Peristiwa Internasional

Jenderal Iran Sebut Israel Terlalu Kecil untuk Jadi Ancaman Negaranya

Rabu, 23 Oktober 2024 - 06:51 | 25.49k
Warga Palestina di Gaza yang kelelahan karena diusir terus menerus oleh tentara Israel ditengah bangunan yang hancur.(FOTO: NBC News/Reuters)
Warga Palestina di Gaza yang kelelahan karena diusir terus menerus oleh tentara Israel ditengah bangunan yang hancur.(FOTO: NBC News/Reuters)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Pangkalan Sosial dan Budaya Hazrat-e-Baqiatollah, Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan bahwa rezim kriminal zionis Israel itu terlalu kecil untuk menyerang Republik Islam Iran.

Berbicara di sela-sela upacara peringatan Jenderal Nilforoushan yang dibunuh Zionis di Beirut, Ali Jafari menegaskan, bahwa Israel tidak dalam posisi untuk melakukan serangan terhadap Iran yang sepadan dengan Operasi True-Promise II.

Advertisement

"Rezim kriminal Zionis itu mungkin melancarkan serangan putus asa, terbatas, dan kecil terhadap Iran untuk mengatakan bahwa mereka telah merespons, tetapi mereka tentu tidak bisa melancarkan serangan yang sepadan dengan Operasi True-Promise II," katanya seperti dilansir Mehr News Agency.

Terkait respons Iran terhadap kemungkinan serangan Israel, ia menyatakan, bahwa respons Iran bergantung pada seberapa parah serangan Israel.

"Jika Iran melakukan sesuatu yang besar dan serius, pasti akan ditanggapi dengan keras dan masalah ini telah diumumkan dengan jelas oleh pejabat militer negara tersebut," ujar dia.

"Namun saya meyakinkan masyarakat dengan pasti, bahwa rezim kriminal Zionis ini tidak akan melakukan tindakan besar atau signifikan. Bagaimanapun, apa pun yang mereka lakukan hanyalah upaya putus asa," tegasnya.

Iran melancarkan serangan yang diberi nama "Operasi Janji Sejati II" di bawah hak yang sah untuk membela diri berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai tanggapan atas pembunuhan Israel terhadap tokoh-tokoh Perlawanan.

Tokoh yang meninggal tersebut termasuk mantan Kepala Politbiro Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran dan mantan Sekretaris Jenderal Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah serta Jenderal Abbas Nilforoushan di Beirut.

Membunuh Terus Berlangsung

Saat ini, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sedang mengadakan pertemuan terbatas dengan sejumlah pejabatnya untuk membahas rencana pembalasan Israel atas serangan rudal Iran awal bulan ini.

Pertemuan tersebut, kata pejabat Israel seperti dilansir CNN, saat ini berlangsung di markas besar militer Israel di Tel Aviv. Pekerjaan Israel membunuh orang juga terus berlangsung di Gaza maupun di Lebanon.

Dalam 48 jam terakhir, tentara Israel membunuh sedikitnya 115 orang warga Palestina di Gaza dan warga Beirut di Lebanon. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada hari Selasa bahwa total 42.718 orang telah dibunuh dalam perang antara Israel dan militan Palestina.

Menurut kementerian tersebut, jumlah korban itu termasuk 115 kematian dalam 48 jam sebelumnya. Disebutkan pula 100.282 orang telah terluka di Jalur Gaza sejak perang dimulai ketika militan Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.

Israel juga meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah dalam beberapa hari terakhir, menggempur kantor-kantor lembaga keuangan di seluruh Lebanon yang diklaim IDF menyalurkan uang Iran ke kelompok teroris yang telah ditetapkan oleh Israel dan Amerika Serikat.

Satu serangan Israel pada Senin malam itu juga menghantam daerah dekat rumah sakit terbesar di ibu kota Lebanon, menewaskan sedikitnya 13 orang termasuk seorang anak dan melukai puluhan lainnya.

Seorang prajurit cadangan Israel juga mati dan tiga lainnya terluka, Selasa (22/10)2024) oleh serangan balasan roket Hizbullah di Israel utara saat puluhan proyektil ditembakkan dan infiltrasi pesawat tak berawak.

Hal itu membuat satu juta orang ke tempat perlindungan bom selama satu jam, sementara militer Israel terus melanjutkan operasinya untuk menghilangkan ancaman kelompok yang didukung Iran itu.

Hizbullah menembakkan sedikitnya 65 roket ke Israel pada hari Selasa itu termasuk ke Israel tengah pada pagi hari.

Prajurit yang mati itu, Sersan Kepala (purnawirawan) Saar Eliad Navarsky, 27, dari Resimen Artileri "Adirim" ke-7338, Batalyon ke-508, dari Tel Aviv. "Tiga tentara lain dari batalion artileri itu terluka parah dalam insiden yang sama," kata IDF dalam sebuah pernyataan.

Meski Israel terus menggempur besar-besaran di Gaza maupun di Lebanon, Direktur Pangkalan Sosial dan Budaya Hazrat-e-Baqiatollah, Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari dari Iran mengatakan, bahwa rezim kriminal Zionis Israel itu dianggap terlalu kecil untuk menyerang Republik Islam Iran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES