Kuba Menjerit: Badai Oscar Hingga Pemadaman Listrik
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dilansir dari Al-Jazeera Badai Oscar telah menewaskan setidaknya enam orang setelah menghantam Kuba pada akhir pekan. Badai dahsyat ini melanda bagian timur pulau pada hari Minggu (20/10/2024).
Badai Oscar membawa angin kencang dan hujan lebat yang menyebabkan kerusakan di berbagai sudut kota. Beberapa fasilitas umum rusak dan menyebabkan hilangnya pasokan listrik tambahan yang sudah terjadi sejak hari Jumat lalu.
Advertisement
Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel, mengungkapkan melalui media sosial bahwa data awal menunjukkan setidaknya enam korban jiwa akibat badai tersebut.
Detail mengenai kondisi kematian belum dirilis, namun presiden menegaskan bahwa upaya penyelamatan masih berlangsung di beberapa daerah terdampak, terutama di lokasi yang sulit dijangkau karena banjir dan infrastruktur yang rusak.
Upaya pemulihan akibat dampak Badai Oscar masih terus berjalan. Pemerintah memprioritaskan pemulihan layanan penting dan mendukung masyarakat yang terkena dampak.
Warga diminta untuk tetap waspada sementara tim darurat terus menilai kerusakan dan memberikan bantuan di wilayah yang membutuhkan. Sejauh ini, dampak penuh dari badai masih dalam proses evaluasi.
Kuba Terpuruk dalam Gelombang Pemadaman Listrik di Tengah Krisis Energi
Sebelumnya, Kuba mengalami pemadaman listrik nasional kedua pada Sabtu pagi. “Pada pukul 6:15 pagi, terjadi pemadaman total baru pada sistem elektroenergetik nasional,” kata sebuah unggahan di saluran resmi Telegram Serikat Listrik Kuba.
Pejabat Kuba menyatakan bahwa beberapa area kecil telah mendapatkan kembali pasokan listrik di seluruh pulau, meskipun tidak ada angka pasti mengenai berapa banyak orang yang telah terhubung kembali.
Beberapa warga Kuba mengeluh di media sosial bahwa listrik mereka sempat kembali sebentar sebelum mati lagi.
Pemadaman tersebut mengancam untuk membuat negara yang dikelola secara komunis ini terjerumus ke dalam krisis yang lebih dalam, karena tanpa listrik, orang-orang juga tidak akan memiliki akses ke air bersih, dan makanan yang didinginkan akan cepat membusuk.
Jutaan orang telah dibiarkan tanpa listrik selama beberapa hari terakhir akibat keruntuhan berulang dari jaringan listrik Kuba yang sudah tua.
Pemadaman pada hari Sabtu ini mengikuti penutupan menyeluruh jaringan listrik Kuba pada hari Jumat setelah salah satu pembangkit listrik utama di pulau itu gagal, menurut kementerian energinya.
Pejabat Kuba menyalahkan serangkaian faktor, mulai dari sanksi ekonomi AS yang meningkat hingga gangguan yang disebabkan oleh badai-badai baru-baru ini dan kondisi infrastruktur pulau yang miskin.
Menteri kesehatan negara, José Angel Portal Miranda, mengatakan di X bahwa fasilitas kesehatan di negara itu bergantung pada generator. Tenaga kesehatan setempat juga terus masuk kerja seperti biasa dan tetap memberikan layanan kesehatan yang dibutuhkan.
Di Havana, para pengemudi pada hari Jumat berusaha menavigasi kota yang tidak memiliki lampu jalan yang berfungsi dan hanya sedikit polisi yang mengatur lalu lintas. Generator adalah barang mewah bagi sebagian besar warga Kuba dan hanya beberapa suara generator yang terdengar di kota.
Dilansir dari harian Cubadebate sekolah-sekolah dibatalkan sejak Jumat. Bahkan, Kuba yang notabene terkenal dengan klub malam dan pusat rekreasi harus menutup lokasi2 tersebut. Hanya beberapa instansi saja yang diperbolehkan masuk kerja.
Listrik kembali mulai berfungsi pada hari senin kemarin. Pemerintah Kuba mengatakan bahwa mereka sudah berhasil menyalurkan 90 persen listrik ke penjuru wilayah.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |