Han Kang Boyong Nobel Sastra pertama ke Korea Selatan
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Han Kang, penulis novel kenamaan Korea Selatan baru-baru ini dianugerahi Nobel Sastra oleh Komite Nobel atas kontribusinya di bidang tersebut. Anugerah tersebut ditujukan untuk prosa puitisnya tentang trauma sejarah sekaligus mengungkapkan kerapuhan hidup manusia.
Han Kang juga merupakan orang Korea Selatan pertama yang menerima Hadiah Nobel Sastra di negara tersebut. Dirinya juga wanita kedelapan belas yang pernah memenangkan penghargaan tersebut.
Advertisement
Han lahir di Gwangju pada 27 November 1970. Kemudian, dia pindah ke ibu kota, Seoul, bersama keluarganya. Ayah Han adalah seorang guru dan novelis, meskipun ia tidak mencapai kesuksesan finansial.
Tumbuh di rumah yang dipenuhi buku memperdalam keterlibatannya dengan dunia sastra. Dia kemudian belajar bahasa dan sastra Korea di Universitas Yonsei di Seoul, dan lulus pada tahun 1993.
Pada masa itu, wanita berumur 44 tahun ini memulai kariernya dengan menulis puisi yang dia kirimkan ke majalah, salah satunya Winter in Seoul. Dua tahun kemudian, Han Kang berhasil menerbitkan kumpulan cerita pendek pertamanya. Namanya menjadi terkenal secara internasional setelah terobosan novelnya The Vegetarian pada tahun 2007.
Karya Populer Han Kang
The Vegetarian (2007)
Novel ini adalah salah satu karya paling terkenalnya, memenangkan Penghargaan Man Booker International pada tahun 2016. Novel ini bercerita tentang seorang wanita yang memutuskan untuk berhenti makan daging, keputusan yang sangat memengaruhi keluarganya dan dirinya sendiri. Novel ini mengeksplorasi tema kebebasan pribadi, penindasan, dan kompleksitas tubuh manusia.
Human Acts (2014)
Buku ini berlatar peristiwa tragis Pembantaian Gwangju pada tahun 1980, ketika tentara Korea Selatan membunuh banyak demonstran pro-demokrasi. Novel ini menggambarkan dampak traumatis dari peristiwa tersebut terhadap para korban dan orang-orang di sekitar mereka, mendalami luka mendalam yang ditinggalkan oleh kekerasan politik.
The White Book (2016)
The White Book adalah novel yang unik baik dalam bentuk maupun isinya, yang disusun sebagai serangkaian renungan tentang warna putih. Buku ini banyak berpusat pada tema kehilangan dan kesedihan, yang terinspirasi oleh kematian kakak perempuan Han Kang saat masih bayi. Buku ini juga dinominasikan untuk Penghargaan Man Booker International.
Greek Lessons (2011, diterbitkan dalam bahasa Inggris pada 2023)
Dalam karya ini, Han Kang mengeksplorasi kisah seorang wanita yang kehilangan suaranya dan seorang guru bahasa Yunani yang kehilangan penglihatannya. Novel ini mengkaji keterkaitan manusia, kehilangan, identitas, dan tantangan komunikasi.
Peduli Sosial
Setelah mengetahui bahwa dia memenangkan Hadiah Nobel Sastra, Han diminta untuk mengadakan konferensi pers, tetapi dia menolak. Keputusan ini diambil sebagai tanggapan atas tragedi global yang sedang berlangsung, seperti perang antara Ukraina dan Rusia serta genosida Israel terhadap Palestina.
Menurut The Korea Times, Han tidak menghadiri konferensi pers dan hanya diwakilkan ke ayahnya Han Seung-won (85). Ayahnya mengungkap sudut pandang putranya telah berubah dari menjadi seorang penulis yang tinggal di Korea menjadi seorang penulis yang sadar akan isu global
"Putriku mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan mengadakan konferensi pers," tandas ayah Han Kang saat menghadiri konferensi pers penerimaan Nobel Sastra di Sekolah Sastra Jangheung, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Jumat (11/10/2024).
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |