Joe Biden dan Benjamin Netanyahu telah berbicara seharian Rabu (9/10/2024) kemarin mengadakan percakapan per telepon.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre mengatakan, bahwa panggilan telepon kedua pejabat itu bersifat “langsung dan konstruktif” dan mencakup pembicaraan tentang kemungkinan serangan terhadap Iran.
Kementerian Luar Negeri mengatakan, bahwa AS sangat prihatin dengan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, terutama di bagian utara Jalur Gaza, dan menambahkan bahwa hal ini telah menjadi fokus dari beberapa diskusi yang sangat mendesak antara Washington dan Israel.
Sumber lain yang mendapat penjelasan mengenai diskusi tersebut mengatakan, bahwa diskusi tersebut terutama membahas tanggapan Israel terhadap Iran.
Patut dicatat bahwa hubungan antara Joe Biden dan Benjamin Netanyahu akhir-akhir ini "tegang" karena cara Perdana Menteri Israel menangani perang di Gaza dan konfliknya dengan Hizbullah.
Timur Tengah saat ini juga sedang menunggu pembalasan Israel terhadap serangan rudal Iran yang menargetkan markas militer di Israel pekan lalu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |