Prancis Serukan Embargo Senjata untuk Hentikan Konflik Timur Tengah
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghentikan konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah adalah dengan memberlakukan embargo terhadap pasokan senjata yang digunakan oleh Israel dalam pertempuran di Jalur Gaza dan Lebanon. Macron menegaskan hal ini dalam pertemuan puncak MED9, yang diadakan di Siprus pada Jumat (11/10). Ia menekankan pentingnya penghentian aliran senjata untuk mengurangi eskalasi kekerasan.
"Prancis telah menyerukan penghentian ekspor senjata yang digunakan di zona pertempuran ini. Para pemimpin lain di sini juga melakukan hal yang sama. Kami semua tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara yang dapat menghentikan pertempuran ini sekarang," ungkap Macron dalam pidatonya.
Advertisement
Meski begitu, Macron juga memperjelas bahwa yang ia maksud bukanlah perlucutan senjata total terhadap Israel. Ia menyadari bahwa negara tersebut tetap menghadapi risiko keamanan yang signifikan.
"Kita tidak berbicara tentang menghilangkan kemampuan pertahanan Israel sepenuhnya, tetapi kita harus mengendalikan penggunaan senjata dalam konflik yang sudah merenggut banyak korban jiwa," tambahnya.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat drastis sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana kelompok tersebut melakukan serangan mendadak terhadap Israel. Sebagai respon, Israel melakukan serangan balasan besar-besaran di Jalur Gaza, baik melalui serangan udara maupun operasi darat. Serangan ini, yang disebut banyak pihak sebagai bentuk genosida, menjadi salah satu konflik paling mematikan di wilayah Palestina dalam beberapa dekade terakhir.
Selain itu, kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon turut terlibat dengan melancarkan serangan roket ke wilayah Israel sebagai bentuk protes terhadap serangan brutal Israel di Gaza. Konflik ini semakin diperburuk oleh serangan rudal dari Iran yang semakin memanaskan situasi di kawasan.
"Ini adalah situasi yang sangat genting. Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri, namun tanpa penghentian pasokan senjata, sulit membayangkan bahwa perdamaian dapat tercapai," kata Macron di akhir pidatonya.
Operasi darat Israel melawan Hizbullah di Lebanon selatan yang dimulai pada 1 Oktober, ditambah dengan serangan udara dan roket yang terus berlanjut, hanya memperdalam kekhawatiran komunitas internasional. PBB pun telah melaporkan bahwa pasukan penjaga perdamaian mereka di Lebanon, UNIFIL, sering kali berada dalam situasi genting akibat permusuhan antara Israel dan Hizbullah.
Dunia internasional kini menghadapi tantangan besar dalam mencari jalan keluar dari konflik yang semakin memanas ini. Dukungan terhadap embargo senjata mungkin menjadi salah satu solusi yang dapat membuka pintu bagi negosiasi damai di masa mendatang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |